Oleh: Muhammad Chirzin*
Fenomena Bahasa
Manusia makhluk berbahasa. Manusia sedunia berbahasa. Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Setiap kelompok manusia mempunyai bahasa sendiri. Bangsa Indonesia memiliki ratusan bahasa suku atau daerah.
Bahasa adalah sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan, dan keadaan. Bahasa adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep real seseorang ke dalam pikiran orang lain. Bahasa adalah kesatuan sistem makna. Bahasa adalah kode yang digunakan untuk membedakan antara bentuk dan makna.
Bahasa adalah sistem tuturan yang dapat dipahami oleh masyarakat. Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Tujuh ciri bahasa: (1) sistematis, terpola, beraturan; (2) arbitrer, manasuka; (3) ucapan, vokal, berupa bunyi; (4) simbol, mengacu pada objeknya; (5) mengacu pada dirinya sendiri; (6) manusiawi, hanya dimiliki manusia; (7) kumunikasi, fungsi terpentingnya menjadi alat komunikasi dan interaksi.
Bahasa merupakan alat untuk menyatakan atau menyampaikan suatu pikiran yang merupakan hasil kerja akal di dalam otak. Bahasa terdiri atas bentuk/lafal dan arti/makna. Basis bahasa adalah kosakata. Setiap bahasa memiliki elemen sastra. Setiap kosakata memiliki makna lahir dan makna batin, makna hakiki dan makna majazi, makna dasar dan makna relasional.
Bahasa yang utama adalah yang lisan. Al-Quran diturunkan dalam bentuk bahasa lisan – Iqra` bismi rabbikalladzi khalaq – (QS 96:1). Bahasa tulis merupakan turunan bahasa lisan. Makna suatu kata lebih dekat pada yang lisan daripada yang tertulis.
Fazlur Rahman dan Bintusy Syathi` merekomendasikan pemahaman kosakata ayat-ayat Al-Quran sesuai penggunaan pada masa turunnya lalu mendialogkannya dengan realitas kekinian. (Alladzi ‘allama bil-qalam – QS 96:4).
Tuhan mengajarkan berbahasa, manusia mengembangkannya. (bahasa lisan, tulisan, isyarat. Ar-rahman, ‘allamal quran, khalaqal insan, ‘allamahul bayan – QS 55:1-4)
Tujuh tipe kalimat ala Protagoras; tindakan dalam menggunakan bahasa ala J.L. Austin; gaya bahasa ala Georgias: (1) narasi/pernyataan, (2) pertanyaan, (3) jawaban, (4) perintah, (5) laporan, (6) doa, (7) undangan.
Tugas Bahasa: (1) merefleksikan benda-benda (Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya… – QS 2:31), (2) menyampaikan gagasan atau pikiran (Sungguh Kami telah menjadikan Al-Quran ini mudah menurut bahasamu, supaya mereka ingat – QS 44:58), (3) membangkitkan emosi manusia (Orang-orang kafir berkata, “Janganlah dengarkan Al-Quran ini, tapi buatlah keributan terhadapnya, supaya kamu menang!” – QS 41:26), (4) mendorong agar manusia melakukan suatu tindakan (Katakanlah, “Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi…” – QS 10:101).
“Tanpa bahasa manusia tak berbeda dari anjing atau monyet.” (Aldous Huxley, sastrawan Inggris, 1894-1963).
Keunikan Bahasa Arab Al-Quran
Bahasa Arab adalah bahasa bangsa Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa umat Islam, karena Al-Quran, Hadis, Syahadat, Shalat, Haji, Dzikir, Doa dll berbahasa Arab. Al-Quran melestarikan Bahasa Arab.
Contoh kosakata bahasa Arab Al-Quran dan bentukannya.
- Sajada – yasjudu – sajid – sujud – masjid
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦٓۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢۚ بِئۡسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلٗا
(QS 18:50)
وَإِذۡ جَعَلۡنَا ٱلۡبَيۡتَ مَثَابَةٗ لِّلنَّاسِ وَأَمۡنٗا وَٱتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبۡرَٰهِۧمَ مُصَلّٗىۖ وَعَهِدۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيۡتِيَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلۡعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ
(QS 2:125)
فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ
(QS 15:98)
لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ
(QS 9:108)
- ‘alima – ya’lamu – ‘ilm – ‘alim – ‘ulama
۞لَّقَدۡ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَثَٰبَهُمۡ فَتۡحٗا قَرِيبٗا
(QS 48:18)
مَّا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا تَكۡتُمُونَ
(QS 5:99)
قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ
(QS 2:32)
وَلَا يَحۡزُنكَ قَوۡلُهُمۡۘ إِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًاۚ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
(QS 10:65)
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
(QS 35:28)
- Kataba – yaktubu – kitab – katib – maktub
قُل لِّمَن مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ قُل لِّلَّهِۚ كَتَبَ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَۚ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيهِۚ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ
(QS 6:12)
وَيَقُولُونَ طَاعَةٞ فَإِذَا بَرَزُواْ مِنۡ عِندِكَ بَيَّتَ طَآئِفَةٞ مِّنۡهُمۡ غَيۡرَ ٱلَّذِي تَقُولُۖ وَٱللَّهُ يَكۡتُبُ مَا يُبَيِّتُونَۖ فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
(QS 4:81)
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ وَإِنَّ فَرِيقٗا مِّنۡهُمۡ لَيَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
(QS 2:146)
۞وَإِن كُنتُمۡ عَلَىٰ سَفَرٖ وَلَمۡ تَجِدُواْ كَاتِبٗا فَرِهَٰنٞ مَّقۡبُوضَةٞۖ فَإِنۡ أَمِنَ بَعۡضُكُم بَعۡضٗا فَلۡيُؤَدِّ ٱلَّذِي ٱؤۡتُمِنَ أَمَٰنَتَهُۥ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥۗ وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ
(QS 2:283)
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلۡأُمِّيَّ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا عِندَهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَٰلَ ٱلَّتِي كَانَتۡ عَلَيۡهِمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
(QS 7:157)
Contoh sinonimitas dalam Al-Quran adalah sebagai berikut.
- Qira`ah, tilawah = membaca
وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
(QS 7:204)
وَأَنۡ أَتۡلُوَاْ ٱلۡقُرۡءَانَۖ فَمَنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهۡتَدِي لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن ضَلَّ فَقُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ
(QS 27:92)
- Insan, basyar = manusia
وَإِذَا مَسَّ ٱلۡإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوۡ قَاعِدًا أَوۡ قَآئِمٗا فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمۡ يَدۡعُنَآ إِلَىٰ ضُرّٖ مَّسَّهُۥۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلۡمُسۡرِفِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
(QS 10:12)
قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
(QS 18:110)
- Khauf, khasyyah, taqwa = takut
قُلۡ إِنِّيٓ أَخَافُ إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّي عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ
(QS 6:15)
وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا
(QS 4:9)
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
(QS 8:25)
Contoh nazham/sajak/puitika Al-Quran adalah sebagai berikut.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ قُمۡ فَأَنذِرۡ وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ
(QS Al-Muddatstsir 1-7)
وَٱلضُّحَىٰ وَٱلَّيۡلِ إِذَا سَجَىٰ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ وَلَلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لَّكَ مِنَ ٱلۡأُولَىٰ وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيكَ رَبُّكَ فَتَرۡضَىٰٓ أَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيمٗا فََٔاوَىٰ وَوَجَدَكَ ضَآلّٗا فَهَدَىٰ وَوَجَدَكَ عَآئِلٗا فَأَغۡنَىٰ
(QS Adh-Dhuha 1-8).
Al-Quran berbahasa Arab
- Alif lam, ra`. Inilah ayat-ayat Kitab Al-Quran yang jelas. Kami menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab, agar kamu dapat mengerti. (QS 12:1-2)
- Demikian Kami menurunkan Al-Quran sebagai peraturan yang sah dalam bahasa Arab. Kalau engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu disampaikan kepadamu, maka bagimu tak ada pelindung dan penjaga. (QS 13:37)
- Kami sudah tahu bahwa mereka berkata, “Yang mengajarkan Al-Quran itu hanyalah seorang manusia.” Bahasa orang yang mereka tuduhkan dengan tujuan jahat, bahasa yang asing, sedangkan Al-Quran ini bahasa Arab yang murni dan jelas. (QS 16:103)
- Demikianlah Kami menurunkannya, Al-Quran dalam bahasa Arab, dan Kami terangkan di dalamnya beberapa peringatan, supaya mereka bertakwa, atau membuat mereka ingat kepada Allah. (QS 20:113)
- Sungguh Al-Quran ini wahyu Tuhan semesta alam, Ruh yang dipercaya telah menurunkannya, ke dalam kalbumu, supaya kamu dapat memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS 26:192-195)
- Ialah Al-Quran dalam bahasa Arab, tanpa berliku-liku, supaya mereka bertakwa. (QS 39:28)
- Ha` Mim. Suatu wahyu dari Allah Maha Pemurah, Maha Penyayang. Sebuah Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan terinci, Al-Quran dalam bahasa Arab, bagi mereka yang mengerti. Pembawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, maka mereka tak mendengar. (QS 41:1-4)
- Sekiranya Kami jadikan Al-Quran dalam bahasa asing, niscaya mereka berkata, “Mengapa ayat-ayatnya tidak dijelaskan dengan terinci? Kitabnya bukan dalam bahasa Arab dan Rasulnya orang Arab?” Katakanlah, “Inilah petunjuk dan obat penyembuh bagi mereka yang beriman; dan mereka yang tidak beriman telinga mereka tuli, dan mata mereka buta terhadapnya. Mereka seolah dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS 41:44)
- Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu beri tahukan kepada penduduk ibu kota-kota, dan mereka yang di sekitarnya, dan mengingatkan mereka akan hari berhimpun yang sudah tak dapat diragukan. Sebagian mereka dalam surga, dan yang sebagian dalam api menyala. (QS 42:7)
- Ha` Mim. Demi Kitab yang sudah jelas. Kami menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu mengerti. (QS 43:1-3)
- Sebelum ini kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini kitab yang memperkuatnya dalam bahasa Arab, untuk mengingatkan mereka yang zalim, dan berita gembira bagi mereka yang berbuat kebaikan. (QS 46:12)
Tujuh Karakter Al-Quran
Karakter 1: Pesan perdana membaca.
Bacalah dengan nama Tuhanmu dan Penjagamu Yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah beku. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah, Yang mengajarkan kepada manusia menggunakan pena,- mengajar manusia apa yang tak ia ketahui. (QS 96:1-5)
Karakter 2: pembeda antara yang hak/baik/benar dan yang batil/jahat/palsu.
Perhatikanlah! Inilah Al-Quran yang membedakan perkataan yang baik dan yang jahat, dan sekali-kali bukanlah untuk senda gurau/hiburan. (QS 86:13-14)
Karakter 3: memesona.
Orang-orang kafir berkata, “Janganlah dengarkan Al-Quran ini, tapi buatlah keributan terhadapnya, supaya kamu menang!” (QS 41:26)
Karakter 4: lurus.
Segala puji bagi Allah, Yang telah menurunkan Kitab Al-Quran kepada hamba-Nya, dan tidak membuatnya berliku-liku. (QS 18:1)
Karakter 5: tidak saling bertentangan.
Tidakkah mereka memperhatikan Al-Quran? Sekiranya ia bukan dari Allah, pasti mereka dapati banyak pertentangan di dalamnya. (QS 4:82)
Karakter 6: dahsyat.
Sekiranya Al-Quran ini Kami turunkan ke atas sebuah gunung, sungguh, kau akan melihatnya merunduk dan terbelah karena takutnya kepada Allah. Perumpamaan demikian Kami berikan kepada manusia supaya mereka merenungkan. (QS 59:21)
Karakter 7: lautan tak bertepi.
Katakanlah, “Sekiranya lautan tinta untuk menuliskan kata-kata Tuhanku, pasti lautan akan habis sebelum habis kata-kata Tuhanku, sekalipun mesti Kami tambahkan tinta sebanyak itu.” (QS 18:109)
Kata Cendekiawan tentang Al-Quran
- Ayat-ayat Al-Quran bagaikan intan: setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dari apa yang terpancar dari sudut-sudut lain. Dan tidak mustahil, jika Anda mempersilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang Anda lihat (Abdullah Darraz).
- Al-Quran memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas. Ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru; tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal (Mohammed Arkoun).
- Tidak ada seorang pun dalam Islam yang mengklaim dirinya sebagai otoritas atas, dan menjadi penjaga terhadap pemahaman yang tepat mengenai Al-Quran. Seluruh umat Islam bertanggung jawab terhadap pengabadian, pengembangan pemahaman yang tepat dan implementasi ideal-ideal Al-Quran (Muhammad ‘Ata al-Sid).
- Al-Quran adalah “karya keagamaan”, kitab petunjuk. Untuk mencapai petunjuk itu kita harus menafsirkannya. Al-Quran adalah pesan Tuhan yang memiliki kode dan “saluran” berupa bahasa Arab. Kita membutuhkan analisis teks lebih dari disiplin filologi yang menempatkan Al-Quran sebagai teks poetik yang terstruktur. Al-Quran bukan teks puisi, melainkan teks keagamaan yang memiliki banyak fungsi (Navid Kermani).
- Al-Quran memiliki keampuhan bahasa yang tidak tertandingi, baik bentuk, gaya, maupun isi pesan yang dikandungnya. Kekuatan penggerak bahasa Al-Quran terletak pada kemampuan dan keampuhannya menghadirkan ide-ide ketuhanan, kemanusiaan dan wawasan kosmik, yang sama sekali baru dari kepercayaan paganisme Arab, yang sulit diingkari kebenarannya oleh nalar sehat dan hati yang jernih dan terbuka (Komaruddin Hidayat).
- Al-Quran adalah pengantin wanita yang menyembunyikan wajahnya. Bila engkau membuka cadarnya dan tidak mendapatkan kebahagiaan, itu karena caramu membuka cadar telah menipu dirimu sendiri. Apabila engkau mencari kebaikan darinya, ia akan menunjukkan wajahnya, tanpa perlu kaubuka cadarnya. (Jalaluddin Rumi).
- Al-Quran adalah jaring untuk menangkap jiwa manusia. Seperti ikan, manusia berenang dari satu tempat ke tempat lain, dan Tuhan memasang jaring ke dalam mana manusia terjerat, demi kebahagiaannya sendiri.” (Fritjof Schuon).
- “Jika Anda ingin berbicara dengan Allah, berdoalah, dan jika Anda ingin Allah berbicara dengan Anda, bacalah Al-Quran.” (M. Quraish Shihab).
- Penyebab kesalahan penafsiran Al-Quran: (1) subjektivitas mufasir; (2) kesalahan metode penafsiran; (3) kedangkalan ilmu alat bahasa Arab; (4) kedangkalan pengetahuan tentang pembicaraan ayat; (5) tidak memperhatikan konteks asbabun-nuzul; (6) tidak memperhatikan siapa pembicara dan kepada siapa pembicaraan itu. (M. Quraish Shihab).
- Rengkuhlah Al-Quran, niscaya Pemilik Al-Quran merengkuhmu.
- Cintailah Al-Quran, niscaya Allah swt mencintaimu.
- Tak seorang pun tahu rahasia
Hingga seorang mukmin
Ia tampak sebagai pembaca
Namun Kitab itu ialah dirinya sendiri.
(Mohammad Iqbal)
* Guru Besar Tafsir Al-Qur’an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Dosen Pascasarjana Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta