KHITTAH.CO, Jakarta– Islam Virtual jadi pembahasan pertama dalam kegiatan pengkajian Ramadan PP Muhammadiyah, di Kampus Universitas Muhammadiyah Prof Hamka, Ahad (27/5) malam.
Islam virtual bisa saja dipersepsi sebagai paham Islam baru, setelah sebelumnya ada Islam liberal, kemudian Islam Nusantara, Islam berkemajuan, selanjutnya Islam Nusantara berkemajuan. Namun, Islam virtual rupanya bukanlah sebagai paham baru.
Menurut Dr Irfan Abu Bakar, Direktur CSRC UIN Jakarta, Islam virtual adalah fenomena baru yang tak dapat dielakkan. Islam virtual ad Islam yang hidup di dunia digital/internet sekarang ini, yang melahirkan uztaz yang juga virtual, viral, tanpa mengutamakan lagi subtansi tapi sekadar trend.
Islam virtual adalah tantangan yang dapat memberikan dua kemungkinan citra bagi Islam, positif dan negatif. Negatif sebagaimana propaganda yang dilakukan ISIS, positif sebagaimana ia dimanfaatkan dalam mempromosikan Islam rahmat.
Selain Irfan, narasumber lain dalam bahasan Islam virtual ini adalah Prof Jamhari Ma’ruf dan Wahyudi Akmaliah.