Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Antisipatif, Kades Bambangan Gandeng MDMC Gowa Siapkan Pemuda Tangguh Bencana

×

Antisipatif, Kades Bambangan Gandeng MDMC Gowa Siapkan Pemuda Tangguh Bencana

Share this article
Saifuddin, Kepala Desa Bambangan, Malunda, Majene, Sulbar

KHITTAH.co, Majene- Kepala Desa Bambangan, Saifuddin melaporkan pihaknya menggangdeng Muhammadiyah Disaster Managment Center (MDMC) Gowa untuk mengantisipasi terjadi bencana di kawasan Desa Bambangan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Diketahui, dua tahun terakhir ini, kawasan tersebut kerap dilanda bencana. Terlebih, gempa kembali sempat menggoyang Sulawesi Barat pada Rabu, 8 Juni 2022 kemarin.

“Rabu kemarin kan kita rasakan juga di sini gempa. Warga di sini sangat trauma dengan gempa. Demi kewaspadaan, kami fasilitasi warga untuk mengungsi dengan mendirikan tenda pengungsian di Lapangan SDN Bambangan,” Lanjut Saifuddin.

Selain itu, pihaknya juga berinisiatif untuk membentuk Pemuda Desa Tangguh Bencana. Hal ini, ungkap Saifuddin, berdasarkan hasil koordinasi dengan relawan MDMC yang masih ada di Bambangan sejak Januari 2021 lalu

“Kami juga sudah berkoordinasi secara vertikal dengan Pemkab Majene, instansi terkait seperti BPBD Majene, dan dinas sosial, ” Kata Saifuddin, Kades dua periode ini.

Lebih lanjut, Saifuddin menerangkan, tugas pemuda tangguh tersebut untuk melakukan upaya mitigasi kebencanaan.

“Hari ini, bersama MDMC, mereka membangun talud karung pasir di Jembatan Desa Sungai Bambangan. Meskipun ini sifatnya sangat sementara dan tidak dapat bertahan lama, setidaknya talud karung pasir di jembatan ini dapat menahan timbunan pada badan oprit jembatan sehingga bisa dilintasi warga,” ungkap Saifuddin

Alumni UIN Makassar ini melanjutkan, langkah berikutnya yang akan dilakukan yakni program penanaman berbagai jenis pohon di bantaran Sungai Bambangan.

Saat ini, pihaknya juga sedang mengupayakan adanya lokasi seperti lapangan yang datar untuk dapat dijadikan tempat pengungsian sementara jika tiba tiba terjadi bencana pada masa tanggap darurat.

“Di beberapa titik strategis juga akan kita pasang papan bicara permanen sebagai penunjuk arah evakuasi saat masa tanggap darurat,” tutup Saifuddin.

Diketahui, sejak awal 2021, kawasan ini merupakan episentrum gempa 6,2 SR. Belum lagi, longsor yang mengakibatkan kerusakan ratusan rumah warga, rumah ibadah, dan sekolah.

“Dampak kerusakan yang masih dirasakan hingga saat ini sistem air bersih, kami disini menggunakan SPAM bersumber dari mata air didalam hutan itu 96 % rusak berdasarkan panjang lintasan pipa 8400 meter,” ungkap Kepala Desa Bambangan, Saifuddin.

Bencana berikutnya yang sempat melanda adalah Banjir Bandang yang terjadi pada 25 Mei 2022 lalu. Saifuddin melaporkan, banjir bandar dan longsor tersebut menghanyutkan 5 unit rumah warga, merendam 3 dusun yaitu Dusun Bambangan, Dusun Tabolo Utara, dan Tabolo.

“Seluruh warga terpaksa mengungsi hingga tujuh hari. Banjir dan longsor ini juga berakibat pada rusaknya tanaman perkebunan warga, seperti tanaman jangka panjang, durian, kelapa, kemiri, juga tanaman jangka pendek seperti cabai keriting, serta menghanyutkan hewan ternak warga dusun Bambangan,” kata Saifuddin.

Banjir dan Longsor ini, lanjuit Saifuddin juga mengakibatkan terisolirnya dua dusun di atas gunung, yakni Dusun Bunga dan Dusun Batususun. Ini akibat longsoran sepanjang 150 meter yangb menutup jalan poros Desa Bambangan.

Dampak paling parah adalah putusnya Jembatan Desa Bambangan yang selama ini menjadi akses satu satunya menuju Bambangan.

“Karena jembatan putus, beberapa warga terpaksa berenang ke seberang sungai, menantang derasnya arus sungai yang lumayan dalam,” sambung Saifuddin yang juga salah satu Wakil Ketua DPD APDESI Kab. Majene ini.

(Rls/ Fikar)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply