Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Geomembran Dorong Desa Bulu Cindea Jadi Sentra Garam Industri

×

Geomembran Dorong Desa Bulu Cindea Jadi Sentra Garam Industri

Share this article

Khittah.co, Pangkep  – Sebagai upaya nyata meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi garam rakyat, enam kelompok petani garam di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, menerima bantuan peralatan geomembran untuk tambak garam. Penyerahan bantuan ini dilaksanakan dalam rangkaian Program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun ketiga, yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), berdasarkan kontrak No: 130/DT.05.00/PL2025.

Kegiatan penyerahan yang berlangsung di Desa Bulu Cindea ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali HB, SE, yang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat atas dukungan nyata terhadap pengembangan sektor garam di daerahnya.

“Bantuan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas garam yang dihasilkan oleh petani. Dengan penerapan teknologi geomembran, kami berharap hasil panen garam dapat lebih berkualitas, jumlah produksi meningkat, dan pendapatan petani pun ikut bertambah,” ujar Made Ali dalam sambutannya.

Turut hadir Koordinator Kegiatan, Dr. Ir. Rahmi, S.Pi., M.Si., IPU dari Universitas Muhammadiyah Makassar, yang secara simbolis menyerahkan peralatan geomembran kepada perwakilan enam kelompok petani garam. Penyerahan ini disaksikan oleh anggota tim pelaksana dari Universitas Muhammadiyah Parepare, Fitri Indah Yani, serta tim dari Universitas Muhammadiyah Makassar, yaitu Asriyanti Syarif, Juliani Ibrahim, Insana Salam, dan Farhanah Wahyu.
Kolaborasi Multi Pihak untuk Desa Binaan

Program PDB Desa Bulu Cindea merupakan bentuk kolaborasi strategis antara Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Muhammadiyah Parepare, dan Pemerintah Desa Bulu Cindea. Program ini telah berjalan selama tiga tahun dengan fokus utama pada peningkatan kapasitas produksi garam rakyat menuju skala industri.

Melalui penerapan teknologi tepat guna, salah satunya penggunaan geomembran, proses kristalisasi garam dapat dilakukan lebih efisien dan higienis. Teknologi ini memungkinkan air laut yang masuk ke petak tambak tidak meresap ke dalam tanah, sehingga pembentukan kristal garam dapat berlangsung optimal.

Dr. Rahmi menjelaskan bahwa geomembran yang dibagikan merupakan bagian dari rangkaian inovasi teknologi untuk membantu petani meningkatkan kualitas garam, sekaligus mengurangi ketergantungan pada musim kemarau yang panjang.

“Dengan geomembran, petani dapat memproduksi garam meskipun cuaca kurang bersahabat. Hal ini tentu akan menjaga keberlanjutan produksi, meningkatkan kualitas garam hingga mencapai standar industri, dan pada akhirnya memperbaiki pendapatan keluarga petani,” jelasnya.

Antusiasme Petani Garam

Bantuan ini disambut dengan antusias oleh para petani garam di Desa Bulu Cindea. Mereka melihat teknologi geomembran sebagai solusi terhadap tantangan yang selama ini dihadapi, terutama terkait rendahnya kualitas dan kuantitas produksi akibat faktor cuaca serta proses produksi yang masih tradisional.

Seorang perwakilan kelompok petani garam mengungkapkan rasa syukur atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah, perguruan tinggi, dan pemerintah desa.

“Selama ini kami hanya mengandalkan cara tradisional, sehingga kualitas garam kadang kurang baik dan hasil panen tidak maksimal. Dengan bantuan ini, kami optimis produksi akan lebih lancar dan hasilnya lebih bagus,” ujarnya.

Dampak Program PDB

Program PDB Desa Bulu Cindea telah menunjukkan berbagai hasil positif sejak dimulai pada tahun pertama. Selain penyerahan peralatan produksi seperti geomembran, program ini juga mencakup pelatihan manajemen usaha, pemasaran produk, diversifikasi produk garam, hingga pendampingan berkelanjutan bagi petani dan pelaku UMKM.

Pendekatan yang dilakukan tidak hanya pada aspek produksi, tetapi juga mencakup penguatan pemasaran baik secara offline maupun online. Hal ini selaras dengan tujuan jangka panjang untuk menjadikan Desa Bulu Cindea sebagai sentra garam industri yang memiliki daya saing di pasar nasional.

Dalam konteks keberlanjutan, program ini juga memberikan perhatian pada aspek lingkungan, kesehatan, dan pengelolaan sumber daya. Penggunaan teknologi ramah lingkungan, seperti geomembran, menjadi langkah strategis untuk menjaga ekosistem tambak sekaligus meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Sinergi Perguruan Tinggi dan Desa

Kepala Desa Bulu Cindea menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi antara pemerintah desa, perguruan tinggi, dan masyarakat. Dukungan dari Universitas Muhammadiyah Makassar dan Universitas Muhammadiyah Parepare menjadi kunci dalam transfer teknologi, pendampingan, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa.

Kolaborasi ini sejalan dengan misi pemerintah desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal yang berkelanjutan.

Harapan ke Depan

Dengan adanya bantuan peralatan geomembran ini, diharapkan produktivitas dan kualitas garam di Desa Bulu Cindea meningkat signifikan. Ke depan, program PDB akan terus mengembangkan inovasi baru dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk sektor swasta, untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah produk garam.

Dr. Rahmi optimis bahwa dengan dukungan berkelanjutan, Desa Bulu Cindea tidak hanya akan dikenal sebagai sentra garam industri di Sulawesi Selatan, tetapi juga menjadi contoh desa binaan yang berhasil mengembangkan potensi lokal melalui kolaborasi dan inovasi teknologi.

“Program ini membuktikan bahwa ketika perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat bersatu, hasilnya akan sangat positif. Kami berharap kisah sukses Desa Bulu Cindea dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa,” pungkasnya.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen bersama, Desa Bulu Cindea terus melangkah menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi, membawa harum nama daerah sebagai penghasil garam berkualitas di tingkat nasional.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply