Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kasman Singodimedjo Bicara Soal Pancasila dan Islam

×

Kasman Singodimedjo Bicara Soal Pancasila dan Islam

Share this article
Kasman Singodimedjo (sumber foto: muhammadiyah.or.id)

KHITTAH.CO, Kasman Singodimedjo disebut-sebut sebagai orang yang membujuk Ki Bagus Hadikusumo agar sudi menerima penghapusan tujuh kata pada sila pertama Pancasila.

Berkat Kasmanlah, Pancasila sila berbunyi seperti kini, “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”. Kesannya pun menjadi sangat filosofis.

Kali ini, Khittah akan mengulas tentang pemikiran Kasman terkait Pancasila. Dedengkot Muhammadiyah itu sempat mengulas perspektifnya dalam buku “Renungan dari Tahanan”.

Kasman dengan tegas mengatakan bahwa lima sila yang jadi dasar negara itu terdapat dalam ajaran Islam.

Karena itu, kata dia, umat Islam sudah seharusnya menyetujui Pancasila sebagai falsafah negara.

“Oleh karena itu, tidaklah mungkin lain melainkan umat Islam dapat/harus menyetujui kelima-lima sila termaksud yang sebagai kesatuan kini menjadi filsafah Negara Republik Indonesia, sebagai landasan bersama bagi masing-masing warga Indonesia jang berbinneka tapi tunggal ika itu”.

Meski demikian, Kasman tidak menampik anggapan umat bahwa Islam lebih sempurna dari Pancasila.Ia menegaskan bahwa keyakinan itu memang sudah seharusnya, tidak boleh disalahkan oleh siapa pun.

“Baru salah, apabila Umat Islam menganggap Pancasila itu berlebih-lebihan daripada Islam, karena Islam justru didekritkan oleh Allah sebagai satu-satunya agama yang diridai oleh Allah (Quran Al-Imran 19).

Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) ini menegaskan, segala hal yang dianggap melebihi dari ketentuan Allah itu kufur atau syirik.

“Dus haram. Maka teranglah bahwa anggapan umat Islam itu menguntungkan Pancasila, karena Pancasila tidak dianggapnya haram.”

Ketua pertama KNIP (cikal bakal DPR RI) itu juga menegaskan, atas dasar Islam, maka umat Islam pun tidak berkeberatan apabila Indonesia akan dinamakan negara Pancasila, meskipun menurut dia, geografis dan sosiografis nama Negara Islam lebih tepat, sesuai, dan lebih bijaksana.

“Tetapi nama Indonesia kan sudah baik, lagi pula asli. Yang penting menurut Islam adalahbukan nama, tetapi isi hakikinja jang baik. Baca Al-Quran Surat Saba ayat 15,” tegas dia

Ayat itu, lanjut Kasman, menitikberatkan pada baldatun toyibatun wa Robbun gafur (negara yang baik dan diridai oleh Allah Maha Pengampun).

Karena itulah, Kasman menegaskan, yang terpenting bagi umat adalah mewujudkan dan men-
jadikan Indonesia sebagai negara yang baik, yang diridai Allah.

Demikianlah perspektif Kasman Singodimedjo terkait Pancasila dan Islam. Pemikiran itu bersumber dari buku yang ia tulis sejak 12 November sampai 3 Desember 1963 di Puncak, Cianjur, lokasi penahanan dirinya.

Kasman ditahan atas tuduhan dari Badan Pusat Intelijen (BPI) yang dipimpin Soebandrio. Tulisan Kasman awalnya hanya teks stensilan yang kemudian ia sertakan sebagai lampiran dalam pledoinya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply