KHITTAH.CO, Parepare — Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) menggagas inisiatif pemberdayaan lahan tidak produktif milik Persyarikatan Muhammadiyah menjadi kawasan pertanian urban berbasis pemuda.
Program ini diinisiasi melalui kolaborasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Parepare dan melibatkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), termasuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Pemuda Muhammadiyah.
Melalui pelatihan bertajuk Pertanian Perkotaan Berkelanjutan, para peserta dilatih mengelola pertanian hemat air dan ramah lingkungan. Pelatihan berlangsung di salah satu lahan milik Muhammadiyah yang sebelumnya tidak aktif, Kamis, 15 Mei 2025.
Ketua Tim Pelaksana, Suherman, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari Hibah Riset Nasional Muhammadiyah Batch VIII Tahun 2024 yang difasilitasi Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMPAR.
“Banyak aset lahan Persyarikatan belum tergarap optimal. Kami ingin membangun model kemitraan jangka panjang agar AMM dapat mengelola lahan secara produktif dan berkelanjutan,” ujar Suherman
Dengan pendekatan digital interaktif, peserta mengikuti sesi pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan kapasitas. Mereka juga mempraktikkan langsung perakitan sistem irigasi tetes serta pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga dan kotoran ternak.
Salah satu capaian konkret dari kegiatan ini adalah aktifnya kembali salah satu lahan tidur milik Muhammadiyah yang kini difungsikan sebagai demplot pelatihan sekaligus lahan pertanian produktif.
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Parepare, Alimuddin, S.Pd., M.Pd., menilai pelatihan ini sebagai investasi jangka panjang untuk mencetak kader yang tangguh, mandiri, dan peduli terhadap isu lingkungan dan ketahanan pangan.
“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini strategi konkret membentuk generasi muda yang religius sekaligus siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.
PDM Parepare menyambut baik kerja sama ini dan menyatakan kesiapan untuk menginventarisasi lahan-lahan lain milik Persyarikatan agar dapat diaktivasi secara lebih terstruktur.
“Kami melihat ini sebagai model pemberdayaan berbasis aset yang bisa direplikasi di berbagai daerah,” ujar salah satu unsur pimpinan PDM dalam diskusi pascapelatihan.
Kolaborasi lintas elemen Muhammadiyah ini mempertegas peran keumatan sebagai motor penggerak transformasi sosial. Di tangan generasi muda, pertanian urban tidak lagi sekadar wacana, tetapi menjadi gerakan nyata yang berkelanjutan.