KHITTAH.CO, Makassar- Khittah sempat memintai tips dari salah satu alumni Daurah Tahfidz dan Tadabbur Al-qur’an yang dihelat Pesantren Mahasiswa KH. Djamaluddin Amien (Pesmadina) Unismuh Makassar, Ahmad Zulkifli. Ia memberikan beberapa tips yang dilakukan untuk mencapai target hafalan.
Terlebih dahulu, kata dia, harus mengetahui kemampuan menghafal. Kedua, menghubungkan ayat satu dengan ayat selanjutnya kemudian sering-sering mengulangnya.
“Yang ketiga, apabila cukup satu halaman, harus memperdengarkan atau menyetor ke teman untuk dikoreksi,” ungkap Mahasiswa Semester 5 Ma’had Al-Birr Unismuh Makassar ini.
Setelah menghafal, ia menekankan, jangan terburu-buru untuk pindah ke ayat selanjutnya. Itu karena pengulangan perhalaman atau perlembar akan membuat hafalan lebih kuat, sehingga tidak mudah dilupa.
Lebih lanjut, ia mengatakan, kecepatan menghafal itu adalah karunia . “Karena itu, bersyukurlah teman-teman yang cepat dalam menghafal Al-qur’an,” ujar Ahmad.
“Kalau pun susah dalam menghafal harus memperbanyak bersabar dan berusaha, karena itu juga merupakan karunia,” ujar dia.
Alhamdulillah, Pesmadina Unismuh Makassar kembali akan menggelar Daurah Tahfidz dan Tadabbur Al-qur’an yang pernah diikuti oleh Ahmad Zulkifli.
Daurah tersebut akan dihelat pada Ramadan, tepatnya, Sabtu–Senin, 25 Maret-3 April 2023. Untuk diketahui, daurah berarti pelatihan.
Dalam forum yang akan dihelat Pesmadina Unismuh tersebut, peserta akan dilatih untuk memperdalam pemahaman (tadabbur) dan mengahafal Al-qur’an.
Kegiatan ini mengusung tema “Meneguhkan Generasi Islam Berkemajuan dalam Bingkai Spirit Al-qur’an”. Daurah ini akan diikuti oleh peserta berusia 9-20 tahun.
Nantinya, selain menghafal dan tadabbur Al-qur’an, peserta juga akan mendapatkan bimbingan tahsin dan pendampingan muroja’ah (penguatan) hapalan setelah menjadi alumni Daurah Tahfidz Al-qur’an.
Hisbullah Salam selaku ketua panitia pelaksana menyampaikan bahwa pelaksanaan pelatihan ini telah masuk tahun ketiga.
Saat ini, panitia telah melakukan persiapan untuk pembentukan tim muhafidz/ah yang nantinya akan mengontrol target hafalan setiap peserta.
Para muhafidzh/ah senantiasa melakukan evaluasi atas kondisi hafalan peserta dan kendala yang dihadapinya.
Para pendamping hapalan itu juga akan memberikan metode untuk memperbaharui niat awal peserta untuk menghafal Al-qur’an.
“Hal itu dilakukan agar pelatih berjalan lancar sesuai dengan target hafalan, yaitu dalam jangka waktu 10 hari,” tambah Hisbullah.
Sementara itu, Kiai Pembina Pesmadina, Abbas Baco Miro mengatakan pelatihan ini harus dilakukan untuk penguatan generasi Islam.
Pasalnya, menghafal dan memahami Al-qur’an, mampu mengokohkan generasi Islam yang kini dinilai rentan.
Ia mengutip Hadis Rasulullah yang mengatakan “Sesungguhnya Allah akan mengangkat umat ini dengan Al-qur’an dan menghinakan suatu kaum karena mengabaikan Al-qur’an”.
Karena itulah, peserta diharapkan memiliki kemampuan menghafal Al-qur’an dengan mengawali bacaan yang baik dan benar.
“Tidak hanya itu, peserta juga diharapkan dapat mengulang-ulangi dan mengambil hikmah setiap kali men-tadabburi Al-qur’an,” tutup Abbas.
Reporter: Sumarni- Kontrinbutor Pesmadina Unismuh Makassar