Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Dukung Program Pembangunan SDM Presiden Prabowo, Prof Budu: Anak Kita Tak Boleh Buta Belajar karena Rabun!

×

Dukung Program Pembangunan SDM Presiden Prabowo, Prof Budu: Anak Kita Tak Boleh Buta Belajar karena Rabun!

Share this article

KHITTAH.CO, Jakarta — Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menegaskan komitmennya untuk mendukung agenda pembangunan kesehatan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Melalui audiensi bersama Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Benjamin Paulus Octavianus, Sp.P(K), FISR, di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.

Ketua Umum PERDAMI Prof. dr. Budu, Ph.D., SpM(K), M.Med.Ed menuturkan bahwa upaya Aksi Serbuan Koreksi Gangguan Refraksi Anak Sekolah, pemenuhan kuota operasi katarak masyarakat, serta pelaksanaan Survei Nasional Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) merupakan bagian nyata dukungan PERDAMI terhadap visi pemerintah mewujudkan Indonesia sehat dan berdaya saing menuju “Indonesia Emas 2045”.

“Gangguan refraksi, yang meliputi rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme, diidentifikasi sebagai masalah paling umum yang berdampak langsung pada capaian belajar anak,” tandas Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas itu.

Data yang disajikan menunjukkan, di sejumlah kota besar, proporsi gangguan refraksi anak usia sekolah sudah menembus tiga hingga empat dari setiap sepuluh anak. Di tingkat remaja, studi PERDAMI 2025 pada siswa SMP menemukan sekitar sepertiga mengalami miopia dan lebih dari tiga perempat belum pernah menggunakan kacamata—indikasi cakupan koreksi yang masih rendah.

Penguatan Layanan Dasar

PERDAMI mengusulkan pelaksanaan Aksi Upaya Serbuan Koreksi—skrining massal dan koreksi gangguan refraksi—dengan titik berat pada sekolah dasar, utamanya sekolah-sekolah rakyat. Gagasan ini dirancang sebagai sinergi Kemenkes–PERDAMI–IROPIN (Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia, GAPOPIN (gabungan Pengusaha Optik Indonesia) bersama bersama lembaga filantropi, agar deteksi dan pemberian kacamata koreksi berlangsung cepat, terukur, dan merata.

Untuk menopang program, PERDAMI mendorong penguatan layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), termasuk ketersediaan alat skrining dan prosedur rujukan yang sederhana. Anak usia di atas lima tahun direkomendasikan menjalani pemeriksaan penglihatan berkala setidaknya setahun sekali, mengacu pada praktik klinik yang lazim.

Agar koreksi dapat menjangkau kelompok paling membutuhkan, PERDAMI meminta seluruh jenis kelainan refraksi dijamin dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), termasuk fleksibilitas frekuensi peresepan kacamata sesuai kebutuhan medis. Usulan ini dinilai krusial untuk memperbesar cakupan koreksi efektif (effective refractive error coverage) yang menjadi target global.

Kuota Operasi Katarak

Selain isu refraksi, audiensi juga menyoroti pemenuhan kuota operasi katarak bagi masyarakat. PERDAMI menilai perlu perluasan kapasitas layanan dan penjadwalan yang lebih adaptif, agar daftar tunggu menurun dan angka kebutaan yang dapat dicegah ikut tereduksi. Upaya ini diintegrasikan dengan penguatan jejaring rujukan serta optimalisasi klaim pembiayaan yang transparan.

PERDAMI mendorong pelaksanaan RAAB berskala nasional untuk memotret kondisi gangguan penglihatan dan kebutaan yang dapat dicegah di berbagai kelompok usia. Hasil survei diharapkan menjadi dasar perumusan kebijakan berbasis bukti, termasuk penentuan prioritas wilayah intervensi, kebutuhan alat, serta desain kampanye edukasi masyarakat.

Tindak Lanjut

Audiensi menempatkan tiga agenda—refraksi anak sekolah, operasi katarak, dan RAAB—sebagai paket kebijakan yang saling menguatkan. Dengan peta jalan yang jelas, dukungan regulasi dan pembiayaan yang memadai, serta kolaborasi lintas pemangku kepentingan, program diharapkan mempercepat penurunan gangguan penglihatan yang sebenarnya dapat dikoreksi dan dicegah.

PERDAMI menyatakan kesiapan menurunkan tim teknis untuk sinkronisasi standar layanan, alur rujukan, hingga mekanisme pelaporan, seraya menegaskan bahwa keberhasilan program akan sangat ditentukan oleh konsistensi skrining di sekolah, keandalan layanan di FKTP, dan ketersediaan akses kacamata serta tindakan operasi bagi warga yang membutuhkan.

Dalam kunjungan ini, Ketua Umum PP Prof Budu hadir bersama Kolonel CKM (Purn) dr. Nirawan Putranto, Sp.M, selaku Tim Pakar PP PERDAMI sekaligus penghubung utama dari Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan (UNHAN); Dr. dr. Trilaksana Nugroho, M.Kes, FISCM, Sp.M(K), selaku Wakil Ketua Bidang Kerja Sama dan Edukasi PERDAMI dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Dr. dr. Tri Rahayu, Sp.M(K), FIACLE, sebagai Ketua Departemen Penanggulangan Gangguan Refraksi PERDAMI dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia–RSCM Jakarta; serta dr. Yeni Dwi Lestari, Sp.M(K), dari Badan Riset dan Inovasi PERDAMI sekaligus Divisi Oftalmologi Sosial FKUI–RSCM Jakarta. Turut membersamai staf PERDAMI Lily Mulyono dan Bu Fenny.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply