KHITTAH.CO, Makassar-Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Ambo Asse, mengaku, dirinya selalu merasa gembira setiap kali Majelis Tarjih dan Tajdid menggelar kegiatan.
“Saya selalu merasa gembira setiap acara Tarjih. Apa lagi, saya lihat kali ini pesertanya banyak sekali. Dan alhamdulillah, kalau yang lalu-lalu, tidak pernah terlibat yang putri, kali ini ada putri. Kebanyakan peserta juga masih muda-muda,” kata dia.
Ia mengatakan, MTT PWM Sulsel selalu menggelar kegiatan yang membahagiakan dan menggembirakan. Selain itu, dirinya juga mengaku memilih ikatan psikologis yang membuatnya bernostalgia dengan MTT.
Dalam sambutannya, Prof Ambo membeberkan, dirinya pernah menjadi Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid di zaman Kiai Ma’mur Ali menjadi Ketua MTT PWM Sulsel.
Hal ini disampaikan dalam Training of Trainer Kader Tarjih Tingkat Wilayah MTT PWM Sulsel, Jumat, 9 September 2022 di Aula Pesmadina Unismuh Makassar.
“Kala itu, Kiai Jalaluddin Sanusi sebagai sekretarisnya, saya wakilnya. Saat itu, saya ingat, kami juga membuat pelatihan yang seperti ini. Saya yang buat proposalnya, Pendidikan Tarjih, tiga bulan, setiap Sabtu Ahad. Alumninya, termasuk Prof Irfan Idris, meski bukan Muhammadiyah,” tutur Ambo.
Prof Ambo mengatakan, saat itu, dirinya juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Tablig. “Kalau Majelis Tablig, kami keliling-keliling juga melatih mubalig-mubalig. Alhamdulillah, saat ini Majelis Tarjih dan Majelis Tablig masih terus aktif sampai saat ini,” kata dia.
Ia menyebut, sebagai gerakan berkemajuan, sudah seharusnya majelis dan lembaga di struktur Muhammadiyah terus bergerak melaksanakan program pencerahan.
“Kita bersyukur, karena baru-baru ini, Majelis Tarjih dan Lembaga Pesantren Sulsel mendapat penghargaan dari Pimpinan Pusat, diakui secara nasional. Kita memang harus terus bergerak, harus berkemajuan. Jangan sampai disebut-sebut berkemajuan tapi tidak ada yang maju-maju,” ungkap Ambo.
Ia menegaskan, Muhammadiyah Sulawesi Selatan harus selalu bergerak, tidak boleh ada yang terhenti. “Kita berharap semuanya ada peningkatan, karena alhamdulillah, di periode ini, majelis-lembaga ada peningkatan, meski ada yang kayaknya tidak mau melangkah, cuma menghadiri kegiatan nasional,” ujar Ambo.
Terkenang Kiai Abdullah Renre
Saat memberikan sambutan, Prof Ambo juga sempat terkenang mendiang Kiai Abdullah Renre, Wakil Ketua PWM Sulsel periode ini yang mengoordinatori MTT hingga akhir hayatnya.
Ia mengapresiasi almarhum Kiai Abdullah Renre yang mendampingi Majelis Tarjih selama lima tahun. Ia menyebut, Kiai Abdullah berjasa dalam keaktifkan Majelis Tarjih Sulsel yang terus terjaga hingga kini.
Ambo membeberkan, dirinyalah yang meminta Kiai Abdullah untuk mengubungi Kiai Jalal supaya bersedia menjadi Ketua MTT PWM Sulsel.
“Saya beritahu almarhum Kiai Abdullah Renre, sampaikan ke Kiai Jalal, tidak boleh menolak. Karena Kiai Jalal juga yang pertama minta saya, Jangan lepas itu tongkat, saat di Musywil saya suara terbanyak,” beber Ambo.
Ia berharap, Majelis Tarjih dan Tajdid tetap aktif hingga akhir periode bahkan setelah Musywil untuk periode selanjutnya.
“Siapa pun nanti Ketua PWM, Koordinator, dan Ketua Majelis Tarjihnya. Yang pasti, Musyawarah Tarjih yang tersisa satu, yang tidak sempat dijalankan karena Covid tadi, harus selalu ada di pikiran Majelis Tarjih. Di periode depan, itu yang pertama harus dilakukan Majelis Tarjih,” tegas Ambo.