Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Sunah Pergi-Pulang Salat Id, Lewati Jalan yang Berbeda

×

Sunah Pergi-Pulang Salat Id, Lewati Jalan yang Berbeda

Share this article

KHITTAH.co- Ternyata Rasulullah memberikan tuntunan kepada kita, umatnya, terkait amalan-amalan di Hari Raya Idulfitri.

Hal yang mungkin kita sudah jamak ketahui adalah sunah untuk makan terlebih dahulu, sebelum berangkat ke tempat Salat Idulfitri.

Ini berdasarkan hadis riwayat Buraidah yang berbunyi: “Dari Buraidah berkata: “Nabi saw tidak berangkat pagi pada hari raya idul fitri kecuali makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari idul adha kecuali setelah pulang, kemudian makan hasil penyembelihannnya.” (HR. Ahmad).

Selain itu, kita juga disunahkan menggunakan pakaian terbaik. Inilah yang membuat kita berupaya membeli baju baru untuk digunakan di Hari Raya.

Tapi, ada hal lain yang semestinya kita juga lakukan. Amalan itu yakni seusai Salat Id, kita disunahkan untuk melalui jalan yang berbeda dengan jalan saat berangkat ke tempat salat.

Mengapa demikian? Begini alasannya. Dengan mengambil jalan yang berbeda, lebih besar potensi untuk bertemu dengan orang yang berbeda.

Kepada orang-orang berbeda yang kita temui itu, kita dapat saling sapa, saling memberi maaf, menebar senyum-bahagia, dan bersilaturahim. Hal ini penting untuk menguatkan ukhuwah kita.

Hari Lebaran memang merupakan momentum untuk saling maaf dan menguatkan silaturahim. Karena itu, bahkan perempuan yang sedang haid pun diijinkan untuk pergi ke lapangan, tempat pelaksanaan Salat Id.

Sunah melalui jalan yang berbeda ini berdasarkan hadis:

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Bahwa Nabi saw, apabila keluar untuk salat dua hari raya, maka beliau pulang melewati jalan yang berbeda dari jalan sebelumnya.” (HR. Hakim).

Dalam kitab Fathul Bari (2:473), Ibnu Hajar memberikan rangkuman pendapat sejumlah ulama terkait hikmah memilih jalan yang berbeda saat pergi dan pulang Salat Id ini.

Akan tetapi, perlu digarisbawahi, bahwa Ibnu Hajar mengungkapkan, sebagian dari pendapat Ulama tersebut ada yang mendekati kebenaran dan kebanyakan pula hanyalah ucapan kosong belaka.

Hikmah lain tersebut, di antaranya:

  1. Untuk menampakkan syiar Islam dengan menyemarakkan dzikrullah (bertakbir) di kedua jalan itu.
  2. Jalan yang beliau lalui ketika berangkat itu lebih jauh dari pada jalan ketika pulang. Maka beliau ingin memperbanyak pahala ketika berangkat dengan memperbanyak langkah. Sementara ketika pulang, beliau percepat agar segera sampai rumah. Ini adalah pendapat ar-Rafi’i asy-Sayfi’i. Namun pendapat ini dinilai lemah, karena pahala langkah kaki juga dihitung ketika pulang.
  3. Dalam rangka menimbulkan rasa marah dari orang munafik atau orang Yahudi. Ada juga yang mengatakan, beliau ingin menakut-nakuti orang munafik dan Yahudi, karena banyaknya orang yang bersama beliau. Ini yang dikuatkan Ibnu Batthal.
  4. Untuk mengunjugi kerabat beliau dan menyambung silaturahmi dengan keluarga.

Wallahu a’lam bishshawwab…



KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply