Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Pesan Idulfitri dari Halaman Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulsel: Mengarungi Era Digital dengan Ketakwaan

×

Pesan Idulfitri dari Halaman Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulsel: Mengarungi Era Digital dengan Ketakwaan

Share this article

 

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Di pagi yang mendung, gema takbir berkumandang di berbagai penjuru kota. Ribuan umat Muslim Makassar berkumpul di Halaman Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan untuk menunaikan ibadah salat Idulfitri 1445 Hijriah, Rabu, 10 April 2024.

Suasana khusyuk menyelimuti area salat. Jemaah, tua dan muda, bahu-membahu mengumandangkan takbir. Terpancar rasa persaudaraan dan kebersamaan yang begitu erat.

Bagi umat Muslim, Idulfitri bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Lebih dari itu, momen ini menjadi titik refleksi dan pengharapan untuk masa depan yang lebih baik.

Tantangan Era Digital

Dalam khutbahnya, Dr. Husain Abd. Rahman, M.Pd.I., Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, mengangkat tema “Meningkatkan Ketakwaan dan Tantangannya di Era Digital.”

Husain mengingatkan jemaah bahwa di era digital saat ini, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah penggunaan teknologi yang tidak bertanggung jawab.

“Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak mengubah sikap, kepribadian, dan perilaku manusia,” katanya.

Ia mencontohkan, banyak orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain gadget, menonton video yang tidak bermanfaat, dan menyebarkan berita bohong. Hal ini dapat menggeser fokus dari ibadah dan interaksi sosial yang positif.

Tips Mengarungi Era Digital

Bendahara Muhammadiyah Sulsel itu mengajak umat Islam untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan penuh ketakwaan.

“Kita harus menjadi pengguna teknologi yang cerdas, bukan budak teknologi,” tegasnya.

Untuk mengarungi era digital dengan bijak dan penuh ketakwaan, Husain memberikan beberapa tips. Pertama, menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup. Ini penting untuk menuntun umat Islam dalam bertindak dan menggunakan teknologi sesuai nilai-nilai agama.

Kedua, memilih konten digital yang bermanfaat dan berlandaskan nilai-nilai agama. Di era digital, banyak konten yang tersedia, namun tidak semuanya bermanfaat. Umat Islam perlu menyaring dan memilih konten yang memberikan nilai positif dan memperkuat keimanan.

Ketiga, menggunakan teknologi untuk memperkuat hubungan dengan sesama manusia. Teknologi dapat menjadi alat untuk mempererat tali persaudaraan dan menjalin komunikasi yang positif. Umat Islam dapat memanfaatkannya untuk menjalin silaturahmi, berbagi informasi bermanfaat, dan dakwah.

Keempat, menjadi teladan bagi generasi muda dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Generasi muda adalah pengguna teknologi terbesar. Umat Islam yang lebih dewasa perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab.

Di akhir khutbahnya, Husain mengajak jemaah untuk berdoa bersama, memohon agar Allah SWT memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan godaan di masa depan dengan sabar dan istiqamah.

“Semoga segala bentuk ibadah yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan dan seterusnya menjadi lebih bermakna dan diterima disisi Allah,” tutupnya, penuh harap.

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply