Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ArsipBeritaDaerahMuhammadiyah

Kata Ketua NA Sulsel, soal Dominasi Calon Formatur Berlatar Ilmu Pendidikan

×

Kata Ketua NA Sulsel, soal Dominasi Calon Formatur Berlatar Ilmu Pendidikan

Share this article
Ketua PW NA, Eka Damayanti (duduk depan) bersama pengurus NA Sulsel

KHITTAH.CO- Sebanyak dua puluh enam nama dipastikan maju sebagai calon formatur Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (NA) dalam Musyawarah Wilayah Nasyiah Sulawesi Selatan Ke-XIII yang digelar di Enrekang 27-29 Januari 2017.

Hal tersebut diketahui berdasarkan surat rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel yang ditandatangani oleh Wakil ketua PWM Sulsel, Dr Muh Syaiful Saleh dan Sekretaris PWM, Prof Dr Irwan Akib, dengan nomor surat 04/REK/II.0/D/2017 perihal rekomendasi tertanggal 18 Januari 2017.

Dari dua puluh enam nama-nama tersebut, mereka yang berlatar belakang Ilmu Pendidikan tampak mendominasi. Tercatat 19 nama bertitel sarjana Pendidikan, dan tujuh sisanya terbagi dari latar belakang Ilmu Kesehatan, Psikologi, Hukum, Teknik dan Ekonomi.

Baca : Kader Berlatar Belakang Ilmu Pendidikan Dominasi 26 Calon Formatur Nasyiah Sulsel

Ketua Nasyiah Sulsel, Eka Damayanti yang dikonfirmasi Khittah, membenarkan hal tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dominasi para pendidik dalam pencalonan PW NA ini tidak hanya berlaku di Sulsel, tapi juga di seluruh Indonesia, bahkan dalam struktur Pimpinan Pusat.

“Sebagian besar sarjana pendidikan, karena pekerjaan terbanyak saat ini adalah sebagai pendidik,” kata Eka di Makassar, Jum’at (20/1).

Menurutnya, pada dasarnya gerakan Nasyiah memang adalah gerakan pendidikan, pencerahan dan pencerdasan perempuan muda Muhammadiyah. Maka menjadi fakta, kebanyakan kadernya atau yang paling banyak beminat adalah mereka yang berlatar belakang pendidikan.

Namun, Eka menjelaskan bahwa intinya Bernasyiah itu pilihan, sehingga ia harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan tidak bisa terpaksa dengan mengandalkan latar belakang saja. Oleh karenanya, dengan keharusan berkesadaran itu, maka yang dibutuhkan adalah kader yang bisa mensinergikan kebutuhan dirinya dengan gerakan Nasyiah.

“Jadi di Nasyiah ini, kadernya itu harus menemukan cita rasa atau dalam istilah psikologi ruang aktulisasi diri,” jelas Dosen Psikologi UIN Alauddin ini.

Baca : Musywil Nasyiatul Aisyiyah Sulsel Digelar di Enrekang

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply