Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Polemik Tambang Emas di Sinjai, Pelajar Muhammadiyah Suarakan Kekhawatiran Lingkungan

×

Polemik Tambang Emas di Sinjai, Pelajar Muhammadiyah Suarakan Kekhawatiran Lingkungan

Share this article

KHITTAH.CO, SINJAI — Polemik terkait aktivitas pertambangan emas di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, kini menarik perhatian berbagai kalangan.

Salah satunya datang dari para pelajar di wilayah Sinjai Selatan yang menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap potensi dampak lingkungan dari rencana operasi tambang tersebut.

Isu utama yang mencuat adalah dugaan penyimpangan dalam aktivitas pertambangan emas yang disebut-sebut mencakup wilayah empat kecamatan, yakni Sinjai Borong, Sinjai Barat, Bulupoddo, Sinjai Tengah, dan Sinjai Selatan. Rencana dimulainya operasi produksi oleh pihak investor kian memicu keresahan warga.

Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Sinjai Selatan, Syariman, yang juga merupakan putra daerah, menyampaikan sikap kritisnya terhadap proyek tambang ini. Ia menilai bahwa operasi pertambangan berpotensi membawa kerusakan ekologis dan mengancam keberlangsungan sektor pertanian, perkebunan, serta kehidupan masyarakat.

“Jika tambang ini benar-benar berjalan, maka masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan akan sangat terdampak. Risiko bencana seperti banjir, longsor, polusi udara, kerusakan ekosistem, bahkan pemanasan global sangat mungkin terjadi,” kata Syariman saat diwawancarai pada Kamis, 19 Juni 2025.

Lebih jauh, Syariman menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, sebagaimana yang diajarkan dalam nilai-nilai keislaman. Ia mengutip Surah Al-Qasas ayat 77 yang memuat larangan untuk membuat kerusakan di muka bumi.

“Tambang di Sinjai sebaiknya tidak dibuka. Masyarakat masih bisa hidup tanpa tambang, hidup sederhana, tetapi lingkungan tetap lestari dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita di masa depan,” ujarnya.

Syariman, yang juga mahasiswa akhir Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sinjai, menyoroti bahwa Kabupaten Sinjai memiliki potensi lokal yang besar di sektor pertanian. Komoditas seperti porang, sawah, ladang, dan cengkeh dinilai cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi tanpa harus merusak alam.

“Daripada terlihat megah dengan hasil tambang yang hanya dinikmati satu generasi, lebih baik kita rawat tanah ini demi keberlanjutan hidup bersama,” tutupnya.

Isu ini terus menjadi sorotan publik, khususnya di kalangan generasi muda yang mulai aktif menyuarakan keprihatinan atas kebijakan yang dinilai berpotensi merugikan masa depan lingkungan dan masyarakat.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply