Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kolaborasi Riset Unismuh dan Universiti Malaysia Sabah Bahas Tantangan Pangan di Era Perubahan Iklim

×

Kolaborasi Riset Unismuh dan Universiti Malaysia Sabah Bahas Tantangan Pangan di Era Perubahan Iklim

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR — Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar bersama Universitas Malaysia Sabah menggelar International Webinar on Enhancing Food Security and Safety Through Sustainable Agroecology Practices, yang mempertemukan akademisi kedua negara untuk membahas tantangan global sektor pangan dan peluang pengembangannya melalui riset kolaboratif.

Acara dilaksanakan secara daring, pada Kamis, 4 Desember 2025. Dalam sambutannya, pihak Unismuh, yang diwakili Prof Syamsia, menegaskan bahwa isu pertanian berkelanjutan kini menjadi perhatian dunia, terutama di tengah perubahan iklim, degradasi lahan, dan peningkatan kebutuhan pangan.

Kerja sama antara Unismuh dan Universiti Malaysia Sabah disebut sebagai langkah strategis untuk memperkuat jejaring akademik dan memperluas riset lintas negara, khususnya dalam bidang agroekologi, teknologi pertanian, dan pembangunan berkelanjutan.

Dekan Fakultas Pembangunan Universiti Malaysia Sabah, Prof. Dr. Abdul Hamid bin Ahmad, yang turut memberikan sambutan resmi, menekankan pentingnya webinar ini sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua institusi pada tahun sebelumnya. Ia menyebut bahwa kolaborasi ini membuka jalan bagi publikasi bersama, peningkatan mobilitas mahasiswa dan dosen, serta riset yang menargetkan persoalan regional dan global di sektor pangan.

“Kolaborasi ini menunjukkan kepentingan untuk bersama-sama mengatasi tantangan keamanan pangan yang melampaui batas negara,” ujarnya. Representati dari Unismuh Makassar diwakili oleh Prof Syamsiah yang menyampaikan apresiasinya pada kuliah tamu ini yang di sambut dengan positif oleh Dr Rovina Kobun yang rencananya akan visit ke Unismuh Makassar untuk riset.

Setelah sesi pembukaan, webinar memasuki pemaparan materi dari dua narasumber utama. Pembicara pertama, Dr. Clement Chin dari Universiti Malaysia Sabah, menguraikan peran mikroorganisme dalam peningkatan ketahanan pangan melalui pengelolaan tanah, pengurangan penggunaan pupuk kimia, hingga pengendalian penyakit pada tanaman.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan mikroorganisme terpilih dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus menekan input kimia hingga 50 persen tanpa menurunkan hasil panen. “Alam menyediakan jutaan mikroba bermanfaat yang dapat membantu sistem pertanian menghadapi perubahan iklim dan degradasi tanah,” katanya.

Pembicara kedua, Prof. Dr. Suryani As’ad, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh Makassar, menyoroti hubungan antara keamanan pangan dan status gizi pada berbagai tahap kehidupan manusia. Ia memaparkan bahwa periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan—dari kehamilan hingga usia dua tahun—merupakan fase paling krusial yang menentukan kualitas kesehatan generasi masa depan.

“Ketidakamanan pangan pada tahap awal kehidupan dapat menyebabkan stunting, gangguan kognitif, hingga meningkatnya risiko penyakit kronis,” jelasnya. Ia juga menyinggung program nasional makan bergizi gratis dan pentingnya penentuan prioritas wilayah agar implementasinya tepat sasaran.

Sesi diskusi berlangsung interaktif, dengan sejumlah peserta menanyakan efektivitas kebijakan pangan, peran riset mikrobiologi dalam pertanian masa depan, serta strategi pencegahan malnutrisi lintas generasi. Prof. Suryani kembali menegaskan bahwa solusi keamanan pangan harus bersifat komprehensif, mencakup aspek ketersediaan pangan, lingkungan sanitasi, hingga layanan kesehatan.

Sesi berikutnya adalah presentasi dari Prof Ratnawati Tahir yang membahas kestabilan pangan dan ketersediaannya di masa depan khususnya untuk generasi mendatang.

Webinar ditutup dengan harapan agar kedua institusi terus memperkuat kerja sama riset dan membuka program akademik kolaboratif yang berdampak bagi peningkatan ketahanan pangan di kawasan Asia Tenggara.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply