Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
LiterasiMuhammadiyah

Salat Id #DiRumahSaja? Tahukah Anda Sejarah Salat Id di Lapangan?

×

Salat Id #DiRumahSaja? Tahukah Anda Sejarah Salat Id di Lapangan?

Share this article
Zaman dahulu, salat Id di Lapangan

KHITTAH.co- Berbeda itu biasa saja kan? Sunnatullah tersebut juga terdapat dalam hal yang terkait peribadatan. Perbedaan yang paling mencolok biasanya diidentikkan pada Muhammadiyah dan yang bukan. Tapi ini hal yang biasa saja, ya kan?

Soal waktu puasa dan hari raya, Muhammadiyah sudah menentukan waktu yang pasti lebih duluan. Yang bukan, harus menunggu hasil pengamatan. Di sinilah perbedaan yang indah itu bermunculan. Tidak heran, masyarakat kita sudah terbiasa dengan dua kali salat Lebaran.

Tapi ternyata tidak hanya itu. Ada hal yang jadi pembeda antara Muhammadiyah dan yang bukan, yaitu terkait tempat pelaksanaan salat Lebaran.

Di tanah air, Muhammadiyah identik sebagai “pelopor” Salat Id di lapangan. Meski tidak ada bukti kuat bahwa Muhammadiyah sebagai pemula, namun sejak dahulu kala, identifikasi ini sudah melekat dan menjadi identitas Muhammadiyah yang mapan.

Muhammadiyah getol menyerukan salat Id di lapangan. Pertanyaannya, sejak kapan?

Bersumber dari laman alif.id, tidak ada keterangan apakah getolnya Muhammadiyah menganjurkan salat Id di lapangan sudah ada pada zaman Kiai Ahmad Dahlan.

Dokumen resmi Persyarikatan tentang berlebaran di lapangan baru ditemukan di zaman Kiai Ibrahim, ketua setelah Kiai Dahlan, meski ini tentu perlu pendalaman.

Masih berusmber dari alif.id yang mengutip Almanak Muhammadiyah 1394 H/1974 M berjudul ”Peristiwa-peristiwa Bersejarah dalam Muhammadiyah” yang ditulis oleh H. Surono W, disebutkan, Hasil Kongres ke- 15 Muhammadiyah pada 1926 di Yogyakarta, memutuskan secara resmi terkait pelaksanaan Salat Id di Lapangan.

Akan tetapi, menurut hasil analisisi tim alif.id, putusan kongres yang dihelat di Yogya itu dengan sumber lainnya, ada ketidaksinkronan.

Data pertama, yakni Kongres ke- 15 di Yogya, tidak sesuai dengan data kronologi peristiwa kongres-kongres Muhammadiyah yang disusun oleh Djarnawi Hadikusuma (1977) soal tempat pelaksanaan Kongres Persyarikatan.

Kalau catatan Surono menyebut kongres dihelat di Yogyakarta, kalau menurut Djarnawi Hadikusuma, kongres dihelat di Surabaya, Kota Pahlawan. Tapi, benar bahwa ada kongres ke-15 yang dihelat pada 1926 tersebut, sewaktu Kiai Ibrahim yang memimpin Persyarikatan.

Nah, meski terdapat ketidaksinkronan tersebut, tapi sudah jadi titik terang, bahwa sejak 1926-lah, Persyarikatan secara resmi memutuskan pelaksanaan Salat Id, di tanah lapang yang terbuka atau di lapangan.

Kalau di masa Covid-19 yang gawat seperti sekarang dianjurkan untuk tidak salat Id di lapangan, tunggu ya, akan kami bahasa selanjutnya sebagai ulasan!

 

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply