KHITTAH.CO, Makassar – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar kembali menyelenggarakan pameran bertajuk “Art The Seen Exhibition” pada 28–30 Juni 2025, bertempat di Jeger Barber & Coffeeshop.
Pameran ini menjadi bagian dari pemenuhan tugas akhir mata kuliah Studi Penciptaan, sekaligus bentuk unjuk karya menjelang ujian skripsi.
Ketua panitia, Hadi Wicaksono, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi ruang aktualisasi mahasiswa dalam menampilkan hasil proses kreatif mereka.
“Pameran ini dilaksanakan sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Penciptaan dan menjadi bagian dari evaluasi akhir sebelum ujian skripsi,” ujarnya.
Kurator pameran, H. Irsan Kadir, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya saat pembukaan menyampaikan bahwa Art The Seen Exhibition bukan sekadar pameran seni biasa. Ia menyebut pameran ini sebagai ruang apresiasi yang merepresentasikan kedalaman proses penciptaan karya oleh tiga mahasiswa peserta: Gugun Gunawan, Alamsyah, dan Nur Rahmiyanti Firman.
“Art The Seen bukan hanya ajang unjuk karya, tetapi sebuah undangan untuk menyelami dimensi keindahan dan kebenaran yang tersembunyi dan hanya dapat dijangkau oleh mata hati. Karya-karya mereka menunjukkan bagaimana seorang seniman mampu melihat apa yang tak kasat mata bagi orang lain,” ujar Irsan
Ketiga seniman muda ini menampilkan gaya dan pendekatan yang berbeda dalam berkarya. Gugun Gunawan, misalnya, menghadirkan tema Budaya sebagai bentuk refleksi dari kesehariannya yang dekat dengan kesenian dan tradisi lokal. Ia memilih akrilik di atas kanvas sebagai media ekspresinya.
“Saya banyak terinspirasi dari kehidupan sehari-hari yang lekat dengan seni dan budaya. Itu yang mendorong saya mengangkat tema budaya,” tutur Gugun.
Sementara itu, Alamsyah mengeksplorasi kisah-kisah hewan dalam Al-Qur’an sebagai dasar narasi visualnya. Dengan menggunakan media kayu, ia menyajikan karya-karya yang sarat makna edukatif sekaligus estetis.
Lain halnya dengan Nur Rahmiyanti Firman, atau yang akrab disapa Nako. Ia menghadirkan karya bertema The Struggle to Purpose menggunakan teknik mix media. Lewat karya tersebut, Nako merefleksikan perjalanan spiritual dan emosional dalam menemukan dan mengejar tujuan hidup.
“Setiap unsur dalam karya saya menggambarkan proses perjuangan mencapai mimpi dan tujuan hidup. Saya ingin menyampaikan bahwa tiap tantangan dalam hidup punya makna tersendiri,” jelas Nako.
Lebih dari sekadar menampilkan lukisan, pameran ini mengajak pengunjung menyelami proses kreatif di balik tiap karya. Goresan demi goresan bukan hanya ekspresi artistik, tetapi juga narasi kehidupan.
Salah satu pengunjung, Tita, mengaku terkesan. “Setiap karya yang dipamerkan luar biasa dan memukau. Saya merasa beruntung bisa menyaksikan langsung dan berdialog dengan para senimannya,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Rusna. “Ini pertama kali saya datang ke pameran seni. Karyanya cantik, lucu, dan warna-warnanya cerah. Semua punya cerita dan deskripsi yang mendalam. Rekomended banget,” katanya.
Pengunjung lain, Hije, mengaku mendapat pengalaman baru dari pameran ini. “Saya pikir seni rupa itu cuma melukis dan menggambar. Ternyata bisa dieksplorasi luas. Keren banget melihat bagaimana para seniman merangkai peristiwa jadi karya.”
Dengan antusiasme pengunjung yang tinggi dan ragam karya yang inspiratif, Art The Seen Exhibition menjelma menjadi lebih dari sekadar pameran seni. Ia menjadi medium pertukaran ide, ruang refleksi, dan perayaan proses kreatif yang tak terbatas.