KHITTAH.CO, MAKASSAR – Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse melepas sekaligus menjadi imam salat jenazah almarhumah Sitti Rabihah Siddik.
Diketahui, Ibu Rabihah merupakan istri almarhum KH Djamaluddin Amien. Pelepasan jenazah digelar di Masjid Subulussalam Al Khoory Unismuh Makassar, Senin, 13 Juni 2022.
Usai disalatkan, almarhumah dibawa ke Bantaeng untuk dimakamkan. Dalam rombongan pengantar jenazah tampak Wakil Rektor I Dr Abd Rakhim Nanda, keluarga almarhumah, serta sejumlah dosen dan staf Unismuh Makassar.
Rektor Unismuh dalam acara pelepasan mengatakan almarhumah adalah sosok perempuan yang baik, terlihat dari penampakan wajah almarhumah yang menyerupai orang tidur.
“Almarhumah Sitti Rabihah telah dipanggil oleh Allah Swt dengan tenang dan damai. Almarhumah adalah orang baik, semoga husnul khotimah. Dan juga almarhumah ini adalah sosok perempuan yang ramah dan lemah lembut,” ujar Prof Ambo Asse, yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel.
Dalam kesempatan itu pula, Ambo Asse memohon kepada jamaah yang ikut salat jenazah, jika Almarhum memiliki kesalahan, mohon dimaafkan.
Sebelum pelepasan oleh Prof Ambo Asse, Mantan Ketua PWM Sulsel Dr KH Muh Alwi Uddin memberikan tausiyah bahwa ketika ada orang meninggal, harus banyak mengucapkan kalimat tahlil dan tauhid.
“Dan bagi keluarga yang ditinggalkan, harus selalu bersabar sebagai bekal dan sebaik-baik bekal adalah bertaqwa kepada Allah SWT,” ungkap Alwi Uddin.
Ia menambahkan, Sitti Rabihah merupakan perempuan yang ramah dan lemah lembut. Sifat almarhumah, lanjut Alwi Uddin, telah diwariskan kepada kedua putranya, yakni Ahmad Harakan (Sekjur Prodi Ilmu Pemerintahan Unismuh) dan Mu’tashim (Dosen Ma’had Al Birr Unissmuh).
Kiai Alwi Uddin juga menitipkan empat pesan kepada keluarga almarhumah. Pertama, selalu mendoakan almarhumah. Kedua, menunaikan janji almarhumah yang belum dilaksanakan sewaktu masih hidup.
Ketiga, lanjut Alwi, membayarkan utangnya jika ada, dan keempat menyambung silaturahim kepada sahabat almarhumah.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales, Haidir Fitra Siagian mengenang Ibu Rabihah sebagai sosok ibunda ‘Aisyiyah yang baik.
“Beliau adalah salah satu Ibunda ‘Aisyiyah yang begitu peduli dengan agenda-agenda Persyarikatan termasuk angkatan muda Muhammadiyah. Setiap ada kegiatan, Beliau selalu membawa kue,” ungkap Dia.
Ia juga mengenang, Ibu Rabihah selalu mengetahui jika Haidir yang menelpon rumah Beliau untuk berbicara dengan Allahuyarham Kiai Djamaluddin Amien.
“Setiap saya menelpon pag-pagi ke rumah Beliau, kalau ada yang harus dikonsultasikan sebagai Ketua PWM, Ibu Rabihah yang angkat telpon, itu langsung bertanya, Mauki bicara dengan Pak Kiai, Fitra?” kenang Dia.
(Rls)