Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ArsipBeritaMuhammadiyah

Anda Kader Muhammadiyah? Ini Tugas Anda

×

Anda Kader Muhammadiyah? Ini Tugas Anda

Share this article
Suasana Kajian IMM Makassar Timur

KHITTAH.co – Kader Muhammadiyah diwajibkan ber-amar ma’ruf nahi munkar. Itulah alasan utama KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, dengan menjadikan surat Ali Imran ayat 104 sebagai rujukan.

Hal itu diungkapkan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dahlan Lamabawa M.Ag., ketika didaulat membawakan Kajian Rutin Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar Timur (Maktim) di Masjid Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam), Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Jumat sore (20/1/2017). Tema kajian yang dibawakan yakni “Teologi dan Filosofi Muhammadiyah”.

“Sebelum belajar Islam ke Mekah, nama Kiai Dahlan adalah Muhammad Darwis. Nama itu identik dengan sikap kritis dan perlawanan. Sepulang dari Mekah, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan, dan menjadi lebih tawadu dan kharismatik dalam mengembangkan Islam,” jelas Mantan Ketua Umum PC IMM Makassar Periode 1997-1999 ini.

Kiai Dahlan juga aktif memerangi Takhayul, Bid’ah, dan Churafat (TBC). “Bahkan saat keluarganya menyimpan sesajen di pohon, ia mengambil sesajen tersebut. Tapi ia tetap tak terkena kutukan sebagaimana yang diyakini orang sekitarnya,” tambah Dahlan Lamabawa.

Ia juga menguraikan sejarah ketika Nabi Muhammad saw melaksanakan ritual qunut. Qunut dilaksanakan oleh Nabi saat mengalami kendala besar dalam Perang Badar. “Seperti saat aksi 212, Umat Islam melaksanakan qunut, karena bangsa ini sedang mengalami kendala besar. Spiritnya adalah kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir,” urai Dosen Unismuh Makassar ini.

“Saya harap semoga kajian ini, bisa terus berlanjut. Cabang ini juga bisa lanjut untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah, karena inilah cikal bakal IMM disetiap Kampus,” tutup Dahlan Lamabawa.

Kegiatan ini dihadiri peserta dari PC IMM Maktim, Komisariat UMI dan UNHAS.

MUHAMMAD BASRI LAMPE

Baca juga: Makna Bermuhammadiyah (Bagian 1)

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply