KHITTAH.CO, Bantaeng – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Bantaeng bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merencanakan penambahan ruang terbuka hijau di sekolah-sekolah Muhammadiyah di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Komunikasi kedua pihak terkoneksi saat Master of Training (MoT) Taruna Melati (TM) 2 IPM Bantaeng mengundang pihak DLH sebagai narasumber diskusi lingkungan di Hutan Borong Lompoa, Kecamatan Bissappu, Jumat, 24 Mei 2024.
“Pada dasarnya, DLH menyambut dan merespon baik tawaran ide dan isu disampaikan IPM. Berbagai program kerja sama juga ikut ditawarkan DLH untuk dikolaborasikan, diantaranya DLH bakal menjembatani penyaluran bibit pohon produktif (nangka madu dan sukun) yang rencananya akan ditanam di lahan kosong sekolah-sekolah Muhammadiyah di Bantaeng,” kata MoT TM 2, Suarni Dewi alias Indah.
Selain ide penghijauan, IPM Bantaeng juga menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan tindak lanjut jika penanaman telah dilakukan.
Indah menyebut pengawalan yang ia maksud adalah monitoring hidup dan matinya bibit yang telah ditanam.
“Biasanya kan kegiatan menanam pohon hanya berakhir menanam. Makanya kami menawarkan ide pengawalan hingga pohon bisa hidup mandiri,” tuturnya.
“Harapan jangka panjangnya adalah pohon yang kita tanam nantinya memberi manfaat bagi lingkungan sekolah dan sekitarnya, baik kualitas udara ataupun nilai ekonomis,” imbuhnya.
Menanggapi hal demikian, Kepala DLH Bantaeng, Nasir Awing mengapresiasi usul dan ide kader IPM Bantaeng.
“Kami punya rumah pembibitan, silahkan masukkan surat, catatannya kami hanya bisa memberi pohon non produktif. Kalau pohon produktif itu sudah disediakan OPD lain, termasuk nangka madu dan sukun, tapi kita bisa jembatani,” katanya.
Hanya saja, Nasir menyebut penyaluran bibit pohon kepada pihak yang mengajukan permintaan memiliki syarat dan ketentuan.
“Kalau jelas areal lahan, dan lokasi penanaman, Insya Allah akan langsung diberikan karena bibit itu banyak stoknya,” ucapnya.
Selain itu, Nasir juga menyebut pihak yang mengajukan permintaan bibit akan didalami terlebih dahulu. Tindakan itu adalah langkah mitigasi agar bibit pohon yang disalurkan tak hanya ditanam untuk keperluan seremonial.
“Tergantung dari permintaan, itu pun kita komunikasi dengan siapa yang bermohon, karena tidak cukup hanya menanam, tapi sekaligus dimonitoring hingga pohonnya bisa hidup mandiri,” tandasnya.