Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
MuhammadiyahTokoh

Pendiri IMM Yahya Muhaimin Wafat, Haedar Nashir Mengaku Kehilangan Guru

×

Pendiri IMM Yahya Muhaimin Wafat, Haedar Nashir Mengaku Kehilangan Guru

Share this article

KHITTAH.co, PURWOKERTO- Tokoh Muhammadiyah Prof. Yahya Muhaimin berpulang ke Rahmatullah, Rabu 9 Februari 2022, di Purwokerto.

Mendiknas pada Kabinet Persatuan Nasional ini diketahui merupakan salah satu pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Selain itu, Menteri era Presiden Gusdur ini juga merupakan anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Periode 2000–2005.

Allahuyarham yang pernah menjadi Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah ini mendirikan Univerisitas Peradaban, untuk memajukan pendidikan di kampungnya. Di kampus ini, Prof. Yahya sempat menjadi rektor.

Atas kepergian cendekiawan kelahiran Bumiayu, Brebes Jawa Tengah ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menyampaikan duka cinta yang mendalam.

Haedar menyebut allahuyarham sebagai guru dan tokoh Muhammadiyah yang rendah hati. Ia juga mengenang allahuyarham sebagai sosok yang mudah bergaul dan ramah menyapa kepada kader muda Muhammadiyah yang ia jumpai.

Ketum PP Muhammadiyah juga mengungkapkan, Prof Yahya sebagai tokoh yang amat kritis dan sangat tangguh. Haedar mengenang, ketika buku dari disertasinya mengusik orang di sekitar Istana yang berusaha menggugatnya, Prof Yahya menempuh jalan yang dianggapnya baik tanpa konfrontasi.

“Beliau sosok intelektual teladan yang menunjukkan kata sejalan tindakan. Meski kritis,  tetap rendah hati, dan tidak tampak aura arogansi dengan kemampuannya yang mumpuni,” ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Yahya Muhaimin merupakan dosen Universitas Gadjah Mada yang dikenal sebagai pemikir dan ahli kajian ekonomi politik Indonesia. Haedar menyebut allahuyarham sangat peduli terkait studi Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

“Ketika saya studi S2 dan S3 di UGM, Beliau banyak memberikan perhatian dan dukungan, disertai pesan-pesan kearifannya yang elegan dan tanpa terkesan menggurui,” kenang Haedar.

Ia melanjutkan, Prof. Yahya beberapa kali berpesan dengan mengutip pernyataan Pak AR Fakhruddin yang berbunyi “Mengurus Muhammadiyah ojo kenceng-kenceng”. Maksudnya, mengelola urusan Muhammadiyah jangan bertegangan-tinggi, moderat saja (rls/ Fikar).

 

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply