Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Pendidikan dan Kebangkitan Nasional: Momen Bangkitnya Pendidikan Bermutu untuk Semua

×

Pendidikan dan Kebangkitan Nasional: Momen Bangkitnya Pendidikan Bermutu untuk Semua

Share this article

Oleh: Irwan Akib (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

KHITTAH. CO – Bulan Mei bagi bangsa indonesia merupakan bulan yang memiliki nilai sejarah. Awal Mei, tepatnya tanggal 2 Mei setiap tahun diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Sedangkan pekan ketiga, tepatnya tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kedua momen ini bila ditelaah secara mendalam memiliki keterkaitan dan makna penting bagi perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, diambil dari hari lahirnya Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan dan juga tokoh pergerakan nasional yang konsen memperjuangkan kemerdekaan melalui pendidikan, sedangkan tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional diambil dari tanggal berdirinya Budi Utomo, sebuah organisasi pergerakan yang dimotori oleh para pemuda terpelajar yang juga konsen memperjuangkan kemerdekaan pendidikan. Mereka menilai bahwa selama ini tidak sedikit korban melalui perjuangan bersenjata, maka diperlukan suatu model perjuangan baru yaitu melalui pendidikan, pencerahan, dan penyadaran rakyat akan pentingnya kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.

Budi Utomo memiliki tujuan utama untuk memperbaiki kondisi sosial dan pendidikan masyarakat Indonesia yang terbelenggu oleh penjajahan. Organisasi ini berusaha untuk mempersiapkan rakyat Indonesia agar lebih berdaya dan siap menghadapi tantangan global dengan meningkatkan pendidikan, memperkenalkan kebudayaan nasional, dan membangun kesadaran untuk menciptakan perubahan. Budi utomo memahami bahwa pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan.

Dua tokoh pendidikan nasional kemudian bergabung sebagai anggota Budi Utomo yaitu Kiai Ahmad Dahlan yang mendirikan sekolah pada tahun 1911 dan kemudian mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912, dengan belajar berorganisasi di Budi Utomo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara), yang kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa dan tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional

Kesadaran pentingnya pendidikan dalam membangkitkan semangat kemerdekaan, menjadi momen penting sebagai bahan refleksi saat ini, ketika Indonesia akan memasuki Indonesia Emas tahun 2045 yang sisa dua puluh tahun lagi. Tentu yang akan mengisi Indonesia Emas dan menjadi penentu arah perjalanan bangsa ke depan saat itu adalah anak-anak usia sekolah saat ini, dari TK/PADU hingga sekolah lanjutan atas. Sehingga, menjadi penting apa yang yang dinyatakan oleh Presiden RI bapak Prabowo Subianto pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025, yang mengatakan bahwa “Pendidikan adalah penentu apakah Indonesia akan menjadi negara maju atau tetap tertinggal.”

Lebih lanjut, Bapak Prabowo Subianto ditegaskan bahwaPendidikan adalah penentu apakah bangsa ini akan menjadi negara maju atau tetap miskin. Pendidikan tidak hanya mencetak sumber daya manusia unggul, tetapi juga menjadi alat untuk membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan. Pendidikan adalah jalan yang sangat menentukan bagi kebangkitan bangsa dan negara. Tidak mungkin kita menjadi negara sejahtera, menjadi negara maju, kalau pendidikan kita tidak baik dan tidak berhasil.”

Presiden Prabowo menyadari betul arti penting pendidikan untuk hadirnya suatu negera yang yang berdaulat, negara yang dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh sejauh mana kualitas pendidikannya. Sehingga, tidak boleh ada anak yang tidak memperoleh pendidikan, hal itu kemudian dijawab dengan tema Hardiknas tahun ini yaitu “Partisipasi Semesta Mewujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”.

Pendidikan untuk semua tidak sekadar meratanya pendidikan di seluruh wilayah NKRI dan semua anak mendapatkan pendidikan, tetapi pendidikan yang diperoleh anak-anak harus bermutu. Untuk memastikan bahwa pendidikan yang diperoleh anak-anak negeri ini adalah pendidikan bermutu maka Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah mencanangkan berbagai program untuk menjamin hal tersebut, salah satu di antaranya adalah tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, yang melalui program tersebut anak Indonesia diharapkan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengantar mereka menjadi hebat, tangguh, dan memiliki karakter tangguh. Selain berbagai program untuk menjamin hadirnya pendidikan bermutu untuk semua.

Keterlibatan semua komponen bangsa dari pusat sampai daerah, pemerintah maupun masyarakat menjadi hal yang penting dalam mewujudkan pendidikan bermutu. Kebijakan-kebijakan pemerintah pusat harus dapat diterjemahkan dan diimplementasikan oleh pemerintah daerah. Sebaik apa pun kebijakan pemerintah pusat untuk menghadirkan pendidikan bermutu bila tidak didukung dan tidak diimplementasikan oleh pemerintah daerah maka kebijakan tersebut hanya akan sia-sia. Ada kewenangan yang melekat pada pemerintah daerah terkait pelaksanaan pendidikan sesuai Undang-Undang Otonomi Daerah, dan kewenangan tersebut tentu di dalamnya ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah.

Selain pemerintah daerah, partisipasi masyarakat juga menjadi penting artinya. Tidak sedikit lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat bahkan sebelum Indonesia merdeka, pendidikan banyak dikelola oleh masyarakat.  Kehadiran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pendidikan harus benar-benar hadir untuk bersinergi dengan pemerintah. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan perhatian khusus kepada lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat, tentu yang dimaksud di sini termasuk organisasi yang mengelola pendidikan. Sinergi ini harus menjadi sinergi yang bersifat mutualistik. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat atau organisasi kemasyarakatan bersifat non profit, bukan lembaga yang bersifat profit.

Salah satu faktor penting hadirnya sumber daya manusia berkualitas melalui pendidikan adalah pendidikan karakter. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menghadirkan pendidikan karakter, namun hingga saat ini masih muncul berbagai permasalahan yang terkait dengan pendidikan karakter ini.

Pendidikan karakter tidak cukup hanya mengharapkan hadir di sekolah tanpa didukung oleh masyarakat dan para elit, sebab pendidikan karakter ini terkait dengan perilaku anak, sehingga tidak hanya butuh ceramah dan teori tetapi butuh keteladanan. Keteladan tidak cukup dihadirkan di sekolah oleh guru dan para pendidik, tetapi juga oleh masyarakat, para tokoh dan, elit negeri.

Anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru perilaku orang yang lebih dewasa, menjadikan mereka figur, teladan, dan tokoh panutan. Sehingga, menjadi ironis ketika para guru di sekolah telah memberikan pemahaman yang baik terkait akhlak, kejujuran, dan berbagai karakter yang baik, namun di luar sekolah mereka menyaksikan perilaku yang bertentangan dengan apa yang mereka dapatkan di sekolah.

Mereka menyaksikan perilaku para koruptor yang nota bene adalah pejabat publik yang mungkin selama ini mereka jadikan figur, mereka jadikan patron. Oleh karena itu, para tokoh dan publik figur harusnya juga menjadi bagian dari upaya menghadirkan pendidikan bermutu untuk semua.

Pendidikan Nasional dan Kebangkitan Nasional tahun 2025 ini harus dijadikan momen bangkitnya pendidikan bermutu untuk semua, sehingga pada tahun 2025 Indonesia betul-betul hadir sebagai Indonesia Emas, Indonesia yang berdaulat, Indonesia yang menghadirkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk anak-anak negeri, Indonesia yang menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh anak-anak negeri. Indonesia yang tidak hanya menjadi tuan di negeri sendiri tetapi mampu tegak berdiri dan menjadi Macan Asia yang memberi pengaruh dalam percaturan bangsa-bangsa.

 

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner ITKESMU SIDRAP

Leave a Reply