Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Haedar Nasir Tekankan Kader Muhammadiyah Jangan Betah Hanya S1

×

Haedar Nasir Tekankan Kader Muhammadiyah Jangan Betah Hanya S1

Share this article
Ketua Umum PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat membawakan kuliah tamu di Unismuh Makassar. (Sumber foto: BI)

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menekankan agar kader Persyarikatan tak cepat berpuas diri hanya dengan menyandang gelar strata satu (S1). Sebab, kader Muhammadiyah dikenal sebagai pebelajar yang tak kenal masa dan usia, termasuk lanjut studi.

Haedar menyampaikan itu saat menyampaikan Kuliah Tamu di Aula Lantai 17 Menara Iqra Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Selasa, 4 Februari 2025.

“Dorong kader untuk studi di luar negeri, maupun dalam negeri. Termasuk AMM harus studi,” kata Haedar.

Ia lalu menyitir perkataan mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i Ma’arif tentang pentingnya menekuni pendidikan.

“Saya ingat bener Buya Syafii ngomong gini ‘kalau tidak punya otak seperti Einstein, studimu harus sukses’,” tutur Haedar.

“Paling repot itu kalau gak kayak Einstein, gak juga studi, merasa paling pintar lagi,” tambah Haedar berseloroh disambut tawa peserta Kuliah Tamu.

Sebenarnya, kata Haedar, belajar memang tak hanya di bangku perkuliahan. Hanya saja, kampus memiliki kelebihan yaitu struktur pembelajaran yang tersusun dan terarah.

“Sama dengan Pesantren, kita belajar Fiqih dan Belajar Ushul Fiqh, maka ilmunya runtut. Jadi AMM kita dorong semua itu,” ujar dia.

Catatannya, kata Haedar, setiap kader yang berhasil melanjutkan studi, baik di luar maupun di dalam negeri, perlu menyadari pentingnya menjaga muruah sebagai kader Muhammadiyah. “ Saat merantau harus punya marwah, karena Muhammadiyah itu dikenal sebagai organisasi orang-orang pandai,” imbuh Haedar.

Haedar Nashir
Suasana kuliah tamu Haedar Nashir di Unismuh Makassar. (Sumber foto: AUD)

Persoalan akan kemana dan berprofesi apa setelah menamatkan studi adalah urusan belakangan. Hanya saja, Haedar mengakui bahwa Muhammadiyah kini kekurangan kader yang berprofesi sebagai saudagar.

“Diasporanya dibahas nanti, apakah jadi politisi, saudagar dan akademisi. Tapi saya melihat itu kita kekurangan banyak saudagar, yang banyak saudara. Apa bedanya? Saudagar itu sedikit pendapat, banyak pendapatan. Kalau saudara banyak pendapat, tipis pendapatannya,” tutur Haedar sumringah disambut tawa.

“Saya ingat betul itu pak Jusuf Kalla ngomong kalau mau bisnis kurangi teori, terus banyakin aksinya,” tandas dia.

Diketahui, kuliah tamu itu melibatkan puluhan akademisi Unismuh Makassar, termasuk Rektor Rakhim Nanda. Selain itu, juga hadir unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, tak terkecuali Ketua Ambo Asse.

Usai memaparkan kuliah tamu, peserta mendapat kesempatan untuk berdiskusi dan tanya jawab. Menjelang adzan maghrib berkumandan, acara itu ditutup dengan khidmat.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply