KHITTAH.CO, MAKASSAR – Para santri Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Awwalul Islam Makassar, mulai tahun ajaran 2023/2024 akan diperkuat pada pembelajaran penguasaan keterampilan berbahasa Arab dan bahasa Inggris serta teknologi informasi.
Kedepan MBS Awwalul Islam Makassar ditargetkan akan menjadi sekolah internasional dan menjadi rujukan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMP dan SMA.
Demikian ditegaskan Direktur Pesantren Moderen Muhammadiyah Boarding School (MBS Makassar), Prof. Dr. Syamsir Dewang M.Eng.Sc., F.Med kepada media Sabtu 29 Juli 2023 di tengah acara Pengukuhan Ideopolitor dan Rapat Kerja Majelis-Lembaga Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar Periode 2022-2027 di Hotel UIN Alauddin Makassar.
Dijelaskan, pada empat bulan semester pertama santri akan dibekali pembelajaran bahasa Arab selama dua bulan dan dan bahasa Inggris juga selama dua bulan.
Jadi para santri dan guru selama dalam area sekolah akan menggunakan kedua bahasa itu dalam melakukan komunikasi, kata Wakil Ketua PDM Makassar ini.
Khusus untuk penguasaan bahasa Arab pihak pesantren melakukan kerja sama dengan lembaga bahasa Arab , Ma’had Al-Birr Unismuh Makassar.
Proses pembelajaran akan ditunjang juga dengan pemberlakuan kurikulum Merdeka Belajar, sehingga dengan fleksibel dapat merancang pembelajaran sesuai yang diharapkan, kata Guru Besar Ilmu Fisika Unhas ini.
Selain itu pada bulan kelima akan diberikan juga materi penguasaan keterampilan teknologi informasi. Para siswa akhirnya akan memiliki keterampilan dalam membuat konten dakwah dan konten bisnis, kata Doktor Optoelectronics, Universitas Indonesia 2002 ini.
Pada semester kedua baru diberikan materi pelajaran matematika berbasis blok satu bulan pada kelas 1 dan bulan kedua matematika kelas 2 serta pada bulan ketiga untuk kelas 3 sehingga lewat pendidikan matematika akan melatih siswa untuk merancang jadi petarung pada juara olimpiade matematika, fisika dan kimia.
Target sekolah mampu mengirim alumni sebanyak 50 persen lanjut ke luar negeri. Beberapa waktu lalu ada mahasiswa dari Arab Saudi yang datang ke sekolah memberi info peluang meraih beasiswa, tandas magister Optoelectronics, Universitas Indonesia 1996.***