Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaMuhammadiyah

Ambo Asse Serukan Korps Majelis Tabligh Massifkan Dakwah Digital

×

Ambo Asse Serukan Korps Majelis Tabligh Massifkan Dakwah Digital

Share this article
Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse saat sambutan di acara Rihlah Dakwah Muhammadiyah Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Makassar. (Sumber foto: BI)

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menunjuk Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar sebagai tuan rumah kegiatan Rihlah Dakwah, Refreshing Muballigh, dan Studi Kerja Manajemen Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) batch tiga. Unismuh Makassar dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyelenggarakan pembukaan acara di Hotel Aryaduta, Jumat, 30 Agustus 2024.

Rektor Unismuh Makassar, Abd. Rakhim Nanda menyampaikan terimakasih kepada Majelis Tabligh PP Muhammadiyah karena ditunjuk sebagai tuan rumah.

“Sebagai amal usaha yang punya aman dan tanggung jawab, terimakasih karena telah menunjuk Unismuh sebagai tuan rumah Rihlah Dakwah dan Refreshing Muballigh,” ujar Rakhim saat berkesempatan menyampaikan Opening Speech.

Dia juga menyebut Unismuh Makassar sebagai AUM yang aktif berkontribusi sebagai penyelenggara kegiatan ke-Muhammadiyahan.

“Insyaallah, September nanti kedapatan lagi Unismuh Makassar untuk menjamu kegiatan Lembaga Dakwah dan Komunitas. Oktober itu MPK SDI juga berkegiatan di Unismuh, jadi tiada hari tanpa ber-Muhammadiyah di Unismuh, termasuk PP. Terima kasih karena selalu bersilaturahmi bersama PWM Sulsel dengan Unismuh sebagai tuan rumah,” tutur Rakhim disambut tepuk tangan peserta.

Ambo Asse Serukan Massifikasi Dakwah Digital

Di tempat yang sama, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel) Ambo Asse menegaskan perlunya KMM bermanuver dalam menyampaikan dakwah. Termasuk, kata dia, menggiatkan dakwah visual KMM di media sosial (medsos).

“Kalau kita lihat kegiatan ini ada tiga rangkaian, dan semuanya sama pentingnya, apalagi kegiatan ini bertalian dengan Korps Muballigh,” ujar Ambo.

Sebelumnya, Ambo Asse menyitir ayat Al-Qur’an surat An-nahl ayat 125 tentang pesan Allah kepada para pendakwah. Sebab, menurut dia, kebanyakan orang saat ini lebih senang mendengarkan ceramah-ceramah melalui smartphone.

“Kalau kita cermati ayat tadi, seruan berdakwah dulu itu dengan lisan dan harta. Sekarang dakwah dengan media sosial. Karena itu, penting bagi kita sekarang ini menanggapi dan menyebarkan suatu informasi dan aktivitas kebaikan lewat medsos sebagai bahan dakwah,” jelas Ambo.

Meski begitu, Ambo Asse mewanti-wanti para muballigh Muhammadiyah agar memperbanyak edukasi tentang pentingnya memilih dan memilah informasi di medsos. Sebab, Ambo Asse meyakini banyak informasi di medsos yang kebenarannya tidak bisa divalidasi.

“Tetapi di medsos juga itu kadang membuat kita bingung, tidak tahu mana informasi yang benar dan salah. Karena itu kita mesti menggunakan pola dalam bermedia sosial, terlebih terkait politik, hari ini lain, besok lain, kemarin lain,” papar Ambo.

Hal lain, Ambo Asse juga menyinggung fenomena ‘kutu loncat’ sebagian warga Muhammadiyah. Terkadang, kata dia, ada warga Muhammadiyah yang berpindah ke lembaga lain hanya karena tak mendapatkan kepuasan.

Karena itu, dia menekankan perlunya KMM memperbanyak metode dan cara berdakwah yang tepat.

“Sekarang ini, masih banyak warga Muhammadiyah yang terombang-ambing, katakanlah sudah ber-Muhammadiyah lalu lari ke tempat lain. Inilah yang harus kita perkuat, supaya jamaah kita tidak lari kemana-mana, ini tantangan bagi kita,” tutur dia.

Namun, Ambo Asse menitip catatan penting bagi Muballigh Muhammadiyah. Meskipun KMM diberi keluwesan memilih metode dakwah, Ambo Asse meminta agar menghindari kebiasaan memperbanyak tawa saat bermajelis.

“Kita berharap muballigh di Muhammadiyah tidak seperti itu, pun kalau ada yang perlu kita tertawakan cukuplah kita tersenyum,” tutur Ambo.

“Saya melihat, kebanyakan orang sekarang ini suka muballigh yang hebat-hebat bicara, meskipun bicaranya palsu, kita perlu hati-hati. Coba kita baca sejarah pemalsuan hadis, itu pertama kali dilakukan dari tukang cerita,” tegas dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply