Khitah.co, Makassar – Dua Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menorehkan prestasi akademik membanggakan. Mereka adalah Nurul Alisia dari Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) dan Kurniawan dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Ketua Himpunan Mahasiswa PG PAUD Unismuh, Nurul Alisia, lulus tanpa skripsi, berkat artikelnya yang terbit di jurnal Sinta 2. Ia mendiseminasikan artikel penelitiannya pada Kamis, 8 Mei 2025, sementara Kurniawan mengikuti ujian skripsi pada Senin, 19 Mei 2025.
Profil Dua Aktivis
Nurul Alisia memaparkan hasil riset berjudul “The Influence of Applying the Problem Based Learning Model on High Order Thinking Skills in Early Childhood” yang menunjukkan pengaruh positif pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) anak usia dini. Ia dibimbing oleh Aliem Bahri dan Arie Martuty, serta diuji oleh Dr. Tasrif Akib, Dr. Aliem Bahri, Dr. Intisari, dan Muh. Yusran Rahmat, M.Pd.
Lulusan SMA Negeri 6 Makassar ini dikenal aktif berorganisasi sejak remaja. Di Unismuh, ia menjabat Ketua Umum HIMA PG-PAUD, pengurus PIKOM IMM FKIP, serta Wakil Menteri Kesehatan BEM Unismuh. Ia menyelesaikan studi dalam tempo 3 Tahun 8 Bulan.
“Saya percaya bahwa pendidikan yang layak dan organisasi adalah kombinasi penting untuk menjadi guru yang berkualitas,” ujarnya, Selasa, 20 Mei 2025.
Sementara itu, Kurniawan berasal dari Kelurahan Tanuntung, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba. Dengan IPK 3,91, mahasiswa PGSD ini lulus dalam masa tempuh 3 Tahun 8 Bulan.
Ia mengangkat judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas V SD 131 Bontobana Kabupaten Bulukumba”
Kurniawan pernah menjabat sebagai Anggota Bidang Sumber Daya Mahasiswa serta Ketua Umum HMP PGSD Unismuh Makassar.
Alumnus SMA Negeri 6 Bulukumba ini dikenal tekun dan berdedikasi dalam membangun kapasitas kepemimpinan mahasiswa di daerah. “Organisasi memberi saya ruang belajar, tapi saya tetap menjadikan akademik sebagai prioritas,” ungkapnya.
Harapan Pimpinan Kampus
Wakil Dekan III FKIP Unismuh, Dr. Muhammad Akhir, menyebut capaian keduanya sebagai bukti bahwa mahasiswa yang aktif di organisasi justru memiliki kapasitas akademik yang kuat.
“Ini menjadi contoh nyata bahwa kegiatan kemahasiswaan tidak menghambat, justru mengasah keterampilan manajerial, berpikir kritis, dan kedewasaan akademik,” ujarnya.
KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL
