KHITTAH.CO, Makassar- Untuk mengembangkan syiar Persyarikatan dan spirit Islam Berkemajuan, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menggelar Pelatihan Kontributor Media Persyarikatan.
Pelatihan ini resmi dibuka pada Jumat, 20 Januari 2023 di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Univesitas Muhammadiyah Sidenreng (UMS) Rappang.
Rektor UMS Rappang, Jamaluddin Ahmad yang membuka acara mengatakan, kampus yang ia pimpin memang menyadari era digitalisasi sebagai keniscayaan.
Ini terbukti dengan visi UMS Rappang yang menjunjung digital enterpreneurship sebagai basis kampusnya.
Karena itulah, kata dia, pihaknya dengan senang hati menerima penunjukkan sebagai tuan rumah pelatihan kontributor media Persyarikatan ini. Bahkan, ia mengaku meminta khusus agar mahasiswa UMS diberi kuota kepesertaan lebih banyak.
“Mahasiswa kami ini hampir semuanya menggunakan media, termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Mereka juga meng-upload berita kegiatan mereka. Sementara, di media itu, apalagi di medsos, kan tidak ada editornya. Jangan sampai mereka, karena tidak tahu etika jurnalistik, undang-undang penyiaran, ITE, mereka meng-upload yang tidak sesuai,” ungkap dia.
Ia berharap, pelatihan ini dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa mereka sehingga dapat lebih bijak dan sesuai etika dalam bermedia sosial.
Jamal juga mengisahkan, tahun kemarin, UMS Rappang mencoba tidak mencetak spanduk untuk sosialisasi penerimaan mahasiswa baru. Ini karena pihaknya memassifkan media sosial.
“Saya bilang, saya mau lihat, apa ada hubungan signifikan antara spanduk yang dicetak dengan jumlah pendaftar. Ternyata, tidak ada spanduk dicetak, jumlah pendaftar meningkat terus. Tapi saya tegaskan kita pakai lima media, Youtube, Facebook, Twitter, Instagram, dan Tiktok,” ungkap dia.
“Saya katakan, silakan rekrut mahasiswa, gaji dia di situ, belikan data, kerjaan dia setiap hari hanya mem-back up media sosial. Jadi, nanti, Bapak-Ibu kalau membuka Tiktok, banyak anak UMS di situ. Apalagi Tiktok kami manfaatkan sebagai media pembelajaran,” kata Jamal.
Ia menambahkan, tidak ada lagi mahasiswa semester lima sampai tujuh UMS Rappang yang kuliah di dalam kampus. Ini karena kampusnya menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MB-KM).
“Mereka keluar, magang, keluar kampus berwirausaha. Mereka tinggal menjelaskan pokok bahasan materi pelajarannya melalui Tiktok. Inilah yang dikirim ke dosennya dan dinilai oleh dosennya. Itu model MBKM,” kata dia.
Diketahui, salah satu kampus percontohan lingkup LLDIKTI Wilayah XI Sultan Batara adalah Universitas Muhammadiyah Sidenreng (UMS) Rappang. “Tidak ada lagi, kuliah tatap muka. Ternyata, alhamdulillah efektif sekali,” kata Rektor.
Efektivitas penerapan MBKM ini terlihat pada acara pembukaan pelatihan kontributor ini. Seluruh panganan yang dikonsumsi oleh hadirin adalah produksi mahasiswa Program Studi Seni Kuliner UMS Rappang.