KHITTAH.CO, MAKASSAR — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menyerukan pentingnya tata kelola dana umat yang profesional, transparan, dan berbasis digital. Seruan itu disampaikan Wakil Ketua PWM Sulsel, Prof. Qadir Gassing, saat membuka Bimbingan Teknis Sistem Informasi Manajemen Keuangan Lazismu yang digelar di Gedung Serbaguna Aisyiyah, Makassar, 29–30 September 2025.
“Khud amwalikum, ambillah harta mereka… Ayat ini mengingatkan bahwa zakat dan infak bukan sekadar transaksi finansial, tetapi amanah yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya,” ujar Qadir. Ia menekankan bahwa digitalisasi bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan yang akan meningkatkan akuntabilitas pelaporan serta memperkuat kepercayaan publik terhadap Lazismu.
Menurut dia, Muhammadiyah Sulsel harus menjadi pelopor dalam membangun sistem pelaporan keuangan real time. “Dengan sistem ini, Lazismu akan makin dipercaya publik dan Muhammadiyah dapat tampil sebagai lembaga filantropi modern,” katanya.
Menutup sambutannya, Qadir kembali mengingatkan bahwa semangat Islam berkemajuan harus tercermin dalam tata kelola keuangan umat. “Muhammadiyah Sulsel siap menunjukkan bahwa zakat dapat dikelola secara modern tanpa kehilangan nilai ibadahnya,” katanya.
Laporan Terintegrasi
Pelatihan diikuti perwakilan Lazismu dari seluruh daerah serta kantor layanan kampus dengan tingkat kehadiran sekitar 70 persen. Para peserta mempelajari integrasi sistem keuangan dari tingkat daerah hingga pusat. Ketua Lazismu Sulsel Prof. Mahmudding, menjelaskan aplikasi baru memungkinkan laporan keuangan disusun secara real time dan terhubung lintas level organisasi.
“Kendala jarak tidak menyurutkan semangat peserta. Dengan sistem ini, kita bisa menyatukan laporan keuangan dari kampus hingga pusat,” ujar Mahmudding.
Audit Berlapis dan Efisiensi
Direktur Keuangan Lazismu Pusat, Edi Surya, menegaskan bahwa transparansi publik dan tuntutan peraturan perundang-undangan menjadi pendorong utama penerapan sistem baru. “Kami tetap menjalankan tiga lapis audit: internal, Kantor Akuntan Publik, dan audit syariah. Sistem ini akan memperkuat integrasi dari wilayah hingga pusat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujaddid Rais, menekankan pentingnya efisiensi dalam penggunaan dana. “Program yang tidak berdampak nyata kami evaluasi, agar anggaran bisa diarahkan ke hal-hal yang memberi maslahat lebih luas bagi umat,” ujarnya.
Kegiatan ini menandai langkah strategis Muhammadiyah Sulsel dalam mendorong transparansi filantropi Islam melalui pemanfaatan teknologi digital.