KHITTAH.CO, Selayar- Institut Sains dan Bisnis Muhammadiyah (ITSBM) Selayar menggelar Bincang Seni, Budaya, Pariwisata dan Olahraga, Rabu, 28 September 2022, di Rayhan Resto & Café, Selayar.
Diskusi yang dihelat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) termuda di Sulsel ini sebagai upaya untuk memperkenalkan keberadaan kampus ITSBM kepada masyarakat.
Selain itu, ungkap Rektor ITSBM Selayar, Akbar Silo, forum ini juga merupakan upaya terjalinnya kerjasama kampus dengan berbagai pihak yang hadir, seperti, instansi pemerintah juga komunitas pegiat seni dan budaya.
Ia berharap, forum ini dapat menodorong para stakeholder untuk berinovasi sehingga memajukan kesenian, budaya, pariwisata, dan olahraga Selayar.
“Apakah sudah ada yang berinovasi, budaya masyarakat lokal seperti cangke’ atau budaya lainnya untuk dikembangkan dalam bentuk digital seperti game?” gugah Akbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Selayar, Hizbullah Kamaruddin memaparkan program strategis dan rencana pembangunan daerah, yaitu kawasan bandar maritim, kawasan industri perikanan terpadu, dan kawasan pusat distribusi logistik.
Hizbullah mengungkapkan, Selayar memiliki potensi wisata yang besar. Sayangnya, untuk potensi tersebut, masih banyak terkendala terkait transportasi dan daana pengembangan daerah (investor).
Ungkap dia, saat ini, sudah ada aplikasi yang telah dikembangkan di bawah dinas pariwisata dan telah tersedia di playstore.
Sementara itu, Kepala Dinas PMPTSPTK Selayar, Muh Arsyad mengungkapkan, seni, budaya, dan olahraga yang ditopang oleh teknologi digunakan menjadi dasar dari pengembangan pariwisata Kabupaten Selayar.
Untuk pengembangan tersebut dibutuhkan aksesibilitas, atraksi dan abilitas. Untuk itu, kata dia, pengembangan yang dilakukan dimulai dari transportasi.
“Kemudian seni, budaya, olahraga, dan wisata yang ditonjolkan dengan berbagai promosi, serta ditunjang dengan berbagai fasilitas yang memadai, seperti ketersedian hotel dan fasilitas kesehatan” ujar Arsyad.
Ia menambahkan, pengembangan pariwisata ini bisa diawali dengan pembentukan komunitas berbasis masyarakat yang menonjolkan kearifan lokal.
“Dimana, penduduk lokal yang dijadikan sasaran utama untuk menjadi pelaku utama pariwisata, seperti menjadi guide atau yang memiliki homestay dan sejenisnya. Komunitas inilah yang mewadahi para pelaku utama untuk bisa terus berkembang,” kata Arsyad.
Hanya saja, kata dia, untuk pariwisata, biasanya ada tantangan terkait religisiutas masyarakat. “Masyarakat yang religius biasanya bertentangan dengan wisata, dimana ketika sasarannya wisatawan asing yang memakai baju terbuka,” kata dia.
Menanggapai hal itu, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Selayar, Arfang Arief mengatakan, Muhammadiyah tidak mempermasalahkan pengembangan konsep wisata, seni, budaya, olahraga, asal tidak bertentangan dengan syariat.
Terlebih, dalam Muhammadiyah, seni, budaya, dan pariwisata merupakan aspek muamalah yang didukung oleh Persyarikatan.
“Sekarang, intinya bagaiamana cara kita meramu nilai-nilai yang ada di masyarakat dengan mengaitkan potensi wisata alam yang ada, dengan konsep wisata halal,” ujar Arfan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Selayar, Abdullah, mengungkapkan, selain sebagai upaya untuk memperkenalkan ITSBM Selayar yang masih baru, forum ini juga diadakan sebagai ajang memeriahkan penyambutan Muktamar 48.
Ia mengatakan, syiar Muktamar yang semopat tertunda dua setengah tahun ini juga harus terasa semaraknya di Selayar yang terbilang jauh dari pusat.
“Kami, Muhammadiyah Selayar juga menyambut gembira Muktamar. Ini juga merupakan satu pesan yang ingin disampaikan dalam forum ini. Kami pastikan, dengan adanya ITBSM ini, Muhammadiyah akan lebih menggeliat, mecerahkan Selayar,” tutup Abdullah.