Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Muhammadiyah Dorong Kurban Berkemajuan, Bagaimana Itu?

×

Muhammadiyah Dorong Kurban Berkemajuan, Bagaimana Itu?

Share this article

KHITTAH.CO, Yogyakarta – Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Iduladha jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023.

Menjelang perayaan, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menekankan pentingnya warga Persyarikatan memahami ibadah Kurban dengan perspektif yang lebih maju.

Mu’ti saat menyampaikan itu saat memberikan pengantar pada Pengajian Umum PP Muhammadiyah. Pengajian tersebut ditayangkan pada akun You Tube TV Muh Channel, Jumat, 16 Juni 2023.

“Banyak sekali pemahaman dan berbagai penyelenggaraan Idul Kurban itu yang perlu diperdalam lagi. Kecenderungan kita saat ini, ibadah kurban dipahami hanya pada aspek yang bersifat spiritual dan terkait penyembelihan,” tutur Mu’ti.

Dia menyebut, Islam dan syariah tidak boleh hanya dipahami sebagai ritus semata. Mu’ti menyebut hikmah dan nilai dari ibadah yang dilaksanakan juga tak kalah penting, termasuk hikmah berkurban.

“Selama ini, hikmah dari pelaksanaan ini seringkali tercerabut dari pelaksanaan ibadah karena penekanan aspek spiritual dan ritual yang sangat dominan,” tambah Mu’ti.

Ia juga menyayangkan proses pelaksanaan kurban yang hanya berfokus pada penyembelihan. Padahal, kata Mu’ti, momen penyembelihan seharusnya berdampak terhadap kondisi sosial masyarakat.

Selain itu, Mu’ti menganggap banyak masyarakat tak memiliki pemahaman soal Tarikh Tasyri, yaitu suatu disiplin ilmu yang yang berkaitan dengan Ilmu Fikih maupun Usul Fikih.

Padahal, kata Mu’ti, pemahaman terkait Tarikh Tasyri penting agar seseorang mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum atau sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum.

Ia juga menyinggung perlunya pelaksana kurban memahami Maqashid Syariah agar rangkaian aktivitas ibadah yang kita kerjakan penuh maslahat untuk manusia.

Pada kesempatan yang sama, Mu’ti juga membahas maraknya aktivis hak asasi binatang yang mengkritisi Ibadah Kurban. Mu’ti menyebut kiritik itu muncul lantaran adanya oknum yang melakukan penyembelihan dengan cara yang tidak wajar.

“Berbagai pihak juga kadang-kadang memaknai syiar penyembelihan itu sebagai peristiwa sosial tetapi kadang mereka melakukannya tidak profesional, kadang hewan tersiksa dan menimbulkan ketakutan tersendiri padahal kita dianjurkan untuk menyempurnakan penyembelihan,” papar Mu’ti.

Mu’ti menganggap tindakan tidak profesional dalam proses penyembelihan terjadi lantaran pemahaman penjagal yang terbatas.

“Kalau kita baca soal ayat kurban itu disebutkan bahwa yang paling utama dalam kurban itu bukan daging dan darah tapi takwa kita,” katanya.

“Tapi kadang-kadang penekanan pada aliran darah dan daging itu lebih dominan sehingga makna takwa tidak tercermin dalam tradisi penyembelihan itu,” imbuh Mu’ti.

Atas dasar itulah, MTT PP Muhammadiyah mulai memikirkan pelaksanaan Kurban yang lebih baik.

Mu’ti menyebut proses penyembelihan tidak harus dilakukan di halaman Masjid, tetapi dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

Meski demikian, Mu’ti mengaku menerima komentar bahwa penyembelihan di RPH kurang semarak. Oleh karena itu, usulan pelaksanaan Kurban di RPH masih dalam proses pematangan oleh MTT PP Muhammadiyah.

“Kalau di RPH katanya kurang syiar, gak bisa melihat hewan yang kita sembelih atau soal distribusi,” tutur dia.

Green Idul Adha

Sementara itu, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah bersama Eco Bhinneka, menyerukan penyelenggaraan Iduladha 1444 H yang ramah lingkungan atau Green Iduladha.

Seruan itu diedarkan kepada Ketua LLHPB Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) se-Indonesia pada Selasa, 20 Juni 2023 ini.

Seruan itu terdiri atas 3 kegiatan utama, yakni sosialisasi stop kantong plastik sekali pakai dan wadah ramah lingkungan, tema khutbah atau tausiyah Green Iduladha, dan Syi’ar serta Publikasi.

“Tujuan Green Iduladha ini agar masyarakat terbiasa mengurangi penggunaan plastik dan beralih menggunakan bahan atau peralatan yang tidak sekali pakai. Sehingga tidak terjadi penumpukan sampah anorganik,” ungkap Surria Dwiwahyu selaku Koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PPA.

Surria menyebut, seruan itu sebagai langkah untuk menciptakan kebiasaan baru dalam masyarakat.

Selain upaya pengurangan penggunaan sampah plastik, juga sebagai langkah mencipta perilaku hidup sehat.

Tidak hanya seruan, Surria meminta agar daging kurban nantinya dibagikan menggunakan wadah ramah lingkungan.

“Wadah yang digunakan sebaiknya mudah didapatkan di sekitar kita, misalnya daun jati, anyaman, daun pisang, lontar, dan lain sebagainya. Alternatif lainnya, bisa menggunakan wadah yang bisa digunakan secara berulang,” kata dia.

Surria berharap, sosialisasi dilaksanakan sampai ke tingkat daerah, cabang dan ranting. Agar sosialisasi terlaksana dengan baik, dia berharap ada jalinan kerjasama dengan Majelis, Lembaga, dan Organisasi Otonom, maupun Amal Usaha Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah di sekitarnya.

Seruan kedua, Surria meminta agar ada penyampaian kepada pengurus masjid, majelis taklim, maupun jaringan yang akan melaksanakan Salat Iduladha 1444 H.

Penyampaian itu mengharuskan khatib atau penceramah agar menyampaikan pesan pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, maupun topik Iduladha yang lebih ramah lingkungan, di dalam khutbah atau tausiyahnya.

Selain itu, Surria meminta agar LLHPB PWA se-Indonesia untuk gencar melakukan syiar dan publikasi.

Ia berharap ada foto terbaik ataupun video pendek dalam pelaksanaan Green Iduladha yang tersebar di Media Sosial.

Surria meminta foto terbaik ataupun video pendek yang telah dibuat, diunggah di masing-masing akun Instagram dengan me-mention akun @aisyiahpusat, @suaraaisyiah, @llhpbppaisyiah, dan @ecobhinneka.

Agar lebih semarak, Surria menyebut LLHPB PPA telah menyiapkan reward menarik bagi tim LLHPB PWA yang mengirimkan tulisan, foto, maupun karya video pendek terbaiknya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply