
Oleh: Irwan Akib (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah)
KHITTAH. CO – Rabu, 22 Oktober 2025. Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) bertempat di Pusat Dakwah Muhammadiyah jalan Menteng Raya No. 62, Jakarta Pusat, berturut-turut merima kunjungan silaturrahim kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), masing-masing beserta rombongan. Kedua rombongan tersebut diterima langung oleh ketua Umum PPM Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, didampingi Sekretaris Umum PPM yang juga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abd. Mu’ti, M,Ed dan Ketua serta Sekretaris PPM lainnya.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto, memyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara BNN dan Muhammadiyah dalam pemberantasan narkotika di Indonesia, lebih lanjut beliau menyampaikan hal yang sangat krusial terkait dengan penyalahgunaan narkotika di Indonesia dan kita (BNN dan Muhammadiyah) memiliki semangat yang sama untuk bisa mendukung upaya-upaya pencegahan termasuk pemberantasan, rehabilitasi, dan pemberdayaan masyarakat. Begitupun prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia saat ini masih begitu tinggi hampir di angka 3,3 juta jiwa. Namun Ia optimis melalui kerja sama lintas lembaga dan pihak masyarakat, diharapkan jumlahnya dapat menurun secara signifikan.
Kehadiran Kepala BNN beserta rombongan ke PP Muhammadiyah, bukanlah tanpa alasan. Kepala BNN mengapresiasi langkah Muhammadiyah dalam membentuk Tim Dai Anti Narkotika. Tim Dai Anti Narkotika merupakan salah satu betuk aktif Muhammadiyah selaku ormas keagamaan dalam memberantas narkotika di masyarakat. Kepala BNN berharap langkah yang dilakukan Muhammadiyah bisa menjadi role model bagi organisasi kemasyarakatan dan keagamaan lainnya di Indonesia. Karena, Indonesia bersih dari narkoba sejatinya tidak dapat dilakukan secara sepihak, melainkan melibatkan seluruh elemen masyarak
Sedangkan, silaturrahim PPM dengan Rektor ITB yang didampingi oleh para wakil rektor, membahas penguatan kerja sama di bidang pendidikan, riset, dan pemberdayaan masyarakat antara ITB dan jaringan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia. Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya memperluas kolaborasi yang telah dirintis sebelumnya dengan salah satu PTMA di Indonesia Timur. Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan silaturrahim ini untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Muhammadiyah, karena kita tahu jaringan Muhammadiyah sangat luas di seluruh Indonesia. Kita bisa bekerja sama baik dalam bidang pendidikan maupun pemberdayaan masyarakat. Selain itu, antara ITB dengan PTMA diharapkan adanaya kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Melalui kerja sama tersebut, dosen-dosen di lingkungan PTMA diharapkan dapat melanjutkan studi doktoral di ITB dengan dukungan pembiayaan yang bersumber dari hasil riset bersama.
Kedatangan kedua rombongan tersebut disambut baik oleh PPM dan menyampaikan kesiapan membangun sinergi dan kolaborasi demi masa depan bangsa dan anak-anak negeri. Kaitannya dengan pencegahan dan pemberantasan narkoba, PP Muhammadiyah telah membentuk dai anti narkoba. Permasalahan narkoba ini bukan masalah sepele, pengedarannya tidak hanya di lingkungan perkotaan dan kalangan tertentu tetapi sudah merambah masuk ke desa dan di kalangan pelajar. Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama dan tidak cukup hanya dibebankan kepada BNN, tetapi seluruh komponen anak bangsa termasuk organisasi masyarakat harus mengambil bagian sesuai bidang masing-masing.
Muhammadiyah bersama organisasi otonomnya, lembaga-lambaga pendidikan, pusat pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial yang dimiliki perlu hadir secara bersama-sama demi masa depan generasi muda dan masa depan bangsa ini. Permasalahan narkoba butuh kebersamaan untuk melakukan pencegahan, maupun melalukan rehabilitasi terhadap pengguna. Demikian juga dalam mengatasi para pengedar, hal ini bisa dipahami karena narkoba ini dapat merusak generasi masa depan. Ketika Indonesia mencanangkan generasi emas di tahun 2045, hal ini agak sulit terwujud ketika generasi mudanya terpapar candu narkoba, demikian juga bila para orang tua yang menjadi bagian dari pengedar perlu diatas secara bersama-sama.
Menghadirkan generasi masa depan yang akan menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa ini menuju Indonesia emas, butuh generasi yang tangguh dan memiliki kecakapan multidimensi, memiliki integritas serta memiliki jiwa kebangsaan yang mencintai negerinya dan memahami kebhinekaan bangsanya sendiri. Oleh karena itu, pendidikan bagi generasi muda menjadi penting dihadirkan secara merata di seluruh wilayah NKRI. Di samping itu, permasalahan kemiskinan, ketertinggalan, dan kebodohan perlu diatasi secara bersama-sama. Muhammadiyah sejak berdirinya memiliki kepedulian terhadap pendidiikan, pelayanan kesehatan, dan ksejehteraan anak-anak negeri. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, klink dan rumah sakit, serta panti asuhan yang menyebar di seluruh wilayah NKRI.
Kehadiran BNN dan ITB ke Pusat Dakwah Muhammadiyah, menjadi penting artinya bagi masa depan bangsa dan anak-anak negeri. Mereka hadir untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan Muhammadiyah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa ini sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Bagi Muhammadiyah tentu hal ini bukan sesuatu yang asing, karena dalam kepribadian Muhammadiyah, khususnya kepribadian kesembilan, membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil makmur yang diridai Allah. Sedang pada kepribadian pertama, disebutkan bahwa Muhammadiyah beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
Berbagai permasalahan bangsa dan masa depan anak-anak negeri ini, bisa diselasaikan secara bersama-sama dengan melakukan sinergi dan kolaborasi berbagai elemen bangsa, baik pemerintah maupun komponen masyarakat lainnya. Setiap elemen bangsa harus menyadari bahwa negara ini adalah negara yang luas, bangsa ini adalah bangsa yang besar dengan keanekaragaman etnis dan budaya yang menjadi satu dalam bhinneka tunggal ika. Dengan keragaman tersebut juga tentu tidak sedikit ragamnya permasalahan yang dihadapi, sehingg membutuhkan sinergi dan kolaborasi, serta membutuhkan saling pemahaman yang kompleks terhadap permasalahan yang ada dengan bersama-sama memberi solusi yang apik. Permasalahan bangs aini tidak akan habis bila kita terus hanya mecari-cari kesalaahan tanpa memberi solusi. Bangsa besar ini tidak akan maju dengan caci maki dan saling meniadakan.





















