Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Pancasila, Serba-Sila, dan Bagaimana Seharusnya Sikap Umat?

×

Pancasila, Serba-Sila, dan Bagaimana Seharusnya Sikap Umat?

Share this article
Kasman Singodimedjo (sumber foto: AHZ)

KHITTAH.CO, Tidak berlebihan jika kita menyebut Kasman Singodimedjo sangat Pancasilais. Hal itu dapat dilihat pada pernyataan pemikiran dan sikap dia dalam buku “Renungan dari Penjara”.

Sikap Pancasilais Kasman juga dapat dilihat ketika dia menyebut bahwa Islam yang serba-sila juga sejalan dengan Pancasila.

Maksud dari Islam serba-sila adalah Islam berisikan sila-sila yang jumlanya tidak terhitung. Demikian ungkap aktivis Muhammadiyah 24 karat itu.

“Umat Islam mengerti bahwa kelima-lima sila dari Pancasila itu sungguh-sungguh termasuk dalam serba-sila Islam, dan itu pulalah anggapan yang kuat untuk menerima Pancasila, tidak
ada yang lebih kuat daripada itu untuk menerimanya,” tegas Kasman.

Dirinya menyadari, mungkin ada di kalangan umat Islam, yang menggerutu, mengapa bukan Serba-Sila, tetapi Pancasila yang dipakai sebagai falsafah negara.

Namun, penggerutuan itu, menurut Kasman tidak perlu, bahkan tidak baik. Kasman mengaku, telah merenungkan bertahun-tahun mengenai hal itu, termasuk ketika dirinya di dalam tahanan pendara.

“Hasil daripada ijtihad saya itu ialah bahwa Allah dengan sengaja hendak mendudukkan dan memperlakukan undang-undang-Nya, yaitu bahwa Allah tidak akan mengubah nasib daripada sesuatu umat (juga umat Islam) kecuali apabila terlebih dahulu umat itu sendiri akan mengubah nasibnya sendiri. Baca Quran: Ar-Ra’d ayat 11,” kata dia.

Ia melanjutkan, itulah hikmah yang ia temukan sebagai hasil ijtihad. Umat Islam harus berjuang untuk mengubah nasibnya sendiri!

“Lain jalan tidak ada! Menggerutu adalah negatif, hanya akan merugikan. Mengubah nasib adalah fiil atau amalan yang positif dan itulah yang diperintahkan Allah,” tegas dia.

“Dan yang sesuai dengan keadaan fakta-fakta kondisi sekarang ini ialah bahwa umat Islam di Indonesia, guna mencapai maksud dan tujuannya, yaitu ridha Allah fi dunya wal akhirah, itu harus berlandasan pada Pancasila yang toh tidak bertentangan dengan Islam,” tegas Kasman sekali lagi.

Mengganti Pancasila?

Kasman mengatakan, untuk mencapai yang lebih sempurna dari Pancasila, hal itu adalah soal
perjuangan selanjutnya.

“Pun juga tidak dilarang oleh Pantcasila tu sendiri. Dan perjuangan Islam bagi umat Islam tidak hanya
merupakan hak (het goede recht), tetapi bahkan lebih daripada itu, yakni merupakan kewajiban (goede plicht) untuk dilaksanakan/diamalkan,” ungkap dia.

Menurut dia, Islam adalah agama amalan. Bahwa Islam mempunyai kelebihan dari Pantcasila, maka hal
itu adalah baik, pun baik sekali untuk Pancasila.

“Dan pasti tidak dilarang oleh Pancasila, bahkan menguntungkan Pancasila. Karena Pantjasila akan dapat diperkuat dan diperkaya oleh Islam,” menurut Kasman.

Kasman menegaskan, dengan begitu dapat dikatakan bahwa seorang Muslim sejati otomatis adalah Pancasilais, meskipun Pancasilais tidaklah dan belum tentu Muslim!

Menurut dia, hanja dengan Islamlah Pancasila di Indonesia tidak akan mendjadi Pancasalah atau Pen-tjaksilat.

Dengan Islam, kata Kasman, Pancasila akan menjadi murni dan universal, kuat dan
sehat, megah dan membahagiakan, serta diridai Allah.

“Hanya di bumi Islam sajalah Pancasila dapat hidup subur,” demikian kata Kasman.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply