Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Dua Mahasiswa UM Palopo Teliti Gaya Hidup Tanpa Rokok dengan Pertumbuhan Anak Usia Dini

×

Dua Mahasiswa UM Palopo Teliti Gaya Hidup Tanpa Rokok dengan Pertumbuhan Anak Usia Dini

Share this article

KHITTAH.CO, ENREKANG – Universitas Muhammadiyah Palopo menempatkan tiga kelompok dalam memenangkan riset keilmuan LPDP tahun 2022. Kelompok riset salah satunya fokus pada Analisis Multidisiplin (Agama, Regulasi, Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi) terhadap Lifestyle Without Tobacco di Desa Bone-bone, Kabupaten Enrekang, Sabtu, 5 Maret 2022.

Data Bappenas menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dikalangan anak dan remaja pada tahun 2013 sekitar 2,9 juta anak (7,2%), meningkat pada tahun 2020 menjadi 9,99%. Target capaian penurunan prevalensi perokok secara nasional sebesar 5,4% tidak terpenuhi, dan merupakan kendala untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam penelitian tersebut dijelaskan pula kaitan antara rokok dengan tumbuh kembang anak usia dini. Penelitian dilakukan oleh dua Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru PAUD, ialah
Dewi Sartika dan Fanny Auliyah Hasyim yang tergabung dalam Tim Riset Desa Universitas Muhammadiyah Palopo.

Dewi Sartika meneliti tentang “Hubungan Lifestyle Without Tobacco Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini”. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa desa yang menerapkan Lifestyle Without Tobacco memiliki peluang 56 kali terhadap perkembangan anak usia dini.

Fanny Auliyah Hasim juga melakukan riset dengan judul “Hubungan Perilaku Lifestyle Without Tobacco Dengan Pertumbuhan Anak Usia Dini”. Ia menemukan bahwa daerah yang menerapkan Lifestyle Without Tobacco, dan orang tua yang tidak merokok memiliki peluang 67,7 kali terhadap pertumbuhan anak lebih baik.

Kedua penelitian tersebut telah berhasil dipublikasikan pada jurnal nasional bereputasi “Obsesi” yang terindeks Sinta 2. Penelitian ini membandingkan desa Bone-Bone yang telah berhasil menerapkan Peraturan Desa tentang Kawasan tanpa Asap Rokok dengan desa lain yang belum menerapkan KTR sebagai desa kontrol.

Kedua peneliti tersebut, Fanny dan Dewi mengemukakan bahwa sampel penelitian diambil secara purposif pada desa Bone-Bone dan desa kontrol. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa Kuesioner Merokok dan Kuesioner Tumbuhkembang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, Pembimbing riset Andi Sitti Umrah menyatakan bahwa ada lima mahasiswa yang tergabung dalam riset ini, dan sementara proses publish di jurnal nasional terakreditasi. Mereka dibimbing secara intens setiap hari (8 jam sehari) selama 2 bulan lamanya untuk menyusun proposal, dan melakukan riset pada lokus yang diteliti.

“Riset payungnya yang dilaksanakan dosen akan berjalan selama 1 tahun sesuai dengan jadwal dari LPDP, tetapi mahasiswa dapat mempublish temuan penelitiannya pada jurnal nasional bereputasi, sehingga dapat diequivalensi dengan skripsi, mahasiswa harus cepat selesai,” jelas Umrah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ditemukan adanya hubungan antara perilaku kawasan bebas tanpa asap rokok dengan pertumbuhan-perkembangan anak usia dini.

“Desa Bone-bone dapat direkomendasikan kepada Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai desa percontohan kawasan bebas tanpa asap rokok, dan layak bagi anak usia dini,” demikian rekomendasi Dewi dan Fanny dalam penelitiannya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply