Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Siswi Kelas 4 Al-Kautsar Kerja Proyek Maket Bentang Alam Dataran Tinggi

×

Siswi Kelas 4 Al-Kautsar Kerja Proyek Maket Bentang Alam Dataran Tinggi

Share this article

KHITTAH.CO, SURABAYA —  Siswi kelas 4 Al-Kautsar membuat proyek maket bentang alam dataran tinggi pada Jum’at, 21 Oktober 2022, di sekolah.

Wali kelas, Laili Nur Aliyah mengatakan bahwa kegiatan ini dimulai dari membentuk kelompok dan menyiapkan alat dan bahan.

“Peserta didik dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari empat sampai  lima orang. Adapun alat dan bahan, yaitu, koran atau kertas bekas, lem kayu, cat air, papan triplek, kuas, batu kerikil, dan baskom,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia mengungkapkan proses pembuatan. “Kertas atau koran disobek-sobek kecil dan direndam beberapa saat sampai larut. Selanjutnya, diremas hingga kering. Tambahkam lem kayu, sehingga bercampur dengan kertas yang sudah hancur,” ungkap Laili.

Kemudian, ustadzah itu menyampaikan proses perekatan untuk tahap berikutnya. “Ambil kertas yang bercampur dengan lem. Kemudian, rekatkan di atas papan triplek. Bentul sesuai bentang alam yang diinginkan,” kata dia.

Ia menambahkan, untuk memperoleh keindahan, karya itu dihiasi dengan batu kerikil dan diwarnai dengan cat air.

Dalam kegiatan itu, Alifia Putri Fauzi, selaku peserta didik mengaku terkesan. “Pembuatannya itu ada rasa susah dan senang. Susah saat mencampur bubur kertas dengan lem. Senang saat mewarnai,” kata Alifia bersimpul senyum.

Ia menambahkan bahwa harus menunggu lama untuk proses pengeringan. ”Warna supaya pas dan sesuai harus menunggu, agar bentang alam yang diinginkan dapat diperoleh,” pungkasnya.

Atas proses itu, Alifia mengucapkan rasa syukur karena hasil yang diperoleh sangat memuaskan.

Dengan demikian, Wali kelas Al-Kautsar, Ustadzah Laili Nur Aliyah ini mengatakan bangga dan senang. “Anak-anak menyelesaikan tugas dengan baik. Alhamdulillah, hasil baik-baik semua. Anak-anak juga dapat mempresentasikan dengan baik,” ujar ustadzah.

Terpisah disampaikan, ia mengatakan bahwa proyek itu membutuhkan kerja sama yang baik antar kelompok. “Mulai dari proses pembuatan sampai tahap mempresentasikan karya. Kendala dan suka duka dirasakan bersama,” tutup Laili.

(Dzanur Roin)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply