Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

IMM UIAD Gelar Kelas Advokasi, Dorong Gerakan Inklusif dan Berkeadilan

×

IMM UIAD Gelar Kelas Advokasi, Dorong Gerakan Inklusif dan Berkeadilan

Share this article

KHITTAH.CO, Sinjai — Dua Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM), yakni dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) serta Fakultas Ushuluddin dan Komunikasi Islam (FUKIS), Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Sinjai, menggelar Kelas Advokasi bertema “Akselerasi Advokasi Inklusif: Meneguhkan Peran IMM sebagai Pilar Keadilan Sosial”. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari di Aula Mini UIAD Sinjai sejak Kamis hingga Sabtu, 15–17 Mei 2025.

Pembukaan kegiatan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sinjai, Wakil Rektor III UIAD, Dekan FTIK, Dekan FUKIS, Pimpinan Cabang IMM Sinjai, serta sejumlah perwakilan organisasi kemahasiswaan.

Wakil Rektor III UIAD Sinjai, Muhlis, dalam sambutannya menekankan peran strategis IMM sebagai organisasi kader yang tidak hanya bergerak di bidang keislaman dan kemasyarakatan, tetapi juga dalam membentuk karakter intelektual mahasiswa.

“Dukungan dari pihak kampus merupakan modal penting yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan bijak oleh kader IMM. Ini menunjukkan bahwa IMM mendapat tempat yang strategis dalam pengembangan akademik,” ujar Muhlis.

Ia menambahkan bahwa IMM perlu membangun koordinasi yang solid dengan pimpinan fakultas, khususnya para dekan, sebagai mitra utama dalam menyukseskan program-program kaderisasi.

“Dekan adalah mitra formal yang strategis. Sinergi yang kuat akan memperkuat pelaksanaan aktivitas kader, baik dalam aspek intelektual, spiritual, maupun sosial,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ketua PDM Sinjai, Agussalim Yunus, menyampaikan bahwa organisasi otonom Muhammadiyah seperti IMM merupakan contoh organisasi yang sehat karena konsisten menjunjung nilai keislaman dan etika berorganisasi.

“IMM memiliki kekuatan moral dan spiritual. Di kampus Islam seperti UIAD yang membawa nama besar Ahmad Dahlan, identitas keislaman harus terwujud nyata, terutama dalam ketaatan menjalankan ibadah salat,” ujarnya.

Agussalim menyoroti pentingnya membudayakan salat sebagai karakter dasar mahasiswa. Ia menyebut, jika di tingkat perguruan tinggi masih ada mahasiswa yang abai terhadap salat, maka itu menjadi tanggung jawab moral bagi kampus.

“Kampus dan seluruh elemen di dalamnya, termasuk organisasi kemahasiswaan, perlu mendorong budaya salat berjamaah agar menjadi bagian dari kehidupan akademik dan organisasi,” katanya menutup sambutan.

Kelas Advokasi ini dirancang sebagai ruang kaderisasi dan penguatan wawasan advokasi bagi kader IMM lintas fakultas, sekaligus sebagai upaya konkret dalam menegaskan IMM sebagai agen perubahan sosial di tengah masyarakat kampus.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply