KHITTAH.CO, Makassar- Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan menggelar temu alumni dan bakti sosial.
Kegiatan tersebut dihelat dengan tujuan menyemarakkan perhelatan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah 40 Sulawesi Selatan di Enrekang.
Ashabul Kahfi selaku Ketua IKA IPM Sulsel mengungkapkan pemberian sembako dan pemeriksaan kesehatan menjadi agenda prioritas kegiatan.
“Ini dimaksudkan sebagai salah satu aksi nyata alumni IPM terhadap masyarakat Enrekang yang menjadi tuan rumah Musywil. Kita sebagai tamu harus berkontribusi untuk masyarakat di sana,” kata Kahfi.
Dalam wawancaranya, Ketua Komisi VIII DPR RI ini mengatakan bahwa IPM selalu memberikan kontribusi terbaik untuk persyarikatan.
“Peran alumni IPM Sulsel di semua tingkat kepemimpinan dalam struktur Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah merupakan satu potensi besar untuk senantiasa menggerakkan dan memajukan persyarikatan Muhammadiyah,” ujar dia.
Sementara itu, M. Ramli Haba selaku Sekretaris IKA IPM Sulsel menuturkan bahwa aksi sosial selalu terapresiasi warga persyarikatan.
“Kegiatan bersama yang berdampak kebaikan seperti ini harus terus dilaksanakan, bukan karena momentum, tapi karena memang harus. Masyarakat harus turut menikmati. Ketika kita meninggalkan daerah itu, ada hal yang mereka bisa rasakan dan ceritakan,” ucap Ramli.
Lebih lanjut, ia mengharapkan peserta Musywil dapat mempertimbangkan kader potensial alumni IPM Sulsel.
“Mereka harus diperhitungkan dalam pemilihan Musywil yang akan digelar awal Maret itu. Kita pasti bisa melihat aksi nyata yang telah meraka berikan kepada persyarikatan. Apalagi mereka terus berkembang dari ranting hingga ke wilayah,” jelas Ramli.
Pada kesempatan itu, Chaeruddin Hakim selaku Ketua Bidang Program dan Kader IKA IPM Sulsel mengucapakan bahwa Baksos merupakan upaya menerjemahkan perintah nabi.
“Ini dilakukan untuk saling meringankan dan saling menggembirakan masyarakat. Saya teringat kegiatan baksos dan temu alumni sebelumnya. Waktu itu di Bantaeng cukup meriah, Alhamdulillah sukses,” ucap Chaeruddin.
Ia menuturkan bahwa Baksos menjadi wadah bernostalgia kader IPM.
“Ini kerja-kerja di IPM dulu. Di kepanatiaan selalu kami menegaskan bahwa tidak ada yang lelah letih sendiri, harus merasakan suka duka bersama. Itu yang disebut sebagai kolektif kolegial, kunci persyarikatan kita,” tutup Chaeruddin.
(Rls/Adim)