Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menggelar penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Penandatanganan itu dihelat pada Jumat, 12 Januari 2023 di Ruang Rapat Senat FDK UIN Alauddin, Samata, Kabupaten Gowa. Wakil Ketua PWM Sulsel Abbas Baco Miro, Dekan FDK Abd. Rasyid Masri, Ketua LPHU PWM Sulsel, Ilham Hamid hadir bersama pejabat kampus serta pengurus LPHU lainnya.
Ketua LPHU PWM Sulsel, Ilham Hamid menyampaikan penandatanganan MoU itu dalam rangka rencana LPHU PWM Sulsel untuk menggelar pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. FDK UIN Alauddin Makassar menjadi mitra karena merupakan lembaga otoritatif dari Kemenag RI dan sebagai penyelenggara jurusan manajemen haji dan umrah (MHU).
Ilham juga menyebut kemitraan dengan FDK UIN Alauddin itu berdasarkan rekomendasi langsung Dirjen Haji Kemenag RI saat pelaksanaan rapat kerja nasional LPHU beberapa waktu lalu.
“Pak Dirjen mendorong Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah harus mengambil bagian dalam sertifikasi pembimbing ibadah haji dan umrah. Untuk Sulsel, LPHU harus jadi pilot project di Indonesia Timur dan itu kerja sama dengan FDK UIN Alauddin,” kata Ilham mengutip pesan Hilman.
LPHU PWM Sulsel menyadari Persyarikatan memang harus terlibat dan berperan aktif dalam pelaksanaan bimbingan haji dan umrah serta sertifikasi pembimbingnya. “Kita di Muhammadiyah ini, banyak tokoh, ulama, tapi masih sangat minim yang bersertifikasi pembimbing haji dan umrah,” kata dia.
Dekan FDK UIN Alauddin menyambut hangat kerja sama dan kunjungan LPHU PWM Sulsel. Terlebih, kata dia, FDK UIN dikenal sebagai fakultas bermartabat. “Kami di sini, insya Allah, semuanya orang-orang yang bermartabat,” kata dia.
Guru Besar itu menjamin, LPHU PWM Sulsel tidak salah memilih mitra kerja sama. Hal itu karena FDK punya jam terbang dalam pelaksanaan sertifikasi pembimbing haji dan umrah, baik dari segi materi maupun narasumber.
Meski demikian, pihaknya menyadari bahwa forum yang akan dihelat bekerja sama dengan LPHU PWM Sulsel itu memiliki kekhussan dibanding delapan forum yang telah dihelalt FDK sebelumnya.
“Saya kira, perlu diperhatkan nilai-nilai ke-Muhammadiyahannya. Kita tau betul, potensi SDM dan jemaah di Muhammadiyah ini luar biasa sehingga FDK juga tertatik,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua PWM Sulsel, Abbas Baco Miro mengatakan, Allah memberikan karunia kepada Indonesia dengan berdirinya dua organisasi Islam, yaitu Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama. Karunia itu harus dijaga dan dibina, termasuk dengan terus bersilturahim dan bekerja sama antar keduanya.
Terlebih, kehadiran Muhammadiyah tidak hanya terkait fikih dan ibadah ritual semata, tapi juga bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Karena itulah, Muhammadiyah juga terus membuka diri dan menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, seperti UIN Alauddin Makassar.
Muhammadiyah, lanjut Abbas menyadari, aspek sosial ibadah haji sangat dahsyat. Karena itulah, Persyarikatan Muhammadiyah juga mendirikan lembaga yang mengurusi terkait itu.
Abbas bersyukur karena periode 2022-2027 ini, gerak dan kiprah LPHU PWM Sulsel sungguh luar biasa, terlebih terkait pengembangan SDM yang sesuai dengan rekomendasi rakernas. “Alhamdulillah LPHU ini bisa bergerak cepat dan lincah, bahkan bisa dibilang menyalip,” kata dia tersenyum kecil.