Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Muhammadiyah

Tema Milad 109 Muhammadiyah Bukan Sekadar Klausa, tapi Aksi Nyata

×

Tema Milad 109 Muhammadiyah Bukan Sekadar Klausa, tapi Aksi Nyata

Share this article

Milad 109 Tahun Muhammadiyah, Optimis Hadapi Covid-19: Menebar Nilai Utama

KHITTAH.co, Yogyakarta-  Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui surat edaran dengan nomor 1800/KEP/I.O/E/2021, memutuskan tema dan logo Milad 109 tahun Muhammadiyah, Selasa, 25 Oktober 2021 di Yogyakarta.

Tema milad kali ini yaitu “Optimis Hadapi Covid-19: Menebar Nilai Utama”. Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa “Optimis Hadapi Covid-19?” dan  “Apa maksud dari menebar nilai utama?”, serta “Apakah nilai utama yang dimaksud?”

Sejak pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang dihelat secara daring pada 4‒-5 September 2021 lalu, PP Muhammadiyah sudah mengangkat tema “Optimis Menghadapi Covid-19 Menuju Sukses Muktamar ke-48”.

Sejak itu, Muhammadiyah memang telah menggaungkan sikap optimis untuk menghadapi Pandemi Covid-19.

Di Tanwir tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menerangkan, narasi optimis dikedepankan agar anggota Muhammadiyah dan bangsa ini memiliki alam pikiran dan sikap yang baik dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, sikap optimistis juga perlu dihadirkan dalam menghadapai masalah-masalah kehidupan lainnya.

“Optimis ialah orang yang selalu berpengharapan atau berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. Orang yang memiliki pikiran tentang masa depan yang baik dan sudut pandang positif dalam melihat suatu perkara,” kata Haedar saat itu.

Dengan sikap optimistis itu pulalah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah berani memutuskan untuk menggelar Muktamar ke-48 Muhammadiyah pada 2022 mendatang, meski digelar hybrid.

Gerakan Vaksinasi

Optimistis Muhammadiyah menghadapi pandemi ini tidak hanya bahasa yang meneduhkan. Aksi nyata Muhammadiyah dapat terlihat dari gerak Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) yang masih berjibaku hingga kini.

Dengan tajuk “Vaksin Lintas Agama” atau “Vaksin untuk Semua”, hingga yang terbaru “Gerakan Vaksinasi Mentari”, sejumlah agenda vaksinasi dihelat sejak vaksin pertama kali mendarat di negeri ini.

Di Makassar misalnya, Pemkot Makassar melalui Dinas Kesehatan mengakui kiprah Muhammadiyah  yang giat menggelar dan meyosialisasikan vaksinasi, sehingga kota ini untuk vaksinasi dosis 1 telah mencapai 70,50 persen dan dosis 2 mencapai 50 persen.

Gencarnya gerakan vaksinasi oleh Muhammadiyah tidak hanya di Makassar, kota dan daerah lain pun demikian. Di Sulawesi Selatan, MCCC Gowa juga diakui sebagai garda terdepan dalam upaya vaksinasi untuk masyarakat, bahkan sampai ke daerah dataran tinggi.

Mentari TB-Recovery Plan

Tidak hanya itu, wujud nyata dari sikap optimis Muhammadiyah adalah upaya untuk penanganan kasus Tuberculosis (TB) di negeri ini.

Muhammadiyah melalui Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah bekerjasama dengan USAID kembali bertekad untuk menggiatkan pelaporan Tuberculosis (TB) di Indonesia dengan target peningkatan jumlah penemuan kasus TB.

Program TB-Recovery Plan resmi diluncurkan pada Selasa, 26 Oktober 2021. Program ini penting karena berdasarkan laporan WHO, dari 4,9 juta kasus TB di tahun 2020, angka yang terlaporkan menurun 1,4 juta kasus dari angka yang terlaporkan pada 2019.

Angka tersebut menurun 21% dari angka 6,3 juta kasus yang terlaporkan di tahun 2019. Sayangnya, Indonesialah negara yang mengalami penurunan pelaporan kasus terbesar, yakni mencapai 42%.

Karena itulah, Muhammadiyah membulatkan tekad untuk penanganan TB ini.  “Kita tau problem TB salah satu pendekatannya tidak bisa dilakukan oleh satu sektor saja. Oleh karena itu, Muhammadiyah menyambut baik apa yang dilakukan MPKU, Kementrian Kesehatan, dan USAID untuk menanggulanginya,” kata Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman , Selasa 26 Oktober 2021.

Rencananya, program Mentari TB-Recovery Plan ini akan dilaksanakan selama 1 tahun dimulai sejak September 2021.  Program ini akan dilaksanakan secara bertahap di 48 Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiah di 42 Kabupaten dan 9 Provinsi.

Targetnya, peningkatan penemuan kasus tuberculosis diharapkan dapat mencapai 4.714 kasus saat kegiatan ini berakhir.

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply