KHITTAH.co, TANA TORAJA – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tana Toraja menggelar dialog ideologi dirangkaikan dengan buka puasa bersama di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) Tana Toraja Selasa, 12 April 2022.
Dialog ideologi Muhammadiyah ini resmi dibuka oleh Rony selaku Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tana Toraja dan dihadiri oleh segenap kader Angkatan Muda Muhammadiyah Tana toraja.
“Mewakili Muhammadiyah, saya sangat bersyukur sekaligus bangga serta mengapresiasi AMM Tana Toraja yang sudah berinisiatif mengadakan dialog ideologi Muhammadiyah ini,” ungkap Rony.
Ia mengatakan, selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dirinya menaruh harapan besar kepada AMM untuk menjaga ideologi Muhammadiyah ditengah – tengah gempuran zaman yang sangat masif perubahannya.
Terlebih, di zaman yang tidak terarah seperti kini, sehingga tidak akan muncul beban pikiran terkait estafet kepemimpinan Muhammadiyah di masa yang akan datang.
“AMM Tana Toraja harus tetap solid dan kreatif, sehingga tidak ada kompetisi di AMM Tana Toraja kecuali dalam ranah fastabiqul khairat,” ungkap Rony berpesan kepada AMM Tana Toraja.
Tumbuh berkarakter bersama muhammadiyah adalah materi pertama yang disajikan dalam dialog tersebut.
Materi ini dibawakan oleh Sekretaris Bidang Kader PD Pemuda Muhammadiyah Tana Toraja, Ilham Sandewa yang di moderatori oleh Ramadhan Palimbong.
Dalam paparannya, ilham Sandewa menuturkan bahwa terdapat lima karakter Muhammadiyah yang perlu terus diimplementasikan di tengah banyak gelombang perubahan.
“Para pendiri dan penjaga Muhammadiyah juga selalu meletakkan pemikiran yang sering kita sebut dengan ideologi Muhammadiyah,” kata Ilham.
Ditegaskan oleh ilham, lima karakter muhammadiyah yang harus melekat dalam diri kita yatitu : Pertama karakter islam, kedua krakter dakwah, ketiga karakter tajdid, keempat karakter washatiyah, dan yang terakhir adalah Muhammadiyah nonpolitik praktis.
Selanjutnya, Ketua Umum PC IMM Tana Toraja, Indra Darius Kala yang turut menjelaskan materi yang kedua yaitu bergerak dan mencerahkan, mengajak peserta dialog kembali merefleksi teologi Al-ma’un.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak peserta merefleksi tiga pilar yang terkandung dalam ideologi Muhammadiyah yang menjadi dasar gerakan Persyarikatan Muhammadiyah
Lebih lanjut, Ketua Umum IMM Tana Toraja itu menjelaskan, ketiga pilar dari teologi Al-maun tersebut antara lain, pertama pilar kesehatan sebagai dasar berdirinya rumah sakit Muhammadiyah di seluruh indonesia.
Pilar kedua adalah pilar pendidikan juga menjadi dasar berdirinya sekolah serta perguruan tinggi Muhammadiyah yang tercatat telah 162 perguruan tinggi Muhammadiyah tahun 2020.
Pilar yang ke tiga adalah pilar sosial sebagai cikal bakal berdirinya berbagai pelayanan sosial di internal kuhammadiyah seperti panti jompo dll.
Tidak hanya itu, materi ketiga yang dibawakan langsung oleh Ketua Pemuda Muhammadiyah Tana Toraja, Ahmad Bhartanamal.
ia menuturkan, lemahnya identitas, visi, komitmen, serta pengabdian anggota atau pimpinan Muhammadiyah diakibatkan karena lemahnya ideologi seorang kader.
Oleh karena itu, lanjut Ahmad, perlu revitalisasi ideologi Muhammadiyah di segala level pimpinan dan amal usaha Muhammadiyah.
Kegiatan tersebut ditutup dengan dialog antara peserta dan narasumber (Sandewa/ Fikar).