KHITTAH.CO, MAKASSAR – Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI, Wimboh Santoso, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, dan Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis, bersama-sama memukul gendang meresmikan Bank Wakaf Mikro (BWM) Ummul Mukminin ‘Aisyiyah, di Pondok Pesantren Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan, Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Jumat, 10 Mei 2019.
Wimboh santoso mengatakan, Bank Wakaf Mikro ‘Aisyiyah ini merupakan yang pertama di Sulawesi, untuk memperluas akses keuangan kepada masyarakat miskin sekaligus menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah.
“Tugas OJK bukan hanya memfasilitasi nasabah besar. Kalau nasabah besar sudah pintar, malah lebih pintar dari bank. Kalau masyarakat kecil, belum banyak yang memfasilitasi. Dalam catatan kami, masih ada 60% masyarakat yang belum memiliki akses ke bank. Disitulah peran Bank Wakaf Mikro,“ tambahnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi kiprah ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah dalam pemberdayaan umat. Salah satu contoh yang dikemukakan adalah keberhasilan Muhammadiyah melalui Unismuh Makassar memaksimalkan bantuan program jagung dari Kementerian Pertanian.
“Muhammadiyah sangat luar biasa, akademisinya ada, bantuannya pas, dan lahan ada. Sehingga, bantuan program berjalan, seperti jagung yang dikelola Unismuh sudah dapat mengekspor. Struktur jaringan sangat rapi dan terstruktur,” puji adik Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini.
Seusai pembukaan, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis, mengungkapkan, bahwa pendirian BWM Ummul Mukminin baru program perintisan (pilot project). BWM milik ‘Aisyiyah ini sebenarnya telah memperoleh izin beroperasi dari OJK sejak 3 Agustus 2018. Hingga Maret 2019, telah melayani 270 orang nasabah.
“Jika ini berhasil, kami berencana mereplikasi program ini ke seluruh level jaringan struktur Aisyiyah se-Sulsel. Aisyiyah Sulsel memiliki struktur organisasi yang rapi dan terstruktur hingga tingkat desa. Saat ini ‘Aisyiyah Sulsel memiliki 24 Pimpinan Daerah di level Kabupaten, 206 Pimpinan Cabang di tingkat kecamatan, dan 764 Pimpinan Ranting yang berbasis desa/ kelurahan,” urai Nurhayati, yang juga Dosen Fakultas Ekonomi UMI Makassar.
Nurhayati juga mengungkapkan sejumlah program pemberdayaan masyarakat yang selama ini telah dirintis ‘Aisyiyah. “Kami memiliki program pendampingan dalam bidang akidah, ibadah dan muamalah, termasuk bidang ekonomi, bagi masyarakat desa, yang programnya kami sebut Qaryah Thayyibah. Kami juga mendampingi perempuan-perempuan desa agar berdaya di sektor publik melalui program MAMPU,” tutup nakhoda ‘Aisyiyah Sulsel ini.(*)