Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Hadiri Diskusi Antarkomponen Umat di Masjid Al Markaz, Ketua Muhammadiyah Sulsel Tegaskan Komitmen Mencerdaskan Umat

×

Hadiri Diskusi Antarkomponen Umat di Masjid Al Markaz, Ketua Muhammadiyah Sulsel Tegaskan Komitmen Mencerdaskan Umat

Share this article

KHITTAH.CO, Makassar — Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., menegaskan kembali tiga tugas utama Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan beragama, yakni mencerdaskan, mencerahkan, dan menyerukan kedamaian serta keadilan di tengah umat. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Diskusi Konstruktif Antarkomponen Umat bertema “Bersama dalam Rumah Besar Islam”, yang digelar oleh Badan Pengurus Yayasan Islamic Centre Al-Markaz Al-Islami di Ballroom Masjid Al-Markaz Al-Islami, Ahad, 6 Juli 2025.

Menurut Prof. Ambo, peran Muhammadiyah dalam bidang pendidikan sangat signifikan, khususnya di Sulawesi Selatan. Saat ini, Muhammadiyah mengelola 14 perguruan tinggi, terdiri dari 10 universitas, 3 institut, dan 1 politeknik. Di jenjang pendidikan dasar dan menengah, terdapat lebih dari 300 sekolah yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota.

“Sebagian sekolah kita sudah sangat maju, meskipun masih ada juga yang perlu perhatian lebih, seperti sekolah di Parepare dan yang ada di Tol” ujarnya.

Ia juga menyoroti kemajuan pondok pesantren Muhammadiyah seperti Darul Arqam Gombara dan Pondok Pesantren Putri Ummul Mu’minin Aisyiyah yang dinilai mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain.

Dalam forum tersebut, Prof. Ambo juga menanggapi rencana pemerintah untuk mendirikan “sekolah rakyat”. Ia menyarankan agar alokasi anggaran lebih diarahkan untuk memperkuat sekolah-sekolah yang sudah ada, termasuk sekolah-sekolah Muhammadiyah, terutama dalam bentuk subsidi biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

“Lebih baik anak-anak itu dibawa ke Muhammadiyah. Katakan saja gratis, tetapi biayanya ditanggung pemerintah,” katanya.

Ia juga mengusulkan agar program makan bergizi gratis dari pemerintah perlu dievaluasi kembali. Menurutnya, sebaiknya bantuan tersebut difokuskan kepada anak-anak dari keluarga miskin yang benar-benar membutuhkan.

“Bagi anak miskin, makanan itu bisa dibawa pulang dan dimakan bersama ibu atau adiknya. Tapi bagi anak dari keluarga mampu, makanan gratis itu bisa jadi tidak bernilai,” tambahnya.

Di bidang keagamaan, Prof. Ambo menyampaikan inisiatif Muhammadiyah dalam upaya penyatuan kalender Islam melalui peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), yang telah mengakomodasi kriteria imkanur rukyah dengan batas visibilitas hilal lima derajat di atas ufuk dan elongasi delapan derajat.

“Kalender ini tidak lagi memakai batas-batas lokal, tetapi satu matlak global untuk seluruh dunia Islam,” jelasnya.

Acara yang dihadiri oleh para pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, tokoh umat, dan akademisi ini menjadi ruang temu yang menguatkan semangat kolaborasi dan persatuan antar komponen umat Islam, khususnya dalam menghadapi tantangan umat dan bangsa ke depan.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UNISMUH MAKASSAR

Leave a Reply