KHITTAH.CO, Enrekang- Pesantren Darul Arqam Enrekang menutup tahun 2022 dengan menggelar Pelatihan Kader Taruna Melati 1 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PKTM 1) IPM.
PKTM 1 ini dihelat pada 29 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023 di Kompleks Pesantren DAM Cece. Kegiatan ini dipandu oleh fasilitator dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.
Ketua Panitia, Izzatul melaporkan, jumlah peserta PKTM 1 untuk putra 63 orang, putri 48 orang, sehingga jumlah peserta adalah 111 orang.
“Semuanya merupakan santri baru Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Cece tahun pelajaran 2022/2023,” ungkap Izzatul.
Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Daerah (PD) IPM Enrekang, Ahmad Makruf mengatakan PKTM 1 ini merupakan kegiatan pengaderan yang sifatnya wajib dilaksanakan oleh semua sekolah Muhammadiyah.
Karena itu, pihaknya selalu siap meramu pengaderan dan menyediakan wadah sebagai tempat ekplorasi dan ekspresi diri para lepasan TM 1 di Enrekang.
Sementara itu, Ketua PDM Enrekang sekaligus Mudir Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Cece, Kamaruddin Sita mengajak seluruh santri untuk selalu bersyukur kepada Allah.
Terlebih, karena Pesantren Darul Arqam Cece baru saja mengikuti Perkemahan Tahfidz dan Bahasa se-Pondok Pesantren Muhammadiyah Sulawesi Selatan di Bantaeng, yang hasilnya sangat memuaskan.
“Alhamdulillah Pesantren DAM Cece berhasil memperoleh 13 Medali. Ini suatu kebanggaan bagi kita karena kita bisa bersaing dengan pesantren Muhammadiyah lainnya yang lebih dahulu berdiri,” ungkap Kamaruddin.
Kesyukuran yang kedua, lanjut dia, karena pada Kemah Tahfidz dan Bahasa VI yang dihelat tahun depan, Kabupaten Enrekang ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksana.
“Kita juga patut bersyukur, karena pada bulan Maret tahun 2023 ini, Enrekang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Oleh karena itu nantinya semua Santri akan dilibatkan untuk membantu susksesnya acara Musywil di Enrekang,” ujar dia.
Dalam pengaderan ini, Pimpinan Wilayah (PW) IPM Sul-sel sekaligus Alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Unismuh Makassar, Safar, bertugas sebagai Master Of Training.
Ia menyampaikan harapannya, pelaksanaan PKTM 1 yang dilaksanakan di Pesantren DAM Cece ini dapat menjadi pengaderan percontohan, khususnya di Enrekang.
Safar menekankan, seluruh tim fasilitator yang bertugas berupaya untuk mencetak kader pelajar militan yang berkarakter qur’ani.
“Sebab seluruh peserta adalah santri pesantren DAM Cece yang sudah terbentuk kedisiplinannya sejak awal. Tinggal bagaimana kita melatih mereka untuk bisa tampil percaya diri apalagi kita sudah berada pada era kompetitif seperti sekarang ini,” kata dia.
Karena itu, pihaknya melakukan deteksi potensi dan memetakannya sesuai dengan keahliannya masing-masing untuk dapat dikembangkan oleh pimpinan daerah dan pimpinan cabang IPM.
Fasilitator telah memberikan pemahaman kepada peserta terkait waktu yang relatif singkat tetapi sangat bermakna, sehingga peserta diharapkan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
“Jadi, memang, dari awal pertemuan disampaikan bahwa lima hari pengaderan ini akan menentukan hidup mereka untuk ke depannya,” ujar Safar.
Peran yang angat penting juga telah disadari oleh fasilitator dan pendamping. “Kami harus memberikan contoh kepada peserta sebagaimana mestinya seorang kader,” kata dia.
“Dalam pengaderan ini, tidak lagi memakai sistem kekerasan untuk mendisiplinkan tetapi dengan cara welas kasih atau dedikasi yang baik,” tutup Safar.