KHITTAH.CO, MAKASSAR – Institut Parahikma Indonesia (IPI) ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan (Sulsel) kini memasuki usia yang ke delapan tahun. Di usia ini juga, IPI ‘Aisyiyah Sulsel berhasil mewisudakan sebanyak 44 orang alumni. Wisuda ke-V itu berlangsung di Ballroom Hotel Four Points by Sheraton Makassar pada Selasa, 17 Desember 2024.
Dalam sambutannya, Rektor IPI ‘Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis mengungkapkan syukur dan kebanggaannya kepada para peserta wisuda. Ia berpesan agar para lulusan itu nantinya tak hanya handal pada disiplin ilmu, tetapi juga dalam hal keagamaan.
“Harapan kami, para lulusan bisa berkarya di wilayah profesional yang mereka minati. Namun, sebagai lulusan dimanapun anda berada nilai-nilai Islam diinternalisasikan, kami juga berharap para lulusan bisa berkarya di atas landasan spirit dan etik Islam. Harapan kami para sarjana IPI Gowa menjadi Profesional Islami. Siap berkarya di berbagai bidang profesi, keilmuan dan keahlian, tanpa harus tercerabut akar identitas moralnya sebagai seorang Muslim,” pinta dia penuh haru.
Rektor juga menyampaikan pesan bahwa semua perguruan tinggi, termasuk IPI ‘Aisyiyah Sulsel menghadapi tantangan yang berat. Tantangan itu berupa kemajuan ilmu pengetahuan yang membuat IPI ‘Aisyiyah Sulsel harus terus memacu kualitas dan mutu. Selain itu, kata Rektor, IPI ‘Aisyiyah Sulsel juga harus menjamin kualitas lulusan mereka sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
Disisi lain, kompetisi antar perguruan tinggi juga menjadi tantangan. Rektor optimis IPI ‘Aisyiyah Sulsel bakal menjadi lembaga pendidikan terbaik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencetak sarjana cendekiawan.
Terkait tantangan dan kebutuhan pengembangan kedepan, IPI ‘Aisyiyah Sulsel di Gowa telah menyiapkan SDM yang profesional dan berkualitas. Adapun jumlah dosen yang dimiliki oleh IPI ‘Aisyiyah Sulsel berjumlah 46 orang yang terdiri dari lulusan terbaik dalam dan luar Negeri.
Dosen lulusan dalam negeri 32 orang dan alumni Luar Negeri yang dimiliki oleh IPI ‘Aisyiyah Sulsel sebanyak 14 orang baik itu dari Alumni Amerika, Australia, Tunisia, Belanda, dan Inggris.
“Berangkat dari prestasi yang diraih oleh SDM yang dimiliki oleh IPI ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan, maka pada aspek globality, IPI Gowa ingin mengokohkan diri sebagai salah satu perguruan tinggi baru yang memiliki kemampuan pengetahuan yang mampu bersaing baik pada taraf Nasional maupun Internasional. Pengokohan dilakukan dengan memperkuat tradisi akademik dan publikasi riset karya civitas IPI ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan di berbagai jurnal nasional-internasional bereputasi. Hal ini merupakan aspek penting dalam mengokohkan rekognisi global atas IPI Gowa sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki pengetahuan dunia.” papar Nurhayati.
Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun, IPI ‘Aisyiyah Sulsel tahun ini telah melaksanakan sejumlah kegiatan peningkatan mutu perguruan tinggi melalui proses akreditasi yang dilakukan BAN-PT. Berdasarkan hasil akreditasi kriteria 9 diperoleh hasil yang luar biasa, dimana seluruh program studi di bawah naungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam telah terakreditasi dan begitu pula pada tingkatan Institusi telah memperoleh akreditasi dengan predikat “Baik”.
Hal itu menjadi tanda IPI ‘Aisyiyah Sulsel mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. “Harapan kami kedepan mampu mengubah Institut menjadi Universitas. Tentunya diperlukan kerja keras baik pada lingkup civitas akademika, stakeholder dan seluruh alumni IPI ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan,” harap Rektor.
Tiga Pesan Penting Rektor
Rektor mengungkapkan tiga pesan penting bagi wisudawan untuk mempersiapkan diri menjadi zu’ama alias pemimpin islami.
Pertama, Peka terhadap isu yang berkembang dan mempersiapkan diri mampu menjawab tantangan zaman. Bagi Rektor, Ahmad Dahlan selaku Pendiri Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pantas disebut sang pencerah karena memahami kebutuhan masyarakat dan memberikan solusinya.
Karena itu, ia mengharapkan para alumni IPI ‘Aisyiyah Sulsel menjadi pencerah umat di lingkungan masing-masing.
Kedua, berpandangan maju, melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, karena perubahan itu adalah keniscayaan.
Menurut Nurhayati, pemimpin yang hanya mencari aman dan tidak berani mengambil resiko, sejatinya telah kehilangan eksistensi kepemimpinannya.
Sebab, menjadi pemimpin Islami, mesti membawa perubahan untuk dirinya yang handal dan mampu memberikan dorongan kepada orang lain untuk maju. Hal itulah yang menjadi alasan ‘Aisyiyah, mencetak alumni yang karyanya mengedepankan keunggulan.
Ketiga, Memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Rektor menekankan agar Alumni IPI ‘Aisyiyah Sulsel mampu mengatur perilaku dan bekerja secara profesional. Dengan begitu, alumni IPI ‘Aisyiyah Sulsel menjadi teladan bagi rekan di lingkungan kerja.
Sebelum menutup sambutannya, ia menitipkan pesan terakhir agar para alumni senantiasa menjaga nama baik almamater. “Berikan kontribusi terbaik, agar dapat mengharumkan dan membentuk citra positif IPI ‘Aisyiyah Sulsel yang ada di Gowa dan di mata dunia,” tandas dia.