KHITTAH.CO, Makassar – Dosen Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) berhasil menyandang gelar Doktor dalam bidang Ilmu Sosiologi dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM). Gelar itu diiperoleh setelah berhasil mempertahankan disertasi pada Rabu, 19 Februari 2025, di Ruang AD Lantai 5 Program Pascasarjana (PPs UNM).
Wakil Direktur Bidang Kerjasama dan Publikasi PPs UNM Prof. Dr. Romansyah Sahabuddin, yang bertindak sebagai Ketua Tim Penguji, menyebut bahwa Syarifuddin merupakan Doktor ke 1534 yang dihasilkan PPs UNM, secara khusus ia merupakan Doktor ke 220 di Prodi S3 Sosiologi UNM. Ia dinyatakan meraih Predikat Cum Laude, dengan IPK 3,82.
Selain Prof. Romansyah, penguji lain yang hadir yakni Prof. Dr. Jumadi (Penguji Promotor), Prof. Dr. Muhammad Syukur (Penguji Ko-Promotor), Dr. Rahmat Muhammad (Penguji Eksternal), Prof. Dr. Syamsu A. Kamaruddin, M.Si (Penguji Internal), Dr. Idham Irwansyah Idrus (Penguji Internal), dan Dr. Najamuddin, M.Hum (Penguji Internal).
Ujian Promosi dihadiri oleh keluarga Syarifuddin, dan koleganya dari Unismuh Makassar. Tampak hadir Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Erwin Akib PhD, dan Dekan FISIP Unismuh Dr Ihyani Malik. Tampak hadir, jajaran Wakil Dekan serta Kaprodi dalam lingkup FKIP.
Dalam testimoninya usai Ujian Promosi, Dekan FKIP Unismuh Erwin Akib menyebut bahwa Syarifuddin merupakan Doktor 119 di FKIP dan 18 di Prodi Pendidikan Sosiologi.
“Insyaallah, pada 28 Februari mendatang, akan genap menjadi 120 Doktor, bertepatan dengan akhir masa jabatan kami sebagai Dekan di FKIP,” ujarnya.
Erwin mengapresiasi kontribusi UNM dalam mencetak Doktor, khususnya dari kalangan dosen Unismuh Makassar. “Saat ini masih ada beberapa dosen kami yang sedang dalam proses penyelesaian S3 di UNM, mohon untuk dibimbing agar bisa segera menyelesaikan studi,” ungkapnya.
Temuan Penelitian
Syarifuddin meneliti “Dominasi Kuasa Karaeng pada Arena Politik Lokal di Jeneponto”, yang mengungkap bagaimana elite tradisional masih memainkan peran signifikan dalam dinamika politik lokal.
Melalui pendekatan sosiologi politik, penelitian ini menunjukkan bahwa sistem Karaeng, yang berakar dari struktur feodal kerajaan di Jeneponto, tetap memiliki daya tawar dalam pemilihan kepala daerah, distribusi sumber daya, dan pengaruh sosial terhadap masyarakat.
Dalam pemaparannya, Syarifuddin menjelaskan bahwa kendati demokrasi modern telah mengubah lanskap politik, legitimasi sosial para Karaeng tetap kuat melalui jaringan patronase dan kapital budaya.
“Fenomena ini membuktikan bahwa politik lokal di Jeneponto masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional, meskipun dalam kerangka sistem demokrasi kontemporer,” ujar Syarifuddin.
Latar Pendidikan dan Kontribusi Akademik
Syarifuddin lahir dan melewati masa remaja di Jeneponto. Ia menamatkan pendidikan dasar di
SDN 72 Kambutta Toa (1994-2000). Selanjutnya, menyelesaikan pendidikan menengah di MTs PP Darussalam Saroppo Jeneponto (2000-2003) dan MA Darussalam Saroppo Jeneponto (2003-2006).
Ia melanjutkan pendidikan S1 di Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh (2006-2010). Syarifuddin kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Bidang Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Makassar (2012-2014). Pendidikan S3 juga ditempuh di kampus yang sama sejak tahun 2021.
Kontribusi Akademik dan Publikasi
Sebagai akademisi, Syarifuddin aktif menulis dan meneliti dalam bidang politik lokal, sosiologi politik, serta pendidikan. Sejumlah publikasinya telah dimuat dalam jurnal nasional dan internasional, di antaranya, “Pengaruh Patronase Politik terhadap Pemilih Pemula di Sulawesi Selatan” (Jurnal Sosiologi Politik, 2021), “Transformasi Pendidikan dalam Masyarakat Feodal: Studi Kasus di Jeneponto” (Jurnal Pendidikan Sosial, 2022), dan“Politik Identitas dan Lokalitas: Studi Kuasa Karaeng dalam Pemilihan Kepala Daerah” (Jurnal Ilmu Sosial, 2023)
Dengan gelar doktor yang telah diraihnya, Syarifuddin diharapkan dapat terus memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu sosial, khususnya dalam memahami peran elite tradisional dalam politik modern di daerah.