KHITTAH.CO, BANTAENG – Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (LazisMu) Sulawesi Selatan menyalurkan bantuan untuk korban banjir bandang di Bantaeng. Pasca banjir bandang yang melanda daerah itu, sejumlah rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan. Bantuan disampaikan langsung Ketua Lazismu Sulsel Dr. Alimuddin M.Ag., Jumat, 19 Juni 2020.
LazisMu Sulsel menyalurkan bantuan dari para donatur berupa air mineral, sembako, mukenah, sarung, dan pakaian kepada korban terdampak bencana banjir bandang.
“Kami mengunjungi lokasi sekaligus melihat kondisi yang terjadi dilapangan, agar kami dapat mengambil langkah selanjutnya. Saat ini kami telah mengeluarkan surat instruksi kepada LazisMu se- Sulawesi Selatan untuk melakukan pengumpulan Donasi,” ungkap Alimuddin.
Saat ini Tim ‘One Muhammadiyah, One Response’ yang berpusat di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantaeng, Kompleks Masjid Raya, Jl. Raya Lanto, Kabupaten Bantaeng.
Ketua Lazismu Bantaeng Iwan Setiawan mengungkapkan bahwa pihaknya telah menampung korban banjir sejak hari pertama bencana banjir. “Nanti setelah air surut, seluruh korban telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Klinik Aisyiyah akan menjadi posko Layanan kesehatan kami selanjutnya,” sambungnya.
Iwan melanjutkan, tim akan terus bergerak memastikan ketahan pangan masyarakat. “Kami fokuskan pada masyarakat yang usaha kecilnya tidak beroperasi akibat banjir bandang ini,” kata Iwan yang juga merupakan penaggungjawab pos pelayanan.
Tim Posko Bencana Banjir Bandang Muhammadiyah Bantaeng juga akan mengerahkan 50 orang relawan untuk membersihkan puing-puing, dan lumpur yang masih berserakan di jalan yang membuat akses masyarakat terganggu. “Termasuk kami akan mengirimkan air bersih bagi warga yang masih membutuhkan, namun kesulitan akses,” tutupnya
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Dr. KH. Mustari Bosra, MA yang turut mendampingi tim Lazismu Sulsel ke lapangan, didaulat sebagai Khatib salat Jumat di Masjid Raya Bantaeng.
Dalam khutbahnya, Ketua BPH Poltekkes Muhammadiyah Makassar ini mengingatkan bahwa bahwa bencana memang ada yang bersifat siklus alam (qadarullah) dan ada yang berasal dari ulah campur tangan manusia.
“Untuk itu kita harus senantiasa merawat lingkungan ini, agar hal-hal yang tidak diinginlan dapat diantisipasi. Namun jika hal tersebut sampai kepada kita, maka kita harus kuat, sabar dan tawakal menhadapinya sebagai ujian dari Allah SWT,” ungkap dosen Universitas Negeri Makassar ini.