Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Muktamar 48, dari Gowes ke Solo hingga Lari Dini Hari

×

Muktamar 48, dari Gowes ke Solo hingga Lari Dini Hari

Share this article
Rombongan Gowes PWM Kalimantan Tengah yang akan bersepada menuju Surakarta (foto: Tim Media Muktamar 48)

KHITTAH.CO, Palangkaraya- Jelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Tengah akan menggelar kegiatan Gowes To Muktamar dari Palangkaraya menuju Surakarta.

Ajang tersebut akan dibuka secara resmi oleh Ketua PWM Kalimantan Tengah pada Senin 7 November 2022, di Gedung Pusat Dakwah Palangka Raya.

Panitia Gebyar Muktamar Kalteng telah membuka pendaftaran bagi yang ingin ikut bergabung dalam 1 regu pesepeda. Pendaftaran ditutup pada 4 November 2022 mendatang.

Ketua Panitia Gebyar Muktamar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah Daryana mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu syiar menyemarakkan Muktamar ke-48 Muhammadiyah Aisyiyah, khususnya bagi warga Kalimantan Tengah.

Kata dia, rencananya perjalanan akan ditempuh selama sembilan hari. Ini bergantung pada kondisi cuaca selama perjalanan. Biaya akomodasi makan, tiket penyeberangan, dan biaya asuransi selama perjalanan ditanggung panitia.

” Kami buka pendaftaran bagi yang berminat ikut serta dan bergabung dalam 1 regu dengan mengisi form pendaftaran yang telah kami sebar di medsos, grup-grup Whatsapp juga ke PDM/PCM di daerah daerah Kalteng, yang penting syarat utamanya adalah punya sepeda sendiri jenis apa saja, fisik yang sehat. Alhamdulillah sampai hari ini ada 4 orang yang sudah mendaftar, dari Kapuas dan Palangka Raya” ungkap Daryana.

Daryana juga menyampaikan kepada PDM-PDM di wilayah Kalteng yang dilewati rute pesepeda yaitu PDM Pulang Pisau dan PDM Kapuas untuk dapat menyambut peserta dan kalo bisa juga mengawal sampai ke perbatasan kabupaten berikutnya, biar lebih semarak.

“InsyaAllah mereka siap menyambut dan mendukung kegiatan ini untuk syiar muhammadiyah khususnya Kalimantan Tengah” ujar Daryana yang juga pernah menjadi ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Tengah.

Sementara itu Ali Imron, salah satu peserta dari Kapuas mengatakan niatan bersepeda ini untuk menyemarakkan Muktamar dengan hadir di Solo sebagai penggembira.

” Insya Allah, kami bersama temen teman gowes Kalteng akan menempuh perjalanan selama 9 hari, mudah-mudahan ndak ada halangan di jalan, kami akan singgah di Masjid-masjid Muhammadiyah di rute yang kami lewati untuk sekedar istirahat sejenak dan menjalankan sholat lima waktu” kata Imron.

Imron melanjutkan, pihaknya akan start awal akan dimulai dari Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Palangka Raya menuju Kabupaten Pulang Pisau, Kuala Kapuas, Kota Banjarmasin.

Selanjutnya, rombongan akan melalui pelabuhan Trisakti Banjarmasin menyebrang dengan Kapal laut menuju pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selama satu malam. Perjalanan dilanjutkan ke Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Sragen, dan finish di Kota Surakarta sebelum kegiatan Muktamar.

Muktamar Run

Lain halnya dengan yang dilakukan oleh Komunitas Sragen Runners (Sragen Runner). Dalam rangka menyemarakkan syiar Muktamar 48 dan mengayubagyo, komunitas para pelari ini menggelar MuktamaRun.

Kegiatan MuktamaRun ini akan dilakukan pada Ahad dini hari, 6 November 2022 dengan menempuh jarak 48 kilometer.

Founder agenda ini, Muhammad Amir Anshori mengatakan, MuktamaRun akan berlangsung selama 4,5 jam mulai pukul 02.00 hingga pukul 06.30 WIB.

Tempat start akan berada di Masjid Al Falah Sragen kemudian akan mengarah ke Kebakkramat – Palur – Jurug – Perempatan Tiong Ting – Perempatan Panggung – Stasiun Balapan – Pasar Nongko – Stadion Manahan – Fajar Indah – De Tjolomadoe, dan berakhir di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

“Kami akan melewati tiga simpul Muktamar ke 48, yaitu Stadion Manahan, De Tjolomadoe, dan Edutorium,” kata Amir.

Amir mengatakan, mengingat MuktamaRun ini adalah agenda syiar Muktamar ke48, maka peserta MuktamaRun juga akan diikuti 48 pelari anggota Sragen Runners.

“Mulai dari yang paling mudah atau paling kecil ada pelari anak yang masih kelas 6 SD, paling tua ada yang berusia 61 tahun. Bahkan ada pula pelari yang non muslim. Pelari putri ada 1 orang,” tutup Amir

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply