Khittah.co, Pangkep – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bekerja sama dengan Pemerintah Desa Bulu Cindea menggelar pelatihan pemberdayaan masyarakat bertajuk “Peningkatan Kesehatan Lingkungan dan Gizi Masyarakat Pesisir”, Kamis 18 Juli 2025. Pelatihan yang berlangsung di aula Kantor Desa Bulu Cindea ini diikuti oleh 45 peserta, mayoritas ibu-ibu kader dari empat dusun yang ada di Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun ketiga yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema KEMENDIKTISAINTEK (Nomor: 126/C3/DT.05.00/PM/2025). Program bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir melalui pendekatan riset, partisipasi komunitas, dan pelibatan aktif kader lokal.
Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali, S.E., yang membuka kegiatan secara resmi, menekankan peran strategis kader perempuan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan pemenuhan gizi keluarga. Ia menyoroti masih tingginya angka gizi buruk dan persoalan lingkungan di sekitar wilayah tambak dan permukiman padat.
“Kami berharap kader yang dilatih hari ini dapat menjadi penggerak perubahan di dusunnya masing-masing. Mereka akan menjadi panutan sekaligus agen perubahan yang bekerja dari rumah dan komunitas,” ujar Made Ali.
Gizi dari Dapur Sendiri
Sesi pertama pelatihan dipandu oleh Nurbiah Eka Susanty, S.SiT., SKM., M.Kes., dosen Unismuh Makassar yang juga praktisi gizi masyarakat. Ia menekankan pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan sebagai periode emas yang menentukan kualitas hidup anak di masa depan.
Nurbiah menyampaikan bahwa pencegahan stunting bisa dimulai dari dapur rumah sendiri. Ia menunjukkan contoh menu bergizi berbahan lokal seperti ikan bandeng, sayur kelor, dan tempe sebagai alternatif yang murah namun kaya zat besi dan protein hewani.
Peserta diajak berdiskusi tentang pola makan keluarga, tantangan pemberian ASI, serta menyusun menu bergizi dengan biaya terjangkau. Suasana sesi berlangsung interaktif dengan berbagai testimoni dan pertanyaan dari para peserta.
Sampah Dikelola, Lingkungan Pulih
Sesi kedua diisi oleh Fitri Indah Yani, S.Pi., M.Si., dari Universitas Muhammadiyah Parepare, yang membawakan materi seputar sanitasi dan pengelolaan lingkungan di kawasan pesisir. Fitri menyoroti praktik membuang limbah rumah tangga ke perairan terbuka yang masih jamak dilakukan, termasuk di Bulu Cindea.
Ia memperkenalkan teknik pembuatan kompos dari sisa dapur, ecobrick dari plastik bekas, serta konsep bank sampah berbasis komunitas. “Kalau setiap RT punya satu kader lingkungan yang aktif, bank sampah bisa hidup dan memberi manfaat ekonomi bagi warga,” jelasnya.
Mahasiswa Belajar dari Lapangan
Kegiatan pelatihan ini juga melibatkan mahasiswa Unismuh Makassar yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik di desa tersebut. Para mahasiswa tak hanya menjadi peserta pasif, tetapi turut mendampingi diskusi kelompok, simulasi praktik, hingga mendokumentasikan kegiatan sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek.
Menurut Koordinator Program PDB, Dr. Ir. Rahmi, S.Pi., M.Si., IPU, keterlibatan mahasiswa merupakan implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Mereka dilatih untuk menyumbangkan solusi nyata atas persoalan yang dihadapi masyarakat,” ujarnya.
Pelatihan ini ditargetkan menghasilkan peningkatan pengetahuan masyarakat, terbentuknya bank sampah komunitas, serta publikasi ilmiah dan video edukatif berbasis lokal sebagai luaran program.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi dan rencana tindak lanjut oleh para peserta. Banyak di antara mereka mengaku baru memahami bahwa persoalan kesehatan bisa dicegah sejak dari rumah.
Dengan semangat gotong royong antara kampus, desa, dan masyarakat, Desa Bulu Cindea menatap masa depan sebagai kawasan pesisir yang sehat, cerdas, dan mandiri.