Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kuliah Tamu Prodi S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh, Perdalam Kajian Pendidikan Tinggi

×

Kuliah Tamu Prodi S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh, Perdalam Kajian Pendidikan Tinggi

Share this article

KHITTAH.CO, Makassar – Dosen Sosiologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Moh Mudzakkir menjadi pembicara di Kuliah Tamu yang diselenggarakan oleh Program Studi S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Kuliah tamu digelar di Mini Hall FKIP Unismuh Makassar, pada Kamis, 27 Juli 2023. Kuliah Tamu ini mengangkat tema ‘Diskursus Sosiologi Pendidikan: Perkembangan dan Prospek Kajian Pendidikan Tinggi di Indonesia’.

Ketua Prodi S1 Pendidikan Sosiologi Unismuh Jamaluddin Arifin mengungkapkan bahwa kuliah tamu itu digelar untuk memperkaya diskursus Sosiologi Pendidikan bagi Dosen dan Mahasiswa.

Kuliah tamu dibuka Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kuliah tamu merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan secara reguler semua Program Studi (Prodi) di FKIP Unismuh.

Menurut Erwin, Prodi Sosiologi Unismuh sangat tepat memilih Mudzakkir sebagai pemateri sebab kajian pendidikan tinggi (higher education studies) adalah salah satu konsentrasi kajian Dosen Unesa itu.

“Saya dan Mas Mudzakkir sama-sama di Majelis Dikti PP Muhammadiyah. Beliau sering sekali membagikan jurnal-jurnal terbaru seputar higher education studies. Termasuk analisis beliau seputar kebijakan pendidikan tinggi,” pungkas Erwin.

Minimnya Kajian Pendidikan Tinggi

Dalam pemaparannya, Mudzakkir menggarisbawahi bahwa bidang penelitian pendidikan tinggi merupakan wilayah yang relatif baru dan belum berkembang sepenuhnya.

Mudzakkir mengutip penelitian Altbach (2014), bahwa para peneliti secara tradisional enggan mempelajari institusi tempat mereka bekerja. Ilmuwan sosial lebih suka fokus pada subjek yang mampu menghasilkan teori yang dapat digeneralisasikan, dan umumnya, mereka yang tertarik pada pendidikan biasanya lebih tertarik pada pendidikan dasar dan menengah, bukan pendidikan tinggi.

“Sebagai akibatnya, pendidikan tinggi sering kali diabaikan oleh peneliti di bidang pendidikan dan juga oleh ilmuwan sosial,” ungkap Mudzakkir.

Namun, lanjutnya, seiring dengan pertumbuhan dan kompleksitas Universitas, bidang pendidikan tinggi mulai mendapatkan perhatian yang diperlukan.

Kajian pendidikan tinggi berkembang pesat pada pertengahan abad ke-20 dan kini mencakup banyak penelitian serta publikasi berupa jurnal, buku, laporan, dan lainnya.

“Kajian pendidikan tinggi muncul sebagai bidang studi ketika universitas menjadi institusi kompleks yang membutuhkan data dan interpretasi untuk manajemen dan tata kelola yang efektif,” lanjut Mudzakkir.

Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu juga menyebut bahwa bidang penelitian pendidikan tinggi merupakan bidang interdisipliner yang mengacu pada teori dan metodologi dari berbagai disiplin ilmu, sebagian besar terkait dengan ilmu sosial seperti sosiologi, pendidikan, sejarah, hukum, ekonomi, psikologi, ilmu politik, dan administrasi publik.

Kuliah tamu ini dihadiri Wakil Dekan I FKIP Unismuh Baharullah, para Ketua Prodi dalam lingkup FKIP, serta Dosen dan Mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar.

(Rls)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply