KHITTAH.CO, TAKALAR — Bantuan sapi sebanyak 40 ekor secara cuma-cuma kepada para petani di Takalar yang diserahkan secara simbolis pada peringatan HUT ke-58 Kabupaten Takalar, Februari 2018, merupakan wujud niat baik Pemerintah Kabupaten Takalar guna membantu para petani.
Bantuan tersebut berasal dari dana CSR (Coporate Social Responsibility atau Tanggung-jawab Sosial Perusahaan) Bank Sulselbar Takalar atas rekomendasi Pemerintah Kabupaten Takalar, yang disalurkan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Forum Informasi Komunikasi Kelompok Swadaya Masyarakat (FIK–KSM).
“Program bantuan sapi ini berangkat dari niat baik pemerintah untuk membantu para petani,” kata Ketua FIK-KSM, Nurlinda Taco, kepada wartawan di Takalar, Senin, 23 April 2018.
Penyaluran bantuan 40 ekor sapi (35 ekor di Kecamatan Mappakasunggu dan 5 ekor di Kecamatan Galesong Utara), berawal dari proposal yang diajukan oleh FIK-KSM kepada Bank Sulselbar Takalar pada bulan Juli 2017.
“Kami mengajukan proposal penyaluran dana CSR untuk bantuan 100 ekor sapi. Cukup lama proposal kami tidak ada balasan dan kabar beritanya dari Bank Sulselbar Takalar. Tiga bulan kemudian, tepatnya pada bulan Oktober 2017, barulah ada balasannya disertai beberapa coretan untuk revisi. Bank Sulselbar Takalar juga meminta surat persetujuan dan rekomendasi dari Pemkab Takalar. Setelah semua prosedur itu kami lalui, akhirnya Bank Sulselbar menyetujui pemberian bantuan sapi sebanyak 40 ekor dengan dana sebesar Rp340 juta,” tutur Nurlinda.
Bantuan CSR tersebut dialokasikan untuk Pembelian bibit Sapi sebanyak 40 ekor, yang disertai dengan Persiapan Sosial, Penguatan kapasitas kelompok dan biaya pendampingan selama tiga bulan itu kemudian disalurkan dengan memberikan bibit induk sapi sebanyak 40 ekor kepada para petani di Kecamatan Mappakasunggu dan petani di Kecamatan Galesong Utara.
Bibit induk sapi (betina) yang dibeli di Kabupaten Barru itu berusia sekitar 1,3 tahun sampai dengan dua tahun, dengan tinggi rata-rata 1,02 – 1,05 meter. Di sisi lain, petani diwajibkan menyediakan kandang dan pakan untuk pemeliharaan sapi hingga menjadi induk sapi untuk dikembang-biakkan.
“Sampai di sini tidak ada masalah. Yang jadi masalah kemudian adalah karena setelah sapi tersebut diserahkan kepada petani, ternyata kemudian ada yang mati yaitu sebanyak tujuh ekor. Itu terjadi satu bulan setelah penyerahan kepada petani,” urai Nurlinda.
Setelah dilakukan evaluasi mengenai penyebab matinya tujuh ekor sapi tersebut, diduga penyebabnya karena Faktor Alam dimana pada saat sapi-sapi itu diserahkan, hujan turun terus menerus yang membuat sapi-sapi tersebut kedinginan.
“Jadi bukan karena cacingan seperti tudingan yang kami dengar, karena kami mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Barru,” ungkap Nurlinda.
Sudah Sesuai Prosedur
Saat diundang menghadiri Rapat Dengar Pendapat di Komisi II DPRD Takalar, Rabu, 18 April 2018, yang juga dihadiri Pimpinan Cabang Bank Sulselbar Takalar dan Dinas Pertanian Kab. Takalar. Baik Syahrul Upe maupun Nurlinda Taco memberi penjelasan atas dua pertanyaan pokok yang diajukan oleh Anggota Dewan.
Pertanyaan pertama, apakah mekanisme penyaluran dana CSR oleh Bank Sulselbar Takalar sudah sesuai prosedur atau tidak, Syahrul Upe mengatakan semua tahapan sudah sesuai prosedur.
Pertanyaan kedua, terkait proses penyaluran dari FIK-KSM ke Kelompok Petani, Nurlinda Taco mengatakan, “Saya ceritakan kronologisnya sampai sapi diserahkan ke kelompok secara resmi tanggal 15 Februari 2018, bahwa sapi ada yang mati di Kelompok Assamaturu di Galut, karena luka-luka akibat gesekan saat dibawa dari Barru, lalu hujan terus, sehingga pada hari ke-3 ada 1 ekor sapi yang mati, tapi sudah digantikan oleh FIK-KSM, karena saat itu belum ada penyerahan secara resmi, jadi masih tanggung-jawab lembaga kami.”
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Komisi II DPRD Takalar kemudian meminta kepada FIK-KSM untuk membuat Berita Acara kematian dan menyampaikannya kepada Dinas Pertanian Kabupaten Takalar, sebagai bentuk pertanggung-jawaban.(Rls)