Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Tim Medis Unismuh Makassar Layani Puluhan Penyintas Banjir Aceh Tamiang, ISPA Dominan

×

Tim Medis Unismuh Makassar Layani Puluhan Penyintas Banjir Aceh Tamiang, ISPA Dominan

Share this article

KHITTAH.CO, ACEH TAMIANG — Di tengah sisa lumpur yang masih menutup sebagian akses permukiman dan pos layanan, Emergency Medical Team (EMT) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bergerak dari satu titik ke titik lain untuk memastikan penyintas banjir dan longsor tetap mendapatkan layanan kesehatan. Pada Senin, 22 Desember 2025, tim mencatat 45 pasien telah dilayani, dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi keluhan yang paling banyak ditemukan.

Ketua Tim EMT Unismuh Makassar, dr. Muh. Ihsan Kitta, Sp.OT, mengatakan, layanan kesehatan dilakukan berdasarkan penempatan hasil koordinasi dengan Health Emergency Operation Center (HEOC) Tanggap Bencana Kabupaten Aceh Tamiang.

“Kami ditempatkan di wilayah Puskesmas Sungai Iyu yang mencakup Sungai Iyu dan Desa Tanjung Kepayang di Kecamatan Bendahara. Selain itu, tim juga bergerak ke Gampong Air Tenang di Kecamatan Karang Baru,” ujar Ihsan, merujuk laporan harian tim, Senin.

Untuk menjangkau penyintas yang tersebar, tim membagi personel menjadi dua kelompok kerja. Tim A melakukan koordinasi dan persiapan layanan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Iyu yang cakupannya luas. Sementara Tim B memilih pola layanan mobile di Gampong Air Tenang karena fasilitas layanan dasar setempat belum berfungsi normal. Poskesdes di wilayah itu masih terkendala lumpur, sementara posko yang ada tidak lagi ditempati relawan atau tenaga kesehatan.

“Hari ini kami fokus melayani warga yang membutuhkan pemeriksaan langsung di lapangan. Banyak yang enggan datang ke puskesmas karena jarak, kondisi pascabencana, dan keterbatasan transportasi,” kata Ihsan. Kendala utama yang dicatat tim adalah luasnya wilayah kerja Puskesmas Sungai Iyu sehingga warga cenderung menunda pemeriksaan, serta minimnya tenaga kesehatan yang siaga di beberapa posko yang sudah ditinggalkan.

Dari 45 pasien yang ditangani Tim B pada 22 Desember 2025, tercatat 26 laki-laki dan 19 perempuan, dengan sebaran usia mulai dari balita hingga lansia. ISPA menjadi penyakit tertinggi dengan 18 kasus, disusul keluhan lain yang lazim muncul pascabencana, termasuk gangguan kulit. “Tidak ada kasus yang memerlukan rujukan hari ini. Seluruhnya dapat ditangani di lokasi layanan,” ujar Ihsan.

Tim juga mencatat, hingga hari pelaporan, layanan kesehatan reproduksi serta promosi kesehatan belum dilakukan. Adapun kebutuhan yang dinilai mendesak adalah penguatan layanan kesehatan di wilayah kerja serta ketersediaan obat untuk gangguan kulit, yang kerap muncul akibat kontak dengan air kotor dan kondisi sanitasi pascabanjir.

Operasi lapangan ini melibatkan 10 personel EMT yang terdiri atas tenaga medis dan penunjang, dokter, perawat, bidan, tenaga kefarmasian, serta mahasiswa profesi kedokteran yang bertugas bergilir mengikuti kebutuhan di titik layanan.

EMT Unismuh Makassar dijadwalkan melanjutkan misi kemanusiaan di Aceh Tamiang hingga 30 Desember 2025, dengan fokus pada layanan kesehatan dasar, mobile clinic, dan perluasan akses pemeriksaan bagi warga di wilayah yang masih sulit dijangkau.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UNISMUH MAKASSAR

Leave a Reply