Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Adab dalam Menuntut Ilmu Lahirkan Berkah

×

Adab dalam Menuntut Ilmu Lahirkan Berkah

Share this article

Oleh: Budi Winarto*

KHITTAH. CO – Pengaruh lingkungan serta budaya telah membawa kemajuan dan menciptakan tatanan hidup baru bagi manusia utamanya. Ini dampak dari teknologi yang berkembang. Pengaruhnya bisa mempercepat sesuatu yang biasanya lambat dan mendekatkan segala sesuatu yang tadinya jauh. Dengan segala kemudahannya, setiap aspek kehidupan bisa dijangkau lebih menarik, mudah dan praktis, termasuk di dalamnya ruang informasi dan ilmu pengetahuan.

Pesatnya teknologi tentu membawa kabar baik dan buruk bagi alam semesta beserta isinya, terkhusus manusia. Manusia yang bersinggungan langsung dengan perkembangan pada setiap harinya tak pelak akan menerima konsekuensi logis dari efek positif maupun negatif kemajuan teknologi tersebut.

Khusus dalam mencari ilmu, di era sekarang tidaklah seperti zaman dahulu, harus mengorbankan waktu, pikiran, tenaga bahkan harta benda. Hari-hari secanggih ini, mencari ilmu cukup dengan memiliki handphone android atau laptop, ada paket data internet, hampir semua keilmuan yang ingin diketahui tersaji di sana. Begitu banyak bank data yang disajikan sehingga apa pun yang kita butuhkan pastilah bisa terjawab. Begitulah dampak positifnya.

Dampak negatif juga tak kalah ngeri, mulai dari dampak sosial seperti sifat malas karena adanya kecanduan yang berlebihan. Begitu pula kualitas hubungan sosial jadi menurun karena terabaikannya interaksi tatap muka. Di sisi lain, dampak seperti kesehatan, ekonomi, dan lingkungan tentu juga terpengaruh atas kemajuannya. Belum lagi konten negatif yang tidak bisa terhindar, sehingga bisa merusak moralitas seperti hadirnya kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan, serta penipuan.

Hal buruk lain ketika informasi terbuka dan segala akses yang diperlukan tersedia, khusus pencari ilmu seolah dimanjakan meskipun tanpa usaha maksimal. Tugas-tugas sekolah yang selayaknya melalui proses belajar yang sungguh-sungguh jadi disepelekan karena hampir dari semua jawaban dari pertanyaan pada satuan mata pelajaran sebagai alat ukur keberhasilan, sudah disediakan jawaban melalui kemajuan teknologi tersebut. Hal-hal semacam ini juga bisa disebut sebagai ketergantungan teknologi, sehingga menyebabkan hilangnya ketrampilan dan kerja keras untuk menuntut ilmu.

Kita tidak bisa menghindar dari arus perubahan, tetapi kita juga bisa memilah mana yang baik dan buruk bagi kita ke depannya. Semua ada dalam kendali kita. Jika, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik, tentu ia akan menjadi penunjang keberhasilan. Tetapi jika tidak, maka kita akan terseret ke arus kecanduan dan ketergantungan sehingga arus teknologi menjadi sesuatu yang tidak bisa terkendalikan namun mengendalikan diri kita.

Belajar dari hal tersebut, alangkah bijaknya ketika kita ingin mencari ilmu, carilah secara langsung, baik itu melalui pondok pesantren atau pun di lembaga pendidikan yang resmi semacam sekolah. Karena bagaimanapun, mencari ilmu secara lansung dan instan/melalui media sosial itu sangatlah berbeda.

Mencari ilmu yang diperoleh dari guru secara langsung, meskipun berproses, tetapi dengan proses itulah bisa mematangkan keilmuannya dengan tanpa keraguan. Selain sanad keilmuan baik akademik maupun non-akademik yang jelas, bersambung dan tidak terputus, juga ketika ada keraguan pemahaman atas apa yang ia pelajari, bisa langsung ditanyakan. Pencarian ilmu melalui guru secara langsung, ada hal yang bisa membuka tabir untuk mendapatkan keberkahan. Meskipun, sang pencari ilmu itu memiliki keterbatasan dalam pemahaman. Tak jarang seseorang bisa sukses karena faktor keberkahan dari tindakan yang dilakukan. Apa itu yang menyebabkan? Adab dan akhlak.

Ternyata adab dan akhlak dalam mancari ilmu itu sangat berpengaruh, baik bagi pemahaman, terutama untuk mendapatkan keberkahan. Pencari ilmu yang memiliki adab dalam pencariannya akan meninggalkan jejak yang terukir sempurna di batin, baik guru yang mengajar maupun pelaku pencari ilmu itu sendiri. Adab itu terkait etika dan sopan santun. Pencari ilmu yang memiliki adab akan berbicara dan berperilaku serta berbuat yang terbaik untuk mendapatkan rida gurunya. Beradab berarti juga patuh dalam menjalankan tata krama sesuai aturan yang berlaku.

Sedangkan akhlak seseorang dalam mencari ilmu tercermin dalam sifat dan karakternya. Sifat atau karakter seperti kebaikan, keadilan, dan kebijaksanaan serta kualitas moral, termasuk di dalamnya kejujuran dan kasih sayang semua termasuk dari akhlak dalam mencari ilmu. Dampaknya, seseorang yang bisa menyandingkan akhlak dalam mencari ilmu maka ia sesungguhnya menciptakan suasana tenang dalam dirinya, bisa berkonsentrasi untuk memahami setiap dari apa yang diajarkan, dan bisa belajar dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk menjaga amanah menjadi seorang pencari ilmu.

Lalu bagaimana adab dan akhlak saat mendapat ilmu, baik agama atau ilmu umum saat di media sosal? Apakah ada? Jawabannya ada. Pertama yang harus dipastikan bahwa sumber informasi yang digunakan harus terpercaya, akurat ,dan bisa dipertanggungjawabkan. Kedua menghormati hak cipta, jangan melakukan plagiarisme atau menggunakan informasi tanpa izin, jujur, dan transparan serta menggunakan ilmu untuk kebaikan. Begitulah adab dan akhlak saat kita mendapat informasi tentang ilmu di media sosial.

Oleh karena itu, sangatlah dianjurkan saat mencari ilmu baik secara langsung maupun instan melalui media sosial, harus lah beradab dan berakhlak. Adab terkait perilaku dan tindakan, sedangkan akhlak lebih terkait dengan kualitas moral dan karakter seseorang. Barang siapa yang bisa menyandingkan keduanya maka Insyaallah keberkahan ilmunya akan menuntun kesuksesan.

Wallahu a’lam bishawab

*Penulis kelahiran Kab. Malang yang tinggal di Kab. Mojokerto, Jawa Timur

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply